KELAYAKAN MIKROBIOLOGI EKSTRAK CAIR LIMBAH SAYUR FERMENTASI YANG DISIMPAN DENGAN PENAMBAHAN CARRIER BERBEDA DILIHAT DARI KANDUNGAN COLIFORM DAN SALMONELLA SP.
Abstract
Inovasi dalam menyediakan aditif pakan fungsional dengan memanfaatkan ekstrak cairan limbah sayur fermentasi merupakan terobosan dalam menemukan substitusi bagi pemacu pertumbuhan antibiotik. Memperkenalkan bungkil kedelai dan onggok sebagai carrier dalam penyimpanan ECLSF diharapkan dapat mempertahankan kualitas dan fungsinya. Penelitian ini dilakukan untuk menguji kelayakan mikrobiologis ECLSF yang disimpan dengan carrier yang berbeda terhadap kandungan Coliform dan Salmonella sp. Bahan yang digunakan adalah ECLSF (mengacu pada Sulistiyanto et al., 2019), bungkil kedelai dan onggok. Penelitian ini disusun dalam rancangan acak kelompok faktorial dengan 2 faktor. Faktor I termasuk ECLSF (ECLSF-1 dan ECLSF-2). Faktor II menggunakan bungkil kedelai dan onggok sebagai carrier dengan perlakuan T0 (tanpa penambahan carrier); T1 (carrier onggok); T2 (carrier tepung kedelai); T3 (carrier onggok dan tepung kedelai dengan perbandingan 7: 4); T4 (carrier onggok dan tepung kedelai dengan perbandingan 4: 7). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat bawang putih dalam ECLSF secara signifikan mempengaruhi pertumbuhan bakteri Coliform (P>0,05) selama penyimpanan, tetapi perlakuan penambahan carrier tidak secara signifikan mempengaruhi bakteri Coliform (P<0,05). ECLSF yang disimpan bersama onggok dan bungkil kedelai, serta campurannya, menunjukkan hasil negatif pada kandungan Salmonella sp. Disimpulkan bahwa ECLSF disimpan bersama carrier dalam bentuk onggok dan bungkil kedelai atau campurannya tetap aman dan layak untuk digunakan sebagai aditif fungsional.