PROSPEK PETERNAKAN DI ERA NORMAL BARU PASCA PANDEMI COVID-19 (SUDUT PANDANG MEDIA)
Abstract
Usaha peternakan di Indonesia memiliki prospek yang cerah karena adanya pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesadaran gizi protein hewani. Bidang usaha perunggasan khususnya ayam ras mengalami pertumbuhan paling pesat dan menjadi bidang usaha yang paling modern serta mampu memenuhi permintaan konsumen yang terus berkembang, bahkan seringkali mengalami surplus yang berdampak terjadinya gejolak harga. Sementara itu bidang usaha persapian baik sapi pedaging maupun sapi perah belum mampu memenuhi permintaan pasar, sehingga impor daging maupun susu masih terus berlanjut. Bahkan impor susu kecenderungan meningkat. Sedangkan peternakan babi, memiliki keunggulan bisa menangkap peluang ekspor, meskipun hanya dilakukan oleh sedikit perusahaan. Pandemi covid 19 menyebabkan perubahan dari segi konsumen maupun pola bisnis. Konsumen menjadi terbiasa dengan produk daging beku, belanja secara online, semakin sadar akan kebersihan dan kesehatan termasuk sadar gizi. Hal ini berdampak pada perkembangan bisnis di sektor hilir. Dimungkinkan setelah pandemi berakhir, gaya hidup konsumen tidak akan berbalik 100% ke gaya hidup sebelum pandemi. Sebagian konsumen akan terus terbiasa membeli daging beku dan belanja online. Diharapkan hal ini akan membuat hilirisasi peternakan makin berkembang dan iklim usaha peternakan makin kondusif. Masalah klasik diperkirakan akan masih mewarnai usaha peternakan pasca pandemi, antara lain pro kontra pengaturan pasokan permintaan (supply demand), konflik tata ruang usaha peternakan, infrastruktur rantai dingin belum memadai, pertentangan usaha korporasi dengan skala rakyat. Pemerintah perlu melakukan program nyata dan berkesinambungan untuk mengatasi masalah tersebut, agar momentun normal baru berdampak positif bagi peternakan nasional.