SISTEM PEMELIHARAAN INDUK SAPI POTONG DI TINGKAT PETANI-PETERNAK PLASMA PERKEBUNAN SAWIT PT. PERUSAHAAN NUSANTARA V RIAU
Abstract
Kondisi replanting tanaman kelapa sawit memaksa petani-peternak untuk mencari alternatif pendapatan lain, dikarenakan tidak adanya pendapatan hingga 4 tahun. Sapi potong menjadi salah satu yang dapat diharapkan, apabila mampu berproduksi secara optimal. Penelitian bertujuan untuk mengetahui sistem pemeliharaan induk sapi potong yang diterapkan oleh petani-peternak plasma perkebunan kelapa sawit. Wawancara dilakukan pada 13 responden dan pengukuran data vital 16 ekor sapi Bali di kelompok ternak Merbau Makmur II, Desa teluk Merbau, Dayun, Siak, Riau. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan petani-peternak rata-rata berumur 45,77±10,14 tahun, pengalaman beternak 3±2 tahun dan jumlah kepemilikan ternak 3 ekor, Serta mengalokasikan waktu 5,77±1,30 jam/hari untuk beternak. Mayoritas pendidikan terakhir adalahi SD dan SLTA (46% dan 38%), pekerjaan utama petani kelapa sawit 67%. Tujuan pemeliharaan ternak untuk meningkatkan perekonomian (100%). Sistem pemeliharaan induk sapi secara intensif dan semi intensif (92% dan 8%), yaitu dengan dikandangkan secara kelompok dan pakan utama berupa hijauan dibawah tanaman sawit tanpa penambahan konsentrat. Induk sapi Bali mempunyai rata-rata panjang badan, tinggi badan, tinggi gumba dan lingkar dada berturut-turut sebesar 110,10±5,66 cm, 119,55±6,25 cm, 109,90±5,45 cm, dan 160,90±4,73 cm. Sistem pemeliharaan induk sapi potong masih dilakukan secara tradisional petani-peternak plasma, sehingga diperlukan pendampingan. oleh
Kata Kunci: induk sapi bali, perkebuanan kelapa sawit, sistem pemeliharaan, profil peternak