KECERNAAN BAHAN ORGANIK DAN BAHAN KERING (IN VITRO) AMOFER TONGKOL JAGUNG DENGAN PENAMBAHAN BAHAN ADDITIF YANG BERBEDA
Abstract
Penelitian ini bertujuan menguji kecernaan bahan kering dan bahan organik amofer tongkol jagung dengan penambahan bahan aditif yang berbeda. Materi penelitian yang digunakan adalah tongkol jagung hibrida kering dengan kadar air 10%, urea, EM-4 Peternakan, dedak padi halus, ampas tahu, ampas bir, dan air. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan yaitu tongkol jagung + 3% urea/kg bahan + 8% EM-4/kg bahan (kontrol) (P0) ; tongkol jagung + 3% urea/kg bahan + 8% EM-4/kg bahan + 5% dedak padi/kg bahan (P1) ; tongkol jagung + 3% urea/kg bahan + 8% EM-4/kg bahan + 5% ampas tahu/kg bahan (P2) dan tongkol jagung + 3% urea/kg bahan + 8% EM-4/kg bahan + 5% ampas bir/kg bahan (P3). Masing-masing perlakuan diulang 5 kali. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian bahan aditif berpengaruh nyata terhadap kecernaan bahan organik dan bahan kering amofer tongkol jagung. Rata-rata kecernaan bahan organik dalam penelitian ini adalah sebagai berikut P0: 40,11, P1: 41,46 , P2 : 42,38 dan P3 : 40,48; sedangkan kecernaan bahan kering adalah P0: 40,31, P1: 41,56, P2: 41,84 dan P3: 39,48. Kesimpulan penelitian adalah penggunaan bahan aditif ampas tahu dapat ditambahkan dalam pembuatan amofer tongkol jagung dengan starter EM-4 Peternakan karena memberikan pengaruh paling baik.