KELAYAKAN MIKROBIOLOGI EKSTRAK PADAT LIMBAH SAYUR FERMENTASI YANG DISIMPAN DENGAN CARRIER BERBEDA DILIHAT DARI KANDUNGAN TOTAL Coliform DAN Salmonella sp.
Abstract
Penelitian untuk mengkaji pengaruh penggunaan macam carrier selama penyimpanan EPLSF terhadap total Coliform dan Salmonella sp. dilakukan di Laboratorium Teknologi Pakan, Fakultas Ilmu Peternakan, Universitas Diponegoro. Penggunaan carrier onggok dan bungkil kedelai selama penyimpanan diharapkan mampu menjaga kualitas mikrobiologis EPLSF dan melindungi keberadaan BAL agar tetap hidup. Percobaan dilakukan dengan RAK pola faktorial. Faktor-faktor tersebut adalah macam ekstrak yaitu: (EPLSF-1 dan EPLSF-2), dan macam carrier yaitu: T0 (tanpa carrier), T1 (carrier onggok), T2 (carrier bungkil kedelai), T3 (carrier onggok + bungkil kedelai dalam rasio 7:4) dan T4 (carrier onggok + bungkil kedelai dalam rasio 4:7) dengan masing-masing 3 ulangan. Data dianalisis secara statistik dengan ANOVA. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh signifikan antara interaksi macam ekstrak dan macam carrier terhadap parameter yang diamati (P>0,05). Penggunaan macam carrier tidak mempengaruhi jumlah Coliform dari ekstrak padat limbah sayur fermentasi (P>0,05). Namun demikian secara nyata, bawang putih yang ada dalam macam ekstrak berpengaruh terhadap keberadaan bakteri Coliform. Salmonella sp. tidak terdeteksi dalam sampel setelah penyimpanan 4 minggu. Jumlah rata-rata bakteri Coliform dalam kategori kritis dari standar keamanan pangan, yaitu 105 CFU/g. Dapat dipahami bahwa tidak ada efek dari penggunaan macam carrier terhadap kandungan Coliform dan Salmonella sp. selama penyimpanan. Disimpulkan bahwa onggok dan bungkil kedelai aman digunakan sebagai carrier pada penyimpanan EPLSF.