PENGARUH RASIO INDUK: PEJANTAN TERHADAP TAKSIRAN HERITABILITAS MENGGUNAKAN ANIMAL MODEL REML DAN ANOVA
Abstract
Tujuan penelitian ini adalah membandingkan ketepatan hasil taksiran heritabilitas yang dilakukan menggunakan metode Restricted Maximum Likelihood Animal Model dan menggunakan analisis variansi (ANOVA) pada data dengan rasio betina:jantan yang berbeda. Penelitian dilakukan menggunakan simulasi stokastik komputer. Data individu ternak disimulasikan menggunakan mixed model animal model. Model ternak terdiri dari pengaruh tetap tunggal nilai tengah dan pengaruh acak nilai pemuliaan dan galat. Faktor acak nilai pemuliaan dan galat (residual) disimulasikan secara acak dari distribusi normal dan . Skenario rasio induk:pejantan yang disimulasikan adalah 20, 100 dan 500 individu dengan variansi aditif dan galat masing-masing 100, 233.3333 unit2 dan nilai heritabilitas 0,3 dan nilai tengah fenotipik 3.000 unit. Pendugaan heritabilitas menggunakan metode REML dilakukan menggunakan program DMU dan pendugaan heritabilitas menggunakan ANOVA dilakukan menggunakan program R menggunakan model pejantan. Akurasi taksiran heritabilitas ditentukan menggunakan jumlah kuadrat deviasi nilai heritabilitas taksiran terhadap nilai heritabilitas yang disimulasikan (SSSE). General linear test digunakan untuk menguji pengaruh faktor rasio induk:pejantan dan metode penaksiran. Nilai rata-rata taksiran heritabilitas untuk rasio induk:pejantan 20, 100 dan 500 menggunakan metode ANOVA adalah 0,248, 0,249 dan 0,231 sedangkan nilai taksiran menggunakan metode REML-nya adalah 0,196, 0,199 dan 0,253. Nilai rata-rata heritabilitas tersimulasi untuk rasio induk:pejantan 20, 100 dan 500 adalah 0,295335, 0,298860 dan 0,294666. Nilai SSSE untuk rasio induk:pejantan 20, 100 dan 500 untuk metode ANOVA adalah 9,098665, 2,715 dan 2,16467 sedangkan metode REML menghasilkan nilai SSSE yaitu 4,710105, 2,615989 dan 0,5537548. Kesimpulan penelitian: (1) pengggunaan metode dalam penaksiran komponen variansi dan heritabilitas tergantung dari struktur dan ketersediaan data pedigree-nya, (2) rasio induk:pejantan meningkatkan akurasi prediksi, dan (3) metode REML lebih baik digunakan pada jumlah data besar dengan struktur data dengan pedigree relatif lengkap.