RESPON ONSET DAN LAMA ESTRUS KAMBING SAPERA PADA BERBAGAI PARITAS SETELAH SINKRONISASI ESTRUS DENGAN HORMON PROSTAGLANDIN

  • Anita Chandra Puspita Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Indonesia
  • Chomsiatun Nurul Hidayah Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Indonesia
  • Mas Yedi Sumaryadi Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Indonesia
  • Dadang Mulyadi Saleh Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Indonesia
  • Aras Prasetiyo Nugroho Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto, Indonesia
Keywords: kambing Sapera, sinkronisasi estrus, onset, lama estrus

Abstract

Penelitian dilaksanakan di desa Kalikesur, kecamatan Kedungbanteng, kabupaten Banyumas, provinsi
Jawa Tengah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan paritas terhadap onset dan lama
estrus ternak kambing Sapera yang disinkronisasi menggunakan hormon prostaglandin (PGF2α). Materi
penelitian menggunakan kambing Sapera betina yang dikelompokkan berdasarkan paritas yaitu ternak dara (P0),
paritas pertama (P1), dan paritas lebih dari atau sama dengan dua (P2). Ternak disinkronisasi estrus dengan
diinjeksi ganda dengan selang waktu 11 hari menggunakan hormon PGF2α (Lutalyse) dengan dosis 2ml/ekor.
Data diolah menggunakan analisis variansi unequal dengan jumlah ternak pada variabel onset estrus sebanyak
16 ekor, sedangkan pada variabel lama estrus sebanyak 14 ekor kambing Sapera. Hasil analisis statistik
menunjukkan adanya perbedaan tidak nyata (P>0,05) dari onset dan lama estrus ternak yang disinkronisasi
menggunakan hormon PGF2α terhadap perbedaan paritas kambing Sapera. Berdasarkan hasil penelitian, onset
estrus kambing Sapera berturut- turut pada ternak dara (P0) yaitu 40.42±8,44; paritas pertama (P1) yaitu
37,45±14,54 dan paritas lebih dari atau sama dengan dua (P2) yaitu 25,55±8,26. Lama estrus ternak dara yaitu
31,21±5,77; paritas pertama (P1) yaitu 42,64±9,80 dan pada paritas lebih dari atau sama dengan dua (P2) yaitu
44,99±5,30. Disimpulkan bahwa onset dan lama estrus kambing Sapera tidak bergantung pada perbedaan
paritas baik ternak dara maupun ternak yang sudah pernah melahirkan, namun secara deskriptif semakin tinggi
paritas akan menghasilkan onset yang semakin cepat dan waktu estrus yang semakin lama.

References

Abidin, Z. Y. S. Ondho, dan B. Sutiyono. 2012. Penampilan berahi sapi Jawa berdasarkan poel 1, poel 2, dan poel 3. Animal Agriculture Journal 1(2) : 86-92.
Adam, M., R. N. Huda, W. Zahara, T. N. Siregar, Hamdan, S. Wahyuni, C. N. Thasmi, dan Rosmaidar. 2018. Perbandingan kinerja berahi dan level estradiol kambing Kacang dan kambing Nubian yang diinduksi dengan PGF2α. Jurnal Sain Veterniner 36 (1) : 32-39.
Balumbi, M., I. Supriatna, dan M. A. Setiadi. 2019. Respons dan karakteristik estrus setelah sinkronisasi estrus dengan Cloprostenol pada sapi Friesian Holstein. Acta Veterinaria Indonesiana 7(1) : 29-36.
Budiyanto, A., F. K. Savitri, dan Y. H. Fibrianto. 2020. Kajian sinkronisasi birahi menggunakan PGF2α pada kambing lokal terhadap kualitas estrus, konsentrasi progesteron, dan tingkat kebuntingan. Jurnal Sain Veteriner 38(3) : 272-279.
Dirgahayu, F. F., M. Hartono, dan P. E. Santosa. 2015. Conseption rate pada sapi potong di kecamatan Jati Agung kabupaten Lampung Selatan. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu 3(1) : 7-14.
Handarini, R., S. Kurniawan, dan E. Dihansih. 2017. Respons estrus sapi resipien FH yang disinkronisasi dengan hormon GnRH, estrogen, progesteron, dan prostaglandin. Jurnal Pertanian Nusantara 8(1) : 16-25.
Handayani, U. F., M. Hartono, dan Siswanto. 2014. Respon kecepatan timbulnya estrus dan lama estrus pada berbagai paritas sapi Bali setelah dua kali pemberian prostaglandin F2α (PGF2α). Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu 2(1) : 33-40.
Hasan, F., S. A. P. Sitepu, dan Alwiyah. 2017. Pengaruh paritas terhadap persentase estrus domba ekor tipis yang disinkronisasi estrus menggunakan prostaglandin F2α (PGF2α). Jurnal Ilmu Produksi dan Teknologi Hasil Peternakan 5(1) : 46-48.
Irmaylin, S. M., M. Hartono, dan P. E. Santosa. 2014. Respon kecepatan timbulnya estrus dan lama estrus pada berbagai paritas sapi Peranakan Ongole (PO) setelah dua kali penyuntikan prostaglandin F2α (PGF2α). Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu 2(1) : 41- 49.
Iskandar, F., E.T. Setiatin, dan Sutiyono. 2015. Tingkah laku berahi pada kambing Kejobong betina yang kesuburannya ditingkatkan menggunakan ekstrak hipofisa. Jurnal Pengembangan Penyuluhan Pertanian 11(21) : 38-45.
Juliarta, I. G. E., N. K. Suwiti, N. L. E. Setiasih. 2020. Studi histomorfometri ovarium kambing Peranakan Etawah. Buletin Veterinar Udayana 12(2) : 134-143.
Kristyari, N. P. G., I. G. N. B. Trilaksana, dan D. N. D. I. Laksmi. 2021. Jarak beranak sapi Bali yang dipelihara di desa Galungan, kecamatan Sawan, kabupaten Buleleng, provinsi Bali. Jurnal Indonesia Medicus Veterinus 10(4) : 553-563.
Labetubun, J., I. P. Siwa, dan F. Reressy. 2020. Penentuan waktu efektif selama fase luteal dalam sinkronisasi estrus menggunakan PGF2α pada kambing Kacang. Jurnal Agrinimal 8(1) : 11-16.
Mulyono, S. 2011. Penggemukan Kambing Potong. Penebar Swadaya, Jakarta. p. 32.
Pangestuningrum, J., S. P. Madyawati, H. Eliyani, R. Damayanti, dan S. E. Rochmi. 2021. Kualitas birahi kambing Boerja yang dilakukan sinkronisasi birahi. Journal of Applied Veterinary Science and technology 2(1) : 15-21.
Ramli, M., T. N. Siregar, C. N. Thasmi, Dasrul, S. Wahyuni, dan A. Sayuti. 2016. Hubungan antara intensitas estrus dengan konsentrasi estradiol pada sapi Aceh pada saat inseminasi. Jurnal Medika Veterinaria. 10(1) : 27-30.
Setiawan, A. A., Erwatno, M. Hartono, dan A. Qisthon. 2021. Pengaruh manipulasi iklim kandang melalui pengkabutan terhadap respon fisiologis dan ketahanan panas kambing Sapera dan Peranakan Ettawa. Jurnal Riset dan Inovasi Peternakan 5(1) : 64- 69.
Sinda, S. M. W., T. M. Hine, W. M. Nalley. 2017 Tampilan estrus dan tingkat keberhasilan inseminasi buatan kambing kacang yang diinduksi menggunakan prostaglandin F2α (EstronTM Bioveta) dengan dosis yang berbeda. Jurnal Nukleus Peternakan 4(2) : 163- 172.
Supriyati, R. Krisnan, L. Praharani. 2015. Konsumsi nutrien, produksi susu dan komposisi tiga genotipe kambing perah. In : Prosiding Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. p 357-363.
Syafruddin, J. Melia, T. Armansyah, T. N. Siregar, S. R. H. Siregar, G. Riady, Dasrul, B. Panjaitan, dan Hamdan. 2016. Perbandingan kinerja berahi kambing Kacang dan kambing Peranakan Etawah (PE) yang mengalami induksi berahi dengan PGF2α. Jurnal Medika Veterinaria 10(1) : 55-58.
Toelihere, M. R. 1981. Fisiologi Reproduksi pada Ternak. Penerbit Angkasa Bandung, Jawa Barat. p. 49.
Zaenuri, L. A., dan Rodiah. 2016. Efektifitas progesteron kering dan basah sebagai perangsang birahi ternak kambing. Jurnal Ilmu dan Teknologi Peternakan Indonesia 2(1) : 129-133.
Zumarni. 2013. Pengaruh dosis GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone) terhadap lama estrus dan kuantitas korpus luteum sapi pesisir. Jurnal Peternakan 10(2) : 55-59
Published
2023-07-23
How to Cite
Puspita, A., Hidayah, C., Sumaryadi, M., Saleh, D., & Nugroho, A. (2023). RESPON ONSET DAN LAMA ESTRUS KAMBING SAPERA PADA BERBAGAI PARITAS SETELAH SINKRONISASI ESTRUS DENGAN HORMON PROSTAGLANDIN. PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI AGRIBISNIS PETERNAKAN (STAP), 10, 539-546. Retrieved from http://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2371
Section
Articles