EKSISTENSI KULINER BABI GULING DI PULAU BALI PADA MASA PANDEMI COVID-19
Abstract
Babi bali merupakan salah satu ternak lokal di Pulau Bali yang keberadaanya masih tetap eksis sebagai komoditas bahan kuliner babi guling di Pulau Bali. Masyarakat di Bali sangat menyukai masakan babi guling atau babi panggang, tidak hanya untuk keperluan upacara adat,sosial dan budaya tetapi juga untuk dikonsumsi. Babi bali secara genetik temasuk babi tipe lemak, sehingga sangat potensial untuk dijadikan babi guling (babi pangang) karena komposisi lipatan lemak setelah kulit akan memberikan aroma dan tekstur babi guling yang sangat baik. Dimasa pandemi Covid-19 ini, keberadaan kuliner babi guling masih tetap ada namun tidak sebanyak sebelum ditetapkannya masa pandemi Covid-19. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk melihat eksistensi kuliner babi guling di Pulau Bali pada masa pandemi Covid-19. Penelitian dilakukan dengan metode survey online dan interview. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sample, berdasarkan waktu, biaya dan tenaga. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa populasi babi bali di Pulau Bali sebagai komoditas babi guling di tahun 2019 tertinggi secara berurutan adalah Kabupaten Buleleng (86.519 ekor), Kabupaten Karangasem (48.076 ekor), dan Kabupaten Klungkung (12.159 ekor). Berdasarkan hasil observasi online, persentase peminat kuliner babi guling sebelum pandemi Covid-19 sebesar 85%, masa pandemi Covid-19 sebesar 45%, dan masa new normal Covid-19 sebesar 65%. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kuliner babi guling di Pulau Bali masih tetap eksis ditengah masa pandemi Covid-19.