ANALISIS AGROINPUT (BIBIT DAN PAKAN) PADA USAHA TERNAK BABI
Abstract
Peternakan babi merupakan salah satu usaha yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Kabupaten Minahasa. Potensi pengembangan dapat dilakukan dengan orientasi agribisnis yang mengacu pada program pemerintah. Agribisnis peternakan babi merupakan suatu kegiatan keseluruhan usaha ternak babi mulai dari penyedia sarana produksi (agroinput) sampai pada agroservis. Agroinput dalam usaha ternak babi seperti input lahan, bibit dan pakan. Permasalahannya sejauh mana pemanfaatan agroinput pada usaha ternak babi di Kabupaten Minahasa sehingga telah dilakukan penelitian untuk menganalisis pemanfaatan agroinput pada usaha ternak babi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan studi kasus terhadap peternakan rakyat. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif yaitu mengkaji secara mendalam pemanfaatan agroinput yang terdiri dari pemanfaatan lahan, bibit ternak babi dan pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agroinput dalam usaha ternak babi adalah lahan, bibit ternak babi dan pakan. Lahan yang digunakan untuk bangunan kandang ternak babi, dengan konstruksi kandang dalam bentuk permanen. Jumlah ternak babi yang dimiliki terdiri dari induk 7 ekor, pejantan 2 ekor, grower 10 ekor, dan starter 16 ekor. Bibit diperoleh secara turun temurun yang pada awalnya bibit yang dijadikan sebagai induk dibeli dari perusahaan peternakan babi. Pakan yang dikonsumsi sebagai adalah pakan pabrikan dengan jumlah konsumsi pakan sesuai dengan fase ternak babi. Biaya pakan usaha ternak babi dalam setahun sebesar Rp 141.714.000 terdiri dari biaya pakan starter 5,05%, grower 25,40%, induk 24,73%, induk bunting 23,18%, dan jantan 21,64%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa biaya pakan ternak babi pabrikan berbeda dengan biaya pakan ternak babi yang dicampur sendiri (yang terdiri dari : konsentrat, jagung giling dan dedak).
References
Downey, WD dan SP Erickson. 1987. Agribusiness Management. Second Edition (Terjemahan). Mc Geaw-Hill. Inc., London.
Hermawan, R dan T Suryadi. 2017. Perencanaan Usaha Agribisnis. Buku Ajar. Pusat Pendidikan Pertanian Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian, Kantor Pusat Kementerian Pertanian, Jakarta.
Kueain, YA, IK Suamba, dan PU Wijayanti. 2017. Analisis Finansial Usaha Peternakan Babi (Studi Kasus Peternakan Babi UD Karang di Desa Jagapati, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung). E-Jurnal Agribisnis dan Agrowisata. 6(1):96–104.
Kojo, RE, VVJ Panelewen, MAV Manese, dan N Santa. 2014. Efisiensi Penggunaan Input Pakan dan Keuntungan Pada Usaha Ternak Babi di Kecamatan Tareran Kabupaten Minahasa Selatan. Zootec. 34(1):62-74.
Matialo, CC, FH Elly, S Dalie, dan B Rorimpandey. 2020. Pengaruh Biaya Pakan Terhadap Keuntungan Peternak Babi di Desa Werdhi Agung Kecamatan Dumoga Barat. Zootec. 40(2):724-734.
Mengu YS, UR Lole, dan SS Niron. 2017. Kinerja Produksi dan Ekonomi Usaha Penggemukan Ternak Babi Program Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP) di Kecamatan Adonara Timur. Jurnal Nukleus Peternakan. 4(1):77‒88.
Paly, B. 2011. Cara Agribisnis Mengatasi Kelemahan Produksi dan Meningkatkan Pendapatan Petani. Jurnal Teknosains. 5(2):130-139.
Purwadi, MA dan M Ick. 2019. Budidaya Ternak Babi Sebagai Pendorong Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Intan Jaya. Jumabis (Jurnal Manajemen & Bisnis). 3(1):40-50.
Sani, AS, JG Sogen, dan SM Makandolu. 2020. Efisiensi Penggunaan Faktor Produksi pada Usaha Ternak Babi Skala Rumah Tangga di Kecamatan Ende Timur Kabupaten Ende. Jurnal Nukleus Peternakan. 7(1):41-50.
Simangunsong, MW Pordamantra, dan W Daud. 2022. Analisis Pendapatan Usaha Ternak Babi (Sus scrofa) di Kecamatan Jekan Raya Kota Palangka Raya. Journal Socio Economics Agricultural. 17(2):109-116.
Tiro, BMW, S Tirajoh, PA Beding, dan F Palobo. 2022. Kajian Pengembangan Usaha Ternak Babi di Kabupaten Jayawijaya Melalui Pendekatan Analisis SWOT. Jurnal Pertanian Agros. 24(2):612-622.
Wenda, D, M Hubeis, dan NH Pandjait. 2019. Strategi Pengembangan Pasar Usahatani Pembesaran Ternak Babi di Kabupaten Tolikara, Papua. Manajemen IKM. 14(2):160-168.