PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI AGRIBISNIS PETERNAKAN (STAP) https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv <p><img src="/public/site/images/adminjnp/cover_stap_9.jpg" width="61" height="87">Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Agribisnis Peternakan (STAP) merupakan media publikasi hasil pemikiran, kajian, dan penelitian dari para akademisi, peneliti, praktisi, dan pemangku kebijakan pemerintahan bidang peternakan di seluruh Indonesia. STAP diterbitkan berkala secara online setiap 1 tahun sekali sebagai sebagai luaran atau output dari kegiatan Seminar Nasional Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. STAP 1 (2013), STAP 2 (2014), STAP 3 (2015), STAP 4 (2016), STAP 5 (2017), STAP 6 (2018), STAP 7 (2020), STAP 8 (2020), STAP 9 (2021), STAP 9 (2022)</p> <p>E-ISSN:&nbsp;2830-6686. Abbreviation: <em><strong>STAP</strong></em></p> Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman en-US PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI AGRIBISNIS PETERNAKAN (STAP) 2830-6686 KORELASI UKURAN LINIER TUBUH DAN VOLUME AMBING TERHADAP PRODUKSI SUSU KAMBING ANGLO NUBIAN DI PETERNAKAN LURISAE https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2208 <p>Penelitian dilaksanakan pada bulan Januari-Februari 2023 di Peternakan Lurisae&nbsp; Dusun Krajan, Desa Kebongunung, Kecamatan Loano, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Tujuan penelitian untuk mengetahui pengaruh ukuran linier tubuh (lingkar dada (X<sub>1</sub>), panjang tubuh (X<sub>2</sub>), tinggi pundak (X<sub>3</sub>)) dan volume ambing (X<sub>4</sub>) ternak terhadap produksi susu kambing perah Anglo Nubian. Pengambilan sampel dengan metode survei dan <em>purposive sampling</em> menggunakan sampel 13 ekor kambing perah Anglo Nubian dengan frekuensi pemerahan satu kali. Data dianalisis menggunakan analisis regresi linier dan korelasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa volume ambing mempunyai korelasi paling kuat terhadap produksi susu (r = 0,89; R<sup>2</sup> = 79,8%), persamaan regresinya Ŷ<sub>VASP</sub> = -15,25 + 0,36X<sub>4</sub>, sedangkan hubungan paling lemah dimiliki oleh tinggi pundak dengan produksi susu (r = 0,52; R<sup>2</sup> = 27%), persamaan regresinya Ŷ<sub>TP</sub> = -4288 + 70,68X<sub>3</sub>. Korelasi yang kuat dimiliki oleh peubah panjang badan, lingkar dada, tinggi pundak, dan volume ambing sebelum pemerahan secara bersama-sama dengan produksi susu (r = 0,92 ; R<sup>2</sup> = 83,9%), persamaan regresinya Ŷ = -1077 – 5,79X<sub>1</sub> + 11,83X<sub>2</sub> + 9,18X<sub>3</sub> + 0,33X<sub>4.</sub> Kesimpulan penelitian adalah volume ambing mempunyai korelasi paling kuat terhadap produksi susu dan tinggi pundak hubungannya paling lemah dengan produksi susu.</p> Yati Suryandari Akhmad Sodiq Setya Agus Santosa Novita Hindratiningrum ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 1 7 DUA DEKADE SAPI LIMOUSIN DI INDONESIA: PERKEMBANGAN ESTIMASI NILAI PEMULIAAN PEJANTAN DAN INFORMASI GENOTIP TERKINI PEJANTAN SAPI LIMOUSIN DI BBIB SINGOSARI https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2209 <p>Limousin merupakan rumpun sapi unggul yang diintroduksi pada tahun 2001 untuk produksi semen beku dan inseminasi buatan di Indonesia. Semen beku limousin telah diinseminasikan selama dua dekade, sehingga perlu dilakukan evaluasi terhadap kualitas genetik pejantan untuk memastikan respon seleksi yang cukup baik. Evaluasi genetik dilakukan melalui Estimasi Nilai Pemuliaan (EBV) per pejantan yang diimpor pada periode 2001-2002 (31 ekor), 2009-2010 (56 ekor), dan 2017-2018 (43 ekor). Analisis statistik dilakukan melalui Sidik Ragam Satu Arah dengan koreksi Brown-Forsythe terhadap EBV sifat berat Lahir (BL), berat umur 200 hari (BS), berat umur 400 hari (BT1), berat umur 600 hari (BT2) serta berat karkas (BK) pejantan-pejantan pada pengadaan tahun 2001-2002 (P0), 2009-2010 (P1), dan 2017-2018 (P2) yang dilanjutkan dengan uji Games-Howell jika terdapat perbedaan nyata nilai EBV antar periode. Selain itu hasil genotyping mutasi Myostatin (Mstn) F94L juga disampaikan pada kajian ini. Hasil analisis menunjukkan terdapat peningkatan yang sangat nyata (P&lt;0,01) pada parameter sifat berat umur 200 hari (BS), berat umur 400 hari (BT1), berat umur 600 hari (BT2) dan berat karkas (BK) pejantan sapi limousin periode 2017-2018 terhadap periode 2001-2002 dan 2009-2010. Namun, tidak terdapat perbedaan pada sifat berat lahir (BL) antar periode. Hasil genotyping pada pejantan sapi limousin BBIB Singosari menunjukkan komposisi kelompok genotipe homozigot mutasi Mstn F94L (AA) sebesar 90,28 % (65 ekor) berbanding 9,72% (7 ekor) kelompok genotipe heterozigot mutasi Mstn F94L (AC) dan 0 % (0 ekor) kelompok genotipe wild type (CC). Kajian ini menunjukkan BBIB Singosari sebagai penyedia semen beku telah menjalankan peran yang cukup baik dalam usaha meningkatkan produktifitas ternak potong di Indonesia.</p> Koko Wisnu Prihatin ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 8 13 RESPON TINGGI TANAMAN DAN KANDUNGAN BAHAN KERING SORGUM FASE GENERATIF YANG DITANAM PADA TANAH KAPUR https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2214 <p>Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian mikoriza-fosfat terhadap tinggi tanaman dan kandungan bahan kering sorgum pada fase generatif yang ditanam di tanah kapur. Materi yang digunakan adalah tanaman sorgum varietas numbu, pupuk <em>Triple Super Phosphate</em> (TSP), dan fungi mikoriza. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap faktorial 4x4 diulang 5 kali. Faktor pertama adalah pupuk TSP dengan level 0; 1,33; 2,66 dan 3,99 g/<em>polybag</em>, dan faktor kedua adalah mikoriza dengan level 0, 10, 20, 30 g/<em>polybag</em> setiap <em>polybag</em> berisi 3 tanaman. Penelitian dilakukan di <em>Green House</em> dan Laboratorium Agrostologi, Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman. Peubah yang diukur adalah tinggi tanaman, kandungan bahan kering hijauan dan biji tanaman sorgum. Analisis data menggunakan anova dan uji lanjut <em>duncan new multi range test</em> (DMRT). Hasil analisis menunjukan bahwa pemberian fosfat-mikoriza berpengaruh sangat nyata (P&lt;0,05) terhadap tinggi tanaman dan kandungan bahan kering biji. Pemberian fosfat 2,66 g dan mikoriza 30 g menghasilkan tinggi tanaman dan kandungan bahan kering biji lebih tinggi dibandingkan kontrol. Kesimpulan kombinasi pemberian mikoriza 30 g/<em>polybag</em> dan fosfat 2,66 g/<em>polybag</em> menghasilkan pertumbuhan tinggi dan kandungan bahan kering biji yang optimal.</p> Harwanto Harwanto Nur Hidayat Kholis Yuwono ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 14 14 HUBUNGAN BOBOT BADAN DENGAN LITTER SIZE DAN KIDDING INTERVAL KAMBING KEJOBONG DI KTT NGUDI DADI KECAMATAN KEJOBONG KABUPATEN PURBALINGGA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2211 <p>Tujuan penelitian untuk mengetahui keeratan hubungan antara bobot badan dengan <em>litter size </em>dan <em>kidding interval </em>kambing Kejobong di KTT Ngudi Dadi. Materi penelitian yang digunakan yaitu 30 ekor kambing Kejobong betina dewasa. Metode yang digunakan adalah&nbsp;survei dengan teknik pengambilan data secara <em>purposive sampling. </em>Variabel yang yang diamati yaitu bobot badan, <em>litter size </em>dan <em>kidding interval</em>. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis deskriptif kuantitatif. Hasil yang diperoleh dari penelitian menunjukkan bahwa kambing Kejobong betina dewasa yang sudah beranak minimal 2 kali memiliki rataan bobot badan 31,22 ± 4,68 kg, rataan <em>litter size </em>1,83 ± 0,37 ekor hari, dan rataan <em>kidding interval </em>bahwa 89 ± 2 hari. Hasil analisis regresi yaitu bobot badan tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05) terhadap <em>litter </em>size dengan persamaan regresi Y= 0,02X + 1,31 sedangkan bobot badan dengan <em>kidding interval </em>berpengaruh nyata (P&lt;0,05) dengan persamaan regresi Y= 0,27X + 80,68.&nbsp; Bobot badan berasosiasi positif terhadap <em>litter size </em>dan <em>kidding </em>interval. Bentuk hubungan bobot badan dengan <em>litter size </em>dan <em>kidding interval </em>berdasarkan nilai determinasi masing-masing adalah 4,42% dan 38,89%. Tingkat keeratan hubungan bobot badan dengan <em>litter size </em>dan <em>kidding interval </em>berdasarkan nilai korelasi masing-masing diperoleh 0,21 dan 0,62. Kesimpulan yang diperoleh bahwa terdapat hubungan antara bobot badan dengan <em>litter size </em>dan <em>kidding interval </em>kambing Kejobong<em>. </em>Hubungan antara bobot badan dengan <em>litter size </em>diperoleh korelasi rendah, sedangkan dengan <em>kidding interval </em>diperoleh korelasi sedang.</p> Pavita Rahmah Datta Dewi Purwantini Dewi Puspita Candrasari ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 15 26 PERBANDINGAN TAMPILAN LIPINSKI’S RULE OF FIVE PEPTIDA AKIBAT ALEL A1/A2 GEN CSN2 SAPI PERAH https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2212 <p>Keragaman gen CSN2 menyebabkan perubahan urutan asam amino dari histidin pada alel A1 menjadi proline pada A2. Keragaman tersebut dapat memberikan potensi adanya perbedaan sifat peptida yang dihasilkan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan peptida bioaktif dan karakteristik <em>druglikeness</em>. Penelitian ini dilakukan secara in silico meliputi pemotongan sekuens protein oleh enzim tripsin, kimotripsin dan pepsin. Peptida spesifik dari alel A1 dan A2 selanjutnya dibandingkan sifat bioavailabilitasnya berdasarkan Lipinski’s rule of 5. Hasil yang diperoleh yakni terdapat peptida unik VYPFPGPI<strong>P</strong>NSL dari alel A2 dan VYPFPGPI<strong>H</strong>NSL dari alel A1. Kedua peptida memiliki berat molekul, jumlah donor H, jumlah akseptor H, LogP dan TPSA berurutan yakni 1300,52vs.1340,55Da; 12vs.14; 16vs.17; -1,806vs.-2,346; 431,81vs.469,28. Kedua peptida melanggar kriteria Lipinski’s Rule of 5, sehingga tidak dapat diserap ke dalam tubuh. Simpulan yang diambil yakni alel A1 dan A1 gen <em>CSN2</em> menghasilkan peptida unik, namun tidak dapat diserap tubuh.</p> Hermawan Setyo Widodo Merryafinola Ifani Rizak Tiara Yusan Yusuf Subagyo Afduha Nurus Syamsi ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 27 32 ESTIMASI SINTESIS PROTEIN MIKROBA RUMEN MELALUI PRODUKSI ALANTOIN URIN DOMBA YANG DIBERI SODIUM BIKARBONAT DAN KONSENTRAT FERMENTASI https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2213 <p>Suatu penelitian telah dilakukan untuk mengevaluasi penggunaan sodium bikarbonat dan konsentrat fermentasi terhadap konsumsi bahan kering, produksi alantoin urin, dan amonia cairan rumen domba.&nbsp; Penelitian menggunakan metode eksperimental <em>in </em><em>vivo, </em>dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK), Sebagai kelompok adalah bobot awal domba lokal jantan.&nbsp; Kelompok digunakan sebagai ulangan.&nbsp; Terdapat tiga perlakuan pakan dengan masing-masing diulang sebanyak 6 ulangan, sehingga dibutuhkan 18 ekor domba. Perlakuan pakan yang diuji adalah P<sub>1</sub>=pakan kontrol (jerami padi amoniasi 25% dan konsentrat 75%), P<sub>2</sub>= pakan kontrol + 0,75% sodium bikarbonat, dan P<sub>3</sub>=pakan jerami padi amoniasi 25%+konsentrat fermentasi 75% + 0,75% sodium bikarbonat.&nbsp; Peubah yang diamati adalah konsumsi bahan kering, jumlah alantoin urin, dan konsentrasi amonia cairan rumen. Hasil penelitian diperoleh konsumsi bahan kering berkisar dari 1076,5 ± 91,8 g/ekor/hari (P<sub>2</sub>) sampai 1362,1 ±40,1 g/ekor/hari (P<sub>3</sub>), produksi alantoin urin berkisar dari 3551 ± 341 mmol/L/hari (P<sub>1</sub>) sampai 4955 ± 387 mmol/L/hari (P<sub>3</sub>) dan konsentrasi amonia cairan rumen berkisar dari 20,58 ± 0,97 mM (P<sub>2</sub>) sampai 26,17 ± 4,85 mM (P<sub>3</sub>).&nbsp; Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa konsumsi bahan kering, produksi alantoin dan konsentrasi amonia cairan rumen tertinggi diperoleh pada domba yang diberi konsentrat fermentasi dan sodium bikarbonat.</p> Wardhana Suryapratama Fransisca Maria Suhartati ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 33 37 PENGARUH KOMBINASI FOSFAT-MIKORIZA TERHADAP KADAR LEMAK KASAR, BETN DAN TDN TANAMAN SORGUM YANG DITANAM PADA TANAH KAPUR https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2258 <p>Penelitian bertujuan untuk mengetahui kadar lemak kasar (LK), bahan ektrak tanpa nitrogen (BETN) dan <em>total digestible nutrient</em> (TDN) tanaman sorgum fase vegetatif dengan umur panen 63 hari yang ditanam di tanah kapur. Materi penelitian yang digunakan adalah tanaman sorgum, pupuk TSP dan fungi mikoriza yang ditanam sesuai perlakuan di <em>polybag</em> serta seperangkat alat uji lemak kasar. Penelitian menggunakan metode experimental rancangan acak lengkap (RAL) pola faktorial 4 x 4 dengan 5 kali ulangan. Faktor pertama adalah pupuk TSP dengan level 0; 1,33; 2,66; 3,99 g/<em>polybag</em> (G). Faktor kedua adalah penambahan mikoriza dengan level 0, 10, 20, 30 g/<em>polybag</em> (H). Variabel yang diukur dalam penelitian adalah kadar lemak kasar, BETN dan TDN. Penelitian dilakukan di <em>green house</em> serta Laboratorium Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman. Hasil <em>analysis of variance</em> (ANOVA) menunjukan bahwa pemberian fosfat-mikoriza berpengaruh nyata (P&gt;0,05) terhadap kadar lemak kasar, BETN dan TDN. Hasil uji lanjut <em>duncant new multiple range test</em> (DMRT) menunjukan&nbsp; perlakuan pupuk TSP 2,66 g/<em>polybag</em> dan mikoriza 20-30 g/<em>polybag</em> menghasilkan kadar lemak kasar, BETN dan TDN yang lebih tinggi dibanding kontrol. Kesimpulan penelitian yaitu kombinasi perlakuan pupuk TSP 2,66 g/<em>polybag</em> dan mikoriza 30 g/<em>polybag</em> dapat meningkatkan kadar lemak kasar, BETN dan TDN.</p> Rener Fadillah Nur Hidayat Harwanto Harwanto ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 38 38 KARAKTERISTIK DEDAK PADI DI WILAYAH PURWOKERTO DAN SEKITARNYA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2215 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji karakteristik fisik dedak padi yang beredar di wilayah Purwokerto dan sekitarnya. Materi penelitian yang digunakan adalah dedak padi sebanyak 40 kg sebagai sampel uji diambil yang diambil dari berbagai lokasi <em>Rice Mill</em> dan <em>Poultry Shop</em>. Penelitian dilakukan dengan metode sensus yaitu dengan memilih <em>Poultry Shop</em> dan <em>Rice Mill</em> yang ada di wilayah Purwokerto dan sekitarnya yaitu 10 <em>Poultry Shop</em> dan 10 <em>Rice Mill</em>. Peubah yang diukur yaitu kadar air, luas permukaan spesifik, berat jenis, kandungan lignin (ditunjukan dengan <em>phloroglucinol test</em>) dan daya ambang dedak padi. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa kadar air, berat jenis, luas permukaan spesifik, <em>pholoroglucinol test</em> dan nilai daya ambang dedak padi terdapat perbedaan yang sangat nyata (P&lt;0,01) antara dedak padi <em>Rice Mill</em> dan <em>Poultry Shop</em>. Berdasarkan kadar air dan karakteristik fisik dedak padi di Purwokerto dan sekitarnya dapat disimpulkan bahwa kualitas dedak padi <em>Rice Mill</em> lebih baik dibandingkan dedak padi <em>Poultry Shop</em>.</p> Titin Widiyastuti Munasik Munasik Emmy Susanti ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 39 47 KUALITAS FISIK PELLET AYAM KAMPUNG DENGAN PENAMBAHAN AMPAS SAGU DALAM RANSUM DITINJAU DARI LAMA PENYIMPANAN https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2216 <p class="05stapabstract"><span lang="EN-US">Ampas sagu merupakan hasi samping proses pembuatan tepung sagu yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Sebagai upaya pemberian pakan yang efisein, ampas sagu dapat dibentuk pellet yang diberikan untuk pakan ayam kampung. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui lama penyimpanan terhadap kualitas fisik yaitu warna, tekstur, aroma dan lama penyimpanan. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap terdiri dari 4 perlakuan dan 4 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan rataan parameter berbeda nyata dilihat dari warna pellet ampas sagu. Lama penyimpanan selama 90 hari merupakan penyimpanan terbaik dalam mempertahankan kualiatas warna, tekstur dan aroma.</span></p> Nurtania Sudarmi Stevi Novalia Mofu Petrus Dominikus Sadsoeitoeboen Okti Widayanti ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 48 51 PENGARUH PENAMBAHAN INULIN TERHADAP pH, WARNA DAN SINERESIS YOGURT SUSU RENDAH LEMAK https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2217 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh penambahan inulin terhadap pH, warna, dan sineresis yoghurt susu rendah lemak. Materi penelitian yang digunakan yaitu susu rendah lemak 5 lt, starter yogurt, dan inulin. Metode penelitian secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan yaitu yogurt susu rendah lemak dengan penambahan inulin sebesar 0%, 1%, 2%, 3% dan 4% (w/w) yang setiap perlakuan diulang sebanyak 4 kali. Variabel yang diteliti adalah pH, warna, dan sineresis. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis variansi satu faktor dan dilanjutkan dengan uji orthogonal polinomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan inulin pada pembuatan yoghurt susu rendah lemak berpengaruh sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap pH, warna, dan sineresis yoghurt susu rendah lemak. Penambahan inulin pada yoghurt susu rendah lemak menghasilkan rataan pH sebesar 4,50 ± 0,15, rataan nilai <em>whiteness index</em> (WI) sebesar 58,53 ± 2,09, dan rataan sineresis sebesar 24,41 ± 4,64%. Disimpulkan bahwa penambahan inulin sampai dengan level 4% pada yogurt susu rendah lemak akan meningkatkan pH, mencerahkan warna yogurt dan menurunkan sineresis.</p> Farizki Alif Muttaqin Buchari Juni Sumarmono Triana Setyawardani ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 52 58 KUALITAS KEFIR YANG DIPRODUKSI DENGAN BERBAGAI JENIS BAHAN BAKU SUSU https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2220 <p>&nbsp;Kefir diproduksi dengan berbagai jenis bahan baku susu yang menghasilkan karakteristik berbeda. Susu segar, susu bubuk, susu rendah lemak, susu non lemak dan susu <em>Ultra High Temperature</em> (UHT) memiliki sifat-sifat yang berbeda.&nbsp; Tujuan penelitian adalah mempelajari karakteristik kimia, fisik dan organoleptic kefir yang dihasilkan dari bahan baku yang berbeda. Bahan baku sebagai perlakuan terdiri dari P1: kefir dengan susu segar, P2: kefir dengan susu bubuk, P3 : kefir dengan susu UHT, P4 : kefir dengan susu rendah lemak, dan P5: kefir dengan susu tanpa lemak. Kefir dibuat dengan menggunakan biji kefir komersial, dan&nbsp; Setiap perlakuan diulang 4 kali, dilakukan uji lanjut dengan Duncan. Variabel penelitian kadar air, total padatan, pH, total asam tertitrasi dan sensori. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air, total padatan, pH berbeda nyata (P&lt;0.05) dan total asam tertitrasi, tekstur dan kesukaan kesukaan berbeda sangat nyata (P&lt;0.01). Simpulan penelitian penggunaan bahan baku yang berbeda menghasilkan karakteristik kefir yang berbeda.</p> Triana Setyawardani Juni Sumarmono Agustinus Hantoro Djoko Rahardjo Naofal Dhia Arkan Irfan Fadhlurrohman ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 59 64 RENDEMEN DAN KUALITAS ORGANOLEPTIK BAKSO AYAM DENGAN PENGENYAL AGAR KOMERSIL https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2221 <p class="05stapabstract"><span lang="EN-US">Peningkatan kekenyalan pada bakso dapat dilakukan dengan penambahan bahan pengenyal dalam pembuatan bakso termasuk bakso ayam dengan bahan alamiah maupun buatan. Penelitian bertujuan untuk menghasilkan produk olahan daging dengan kualitas yang lebih baik dan untuk mengevaluasi daya suka konsumen terhadap bakso ayam dengan bahan pengenyal tepung agar komersil melalui uji rendemen dan organoleptik. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial 3x3 dengan 3 kali ulangan untuk uji rendemen dan 10 kali ulangan untuk uji organoleptik bakso. Faktor pertama adalah bahan pengenyal tepung agar nutrijel, swallow globe, dan rajawali. Sedangkan faktor kedua adalah level bahan pengenyal 3%, 4%, dan 5%. Variabel penelitian meliputi nilai rendemen dan kualitas organoleptik (warna, aroma, tekstur, dan rasa). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bahan pengenyal tepung agar memberikan pengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap nilai rendemen, dan memberikan pengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) pada uji organoleptik bakso ayam. Dimana jenis dan level terbaik penambahan tepung agar pada nilai rendemen terdapat pada jenis tepung agar swallow globe dengan level 5%.</span></p> Nita Nita Harapin Hafid ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 65 71 PENGARUH PENAMBAHAN EKSTRAK DAUN PANDAN (Pandanus amaryllifolius Roxb.) TERHADAP RASA DAN AROMA YOGURT SUSU KAMBING https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2222 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan ekstrak daun pandan (<em>Pandanus amarillyfolius Roxb</em>.) terhadap rasa dan aroma yogurt susu kambing. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 22 sampai dengan 23 Februari 2023 yang berlokasi di Laboratorium Fakultas Peternakan, Universitas Wijayakusuma, Purwokerto. Materi yang digunakan adalah susu kambing, daun pandan, dan <em>plain yogurt</em>. Rancangan penelitian menggunakan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola searah yang terdiri atas empat perlakuan yaitu P0 (kontrol), P1 (penambahan daun pandan 2 gr/200ml susu kambing), P2 (penambahan daun pandan 4 gr/200 ml susu kambing ), dan P3 (penambahan daun pandan 6 gram/200 ml susu kambing). Setiap perlakuan terdiri dari lima ulangan. Parameter yang diukur adalah rasa dan aroma dengan menggunakan 25 panelis tidak terlatih. Hasil penelitian membuktikan bahwa penambahan ekstrak daun pandan (<em>Pandanus amarillyfolius Roxb</em>.) berpengaruh sangat nyata (P&lt;0.01) terhadap rasa dan aroma yogurt susu kambing. Perlakuan P2 merupakan perlakuan dengan penilaian rasa yang paling disukai oleh panelis. Perlakuan P2 dan P3 merupakan perlakuan dengan penilaian aroma yang paling disukai oleh panelis karena ekstrak daun pandan mampu menutupi aroma khas atau prengus yang ada pada susu kambing.</p> Yayan Suherlan Supranoto Supranoto Citopartusi Margaluna Purnama Tjahjani ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 72 76 PERSEPSI PEMBELI HEWAN KURBAN PADA IDUL ADHA DI TENGAH KONDISI WABAH PENYAKIT TERNAK, STUDI KASUS KABUPATEN BANJARNEGARA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2223 <p>Wabah penyakit ternak ruminansia yaitu Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) dapat menimbulkan beragam persepsi dari masyarakat, khususnya bagi pembeli hewan kurban untuk hari raya Idul Adha. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan persepsi pembeli hewan kurban terhadap PMK di Kabupaten Banjarnegara. Penelitian ini menggunakan metode <em>survey</em> di tiga kecamatan, antara lain Kecamatan Rakit, Kecamatan Mandiraja, dan Kecamatan Bawang. Sampling dilaksanakan dengan metode <em>simple random sampling</em> dan diperoleh 61 orang responden. Pengumpulan data dilakukan dengan metode wawancara menggunakan seperangkat kuesioner yang pertanyaannya terarah pada pengetahuan pembeli hewan kurban tentang PMK, metode pemilihan hewan kurban dalam kondisi wabah PMK, dan metode pengadaan hewan kurban. Data yang didapatkan dari penelitian dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembeli ternak kurban memiliki pengetahuan yang tinggi tentang penyakit ternak. Pembeli hewan kurban memiliki persepsi pada level sedang pada variable pemilihan hewan kurban dan pengadaan hewan kurban. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembeli hewan kurban memiliki pengetahuan tentang hewan kurban yang sehat dan akan berhati-hati dalam memilih dan membeli hewan kurban di tengah kondisi wabah penyakit ternak. Penjual hewan ternak direkomendasikan untuk menjaga kesehatan ternaknya diantaranya melalui vaksinasi dan penerapan biosekuriti.</p> Danang Nur Cahyo Krismiwati Muatip Lis Safitri ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 77 83 PERAN KOPERASI SUSU MARGO MAKMUR MANDIRI TERHADAP KESEJAHTERAAN RUMAH TANGGA PETERNAK SAPI PERAH RAKYAT https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2225 <p class="05stapabstract"><span lang="EN-US">Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peran yang telah dijalankan oleh Koperasi Margo Makmur Mandiri meliputi peran sebagai media belajar, peran sebagai media Kerjasama, dan peran sebagai unit usaha terhadap tingkat kesejahteraan rumah tangga peternak sapi perah rakyat di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu. Metode peneltian dilakukan dengan survey. Teknik pengumpulan data primer diperoleh melalui observasi lapang, wawancara menggunakan kuesoner terstruktur, dan dokumentasi. Penentuan responden dilakukan secara purposive dengan kriteria peternak sapi perah anggota aktif Koperasi Margo Makmur Mandiri sebanyak 50 orang. Data dianalisis secara deskriptif dan menggunakan analisis ekonomi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pendapatan peternak yang tergabung dalam Koperasi Margo Makmur Mandiri adalah sebesar Rp1.923.968,-/bulan. Kondisi kesejahteraan rumah tangga peternak anggota koperasi Margo Makmur Mandiri ditinjau dari segi pendapatan, kondisi perumahan dan aspek pendidikan dapat dikategorikan baik atau sejahtera. Dilihat dari ketiga peran yang dijalankan, meliputi peran sebagai media belajar, media kerjasama, dan sebagai unit usaha, dapat dikatakan bahwa Koperasi Margo Makmur Mandiri telah menjalankan peran dengan baik (berperan) terhadap kesejahteraan rumah tangga peternak sapi perah di Dusun Brau, Desa Gunungsari, Kota Batu, Jawa Timur. </span></p> Anie Eka Kusumastuti Deny Odie Brainheart Sijabat ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 84 84 NERACA PERDAGANGAN DAN ANALISIS TREN PERDAGANGAN SUPLEMEN PAKAN TERNAK DI INDONESIA 2015-2020 https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2226 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui neraca perdagangan suplemen pakan ternak Indonesia dari tahun 2015 sampai 2020 dan proyeksi trennya selama 5 tahun ke depan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data sekunder deret waktu. Data penelitian adalah data ekspor dan impor suplemen pakan ternak yang bersumber dari website resmi badan pangan dunia (FAO). Data ekspor dan impor masing-masing terdiri atas kuantitas (ton) dan nilai (1000 USD). Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis neraca perdagangan dan analisis tren neraca perdagangan. Akurasi tren terbaik ditentukan berdasarkan nilai <em>Mean Absolute Deviation </em>(MAD) dan <em>Mean Square Deviation </em>(MSD).&nbsp; Hasil analisis menunjukkan bahwa berdasarkan kuantitas, neraca perdagangan suplemen pakan ternak Indonesia mulai menuju ke arah positif pada tahun 2019. Secara nilai, neraca perdagangan supelemen pakan ternak berupa neraca perdagangan negatif. Akurasi analisis tren tertinggi didapatkan pada model tren kuadratik. Hasil analisis tren menunjukkan bahwa neraca perdagangan suplemen pakan Indonesia bergerak menuju arah positif. Neraca perdagangan positif akan berdampak positif pada perekonomian negara, sehingga tren tersebut harus tetap dipertahankan. Diperlukan adanya eksplorasi, penelitian dan pengembangan secara berkelanjutan mengenai suplemen pakan ternak berbasis bahan baku lokal untuk dapat meningkatkan ekspor suplemen Indonesia.</p> Nabela Adriyanti Danang Nur Cahyo ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 85 91 ANALISIS PENJUALAN PRODUK MADU PT KEMBANG JOYO SRIWIJAYA PADA 3 TAHUN TERAKHIR https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2227 <p class="05stapabstract"><span lang="EN-US">Pencapaian penjualan merupakan salah satu kunci penting bagi keberlanjutan dan perkembangan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis fluktuasi pencapaian penjualan produk madu di PT Kembang Joyo Sriwijaya, Indonesia pada tahun 2020 – 2022 selama periode awal, tengah, dan pasca pandemi COVID-19. Data diperoleh dari 256 outlet yang tersebar di 42 kota di Indonesia. Outlet pemasaran berada di tiga supermarket (SM), SM1 dan SM2 beroperasi tahun 2020 dan SM3 beroperasi tahun 2021. Selama tahun 2020-2022, jumlah outlet di SM1 meningkat dari 59 menjadi 100 (41,0%), SM2 berjumlah 71 menjadi 120 (40,8%), dan SM3 berjumlah 12 menjadi 45 (73,3%). Pencapaian penjualan produk madu mengalami fluktuasi yang sulit diprediksi. Pada SM1, rata-rata surplus penjualan 46% pada tahun 2020 dan minus 67% pada tahun 2021 dan 2022. Pada SM2, rata-rata surplus penjualan 25% dan 27% pada tahun 2020 dan 2021, dan minus 29% pada tahun 2022. Pada SM3, rata-rata pencapaian penjualan minus 6% di tahun 2021 dan surplus 28% pada tahun 2022. Penjualan produk madu PT Kembang Joyo Sriwijaya pada tahun 2020-2022 mengalami peningkatan, kemudian penurunan sedang pada periode pertengahan, dan penurunan signifikan pada periode pasca pandemi. Strategi untuk meningkatkan penjualan adalah dengan pengembangkan variasi produk, strategi promosi dan pemasaran, serta manajemen sumber daya manusia.</span></p> Dewi Masyithoh Suyadi Suyadi ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 92 92 SUPLEMENTASI TEMULAWAK DAN BRATAWALI PADA STATUS LEKOGRAM AYAM BROILER https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2243 <p>Penelitian tentang suplementasi herbal dalam upaya peningkatan produktifitas ternak banyak sekali dipublikasikan, tetapi jarang sekali dalam penelitian tersebut menginformasikan analisis Lekogram, gambaran lekogram dapat menjelaskan status kesehatan ternak. Lekogram yang dianalisis dalam naskah ini adalah Netrofil, Eosinofil dan Limfosit. Penelitian dilakukan secara eksperimental, dengan 6 perlakuan dan 4 kali ulangan, dengan masing-masing unit berisikan 5 ekor ayam broiler yang dipelihara selama 35 hari. Perlakuan berupa P1: Kontrol, dengan pakan broiler tanpa suplementasi, P2: Perlakuan Temulawak 2%+Bratawali 1%, mulai hari ke-11, P3; Perlakuan Temulawak 2%+Bratawali 1%, mulai hari ke-21, P4: Perlakuan Temulawak 1%+Bratawali 0,5%, mulai harike-11, P5: Perlakuan Temulawak 1%+Bratawali 0,5%, mulai hari ke-21. P6: Perlakuan pemberian suplemen antibiotik. Analisis deskriptif menunjukan pada gambaran Netrofil terjadi peningkatan melebihi standar normal, pada semua perlakuan. Pada jumlah Eosinofil semua perlakuan menunjukkan peningkatan dari jumlah standar&nbsp; normal, kecuali pada Perlakuan P1. Pada jumlah Limfosit, semua perlakuan menunjukkan masih dalam kisaran nilai normal. Peningkatan jumlah Netrofil pada semua perlakuan, dapat disimpulkan adanya aktifitas infeksi bakteri pada semua broiler percobaan, tetapi karena terjadi dalam semua kelompok dapat menjelaskan bahwa aktifitas infeksi bukan dipicu oleh pemberian suplementasi, melainkan introduksi dari lingkungan. Peningkatan jumlah Eosinofil disebabkan adanya aktifitas infeksi parasit, yang merupakan respon dari produk parasit dan kerusakan yang ditimbulkan, bisa jadi terjadi perubahan ekosistem dalam pencernaan yang meningkatkan aktifitas parasit endogen yang disebabkan pemberian suplementasi. Jumlah Limfosit yang tinggi, dapat menggambarkan adanya infeksi virus atau terjadinya infeksi kronis, masih normalnya jumlah Lekosit dibandingkan standar normal, memberikan informasi bahwa suplementasi dapat memperkuat daya tahan broiler.</p> Annistia R Ulfah Mohandas Indradji Diana Indrasanti Agus Susanto Dadang Mulyadi Saleh R Singgih Sugeng Santosa ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 93 93 HUBUNGAN ANTARA UMUR, BOBOT BADAN DAN SKOR KONDISI TUBUH DENGAN KINERJA REPRODUKSI SAPI JABRES https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2282 <p>Penelitian bertujuan untuk mengkaji hubungan antara umur, bobot badan dan skor kondisi tubuh dengan kinerja reproduksi sapi Jabres. Penelitian menggunakan metode non eksperimental <em>purposive random sampling</em> sebanyak 30% dari populasi yang ada pada 2 desa di Kecamatan Bantarkawung dengan metode deskriptif dan analisis regresi linear. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai rataan umur, bobot badan, skor kondisi tubuh 5,01±1,63 tahun; 213,47±37,05kg ; 2,32<u>+</u>0,49. Kinerja reproduksi yang diteliti yaitu <em>post partum estrus</em> (PPE) dan <em>calving interval</em> (CI) dengan nilai rataan berturut turut 2,75±0,71 bulan; 12,82±1,19 bulan. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa umur (U), bobot badan (BB) dan skor kondisi tubuh (SKT) secara simultan mempunyai hubungan yang sangat nyata (P&lt;0.01) dengan PPE (Y) mengikuti persamaan garis Y=0,084+0,2579U+0,00260 BB+0,3186SKT dengan koefisien determinasi 0,8691.&nbsp; Hasil analisis regresi secara parsial menunjukkan bahwa PPE memiliki hubungan yang sangat nyata dengan SKT (P&lt;0,01), sedangkan umur dan bobot badan tidak memiliki hubungan yang nyata. Hasil analisis regresi menunjukkan bahwa umur, bobot badan dan SKT secara simultan mempunyai hubungan yang sangat nyata(P&lt;0.01) dengan <em>calving interval</em> (CI)&nbsp; mengikuti persamaan garis Y = 6,552+0,050U +0,00260BB + 0,133SKT dengan koefisien determinasi 0,8829.&nbsp; Hasil analisis regresi secara parsial menunjukkan bahwa CI memiliki hubungan yang sangat nyata dengan bobot badan (P&lt;0,01), sedangkan umur dan SKT tidak memiliki hubungan yang nyata. Disimpulkan bahwa kinerja reproduksi induk berdasarkan PPE dan CI masing-masing sangat dipengaruhi&nbsp; oleh SKT dan BB induk, sehingga perlu dilakukan evaluasi kecukupan pemberian pakan untuk sapi induk agar dapat meningkatkan SKT dan bobot badan yang akan berdampak pada peningkatan kinerja reproduksi sapi Jabres.</p> Imam Satiyana Mas Yedi Sumaryadi Agustinah Setyaningrum ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 94 94 KARAKTERISTIK ESTRUS DAN FOLIKULOGENESIS KAMBING BOERJA DENGAN RANSUM MENGANDUNG PUFA TERPROTEKSI DAN ANTIOKSIDAN https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2289 <p>Kecukupan kebutuhan nutrien perlu dioptimalkan untuk menunjang potensi reproduksi calon induk kambing lokal prolifik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi pemberian asam lemak tidak jenuh (PUFA) terproteksi dan antioksidan dalam ransum calon induk kambing Boer x Jawarandu (Boerja) terhadap konsumsi zat makanan,BCS, karakteristik estrus, serta folikulogenesis. Penelitian ini menggunakan 10 ekor kambing Boerja yang dibagi dalam 2 perlakuan, yaitu: ransum PUFA + 200 ppm antioksidan (R0), dan ransum PUFA terproteksi + 200 ppm antioksidan (R1). Parameter yang diukur yaitu konsumsi nutrien, BCS, karakteristik estrus, vulva, dan jumlah folikel. Data dianalisis dengan <em>Independent Sample T-test </em>menggunakan program SPSS 25.0. Ransum PUFA terproteksi dan antioksidan tidak berpengaruh nyata terhadap (P&gt;0,05) konsumsi zat makanan. Ransum PUFA terproteksi dan antioksidan berpengaruh nyata terhadap (P&lt;0,05) lama estrus, BCS pra kawin, suhu saat estrus, serta jumlah folikel kecil dan besar. Perlakuan tidak berpengaruh nyata &nbsp;terhadap (P&gt;0,05) ΔBCS, onset estrus, dan jumlah folikel sedang. Penggunaan ransum PUFA terproteksi dan antioksidan tidak mempengaruhi konsumsi zat makanan, memperbaiki nilai BCS, meningkatkan jumlah folikel preovulasi ukuran besar, serta menghasilkan respon estrus 100%.</p> Annisa Putri Sutarno Yusti Pujiawati Dilla Mareistia Fassah Lilis Khotijah ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 95 95 PERSEPSI ANGGOTA KELOMPOK PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PERAN PENYULUH DI KABUPATEN MAGELANG https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2231 <p>Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui persepsi anggota kelompok peternak sapi perah terhadap peran penyuluh di Kabupaten Magelang.&nbsp; Sasaran penelitian ini adalah anggota kelompok peternak sapi perah di Kabupaten Magelang dengan jumlah sampel sebanyak 122 orang. Pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode <em>Stratified Random Sampling </em>dengan strata kelompok peternak sapi perah yang aktif, moderat, dan tidak aktif<em>. </em>Penelitian ini menggunakan metode survey dengan melakukan wawancara menggunakan kuisioner. Data yang diperoleh dianalisis&nbsp; menggunakan&nbsp; statistik&nbsp; deskriptif, <em>One Way Anova</em>, dan<em> Rank Spearman</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi anggota kelompok peternak aktif berada pada kategori tinggi, kelompok peternak moderat dan tidak aktif berada pada kategori sedang. Hasil uji t <em>One Way Anova</em> pada rataan nilai persepsi peternak terhadap peran penyuluh sebagai motivator, inovator, fasilitator, dan komunikator menunjukkan adanya perbedaan yang nyata pada nilai antar masing-masing kategori kelompok. Hasil uji <em>rank spearman</em> menunjukkan bahwa umur peternak pada kelompok peternak aktif memiliki hubungan nyata dengan persepsi peternak, selanjutnya umur, pendidikan, dan pengalaman pada kelompok peternak moderat memiliki hubungan nyata dengan persepsi peternak, serta pada kelompok peternak tidak aktif karakteristik umur dan pendidikan peternak memiliki hubungan yang nyata dengan persepsi peternak terhadap peran penyuluh.</p> Duta Alfalah Novie Andri Setianto Krismiwati Muatip ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 96 104 KERAGAAN DAN DAYA SAING USAHA SAPI POTONG LOKAL https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2232 <p>Sektor pangan merupakan sektor yang diperlukan bagi keberlangsungan kehidupan masyarakat Indonesia. Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terdiri atas subsistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi. Berkaitan dengan ketersediaan pangan, maka salah satu komoditas peternakan yang sangat mendukung yaitu sapi potong. Sapi potong salah satu komoditas unggulan yang diusahakan dan dikembangkan di Kabupaten Minahasa. Permasalahannya sejauhmana keragaan dan daya saing usaha sapi potong lokal di Kabupaten Minahasa. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keragaan dan daya saing usaha sapi potong lokal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei di Kabupaten Minahasa serta kajian data yang telah dipublikasi. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Responden sebanyak 30 petani peternak sapi potong. Analisis data yang digunakan adalah análisis LQ dan RC rasio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai LQ untuk 12 kecamatan di Kabupaten Minahasa lebih besar satu, selanjutnya nilai RC rasio positif.&nbsp; Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usaha ternak sapi potong lokal di Kabupaten Minahasa merupakan usaha sambilan dan layak dikembangkan. Saran perlu intervensi dari pemerintah agar usaha ternak sapi potong lokal dikembangkan sebagai usaha utama dan berorientasi bisnis.</p> Femi H Elly Agustinus Lomboan Anneke K Rintjap Zulkifli Poli ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 105 110 ANALISIS PEMASARAN AYAM BROILER DI KECAMATAN ANGATA KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2233 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pola saluran pemasaran, margin pemasaran dan efisiensi pemasaran pada usaha peternakan ayam broiler di Kecamatan Angata Kabupaten Konawe Selatan. Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja (<em>purposive sampling). </em>Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Penentuan responden secara sensus yang berjumlah 11 orang yang terdiri dari 6 peternak ayam broiler, 2 pedagang pengumpul, dan 3 pedagang pengecer yang ditelusuri menggunakan metode <em>snowball sampling.</em> Model analisis data menggunakan pendekatan analisis deskriptif yaitu untuk mengkaji pola saluran pemasaran ayam broiler dan analisis kuantitatif untuk mengetahui jumlah margin, keuntungan dan efisiensi pemasaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 4 saluran pemasaran ayam broiler yaitu: 1) peternak – konsumen akhir, 2) peternak – pedagang pengecer – konsumen akhir, 3) peternak – pedagang pengumpul – konsumen akhir, dan 4) peternak – pedagang pengumpul – pedagang pengecer – konsumen akhir. Margin pemasaran paling rendah terdapat pada saluran pemasaran III (Rp6.450/ekor) dan tertinggi terdapat pada saluran IV (Rp28.950/ekor). Saluran pemasaran paling efisiensi adalah saluran pemasaran III (3,12%) dengan nilai <em>farmer share</em> (82,66%).</p> Hairil Adzulyatno Hadini Musram Abadi Iska Agustiani ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 111 118 PREVALENSI, IDENTIFIKASI, DAN PENGARUH UMUR TERHADAP TREMATODIASIS PADA KAMBING DI SUMBANG, BANYUMAS https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2234 <p>Penyakit yang menyerang ternak kambing salah satunya adalah cacingan yang dapat menyebabkan penurunan produktivitas ternak dan kurang mendapat perhatian dari peternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi trematodiasis, jenis telur trematoda yang tersebar, dan menguji pengaruh umur terhadap trematodiasis pada ternak kambing di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Materi penelitian berupa 99 sampel feses kambing dengan kategori umur anak (3-5 bulan), muda (6-12 bulan), dan dewasa (&gt;12 bulan). Metode penelitian yang digunakan adalah survei dan uji laboratorium sehingga data yang diperoleh berupa wawancara dan hasil pemeriksaan sampel feses dengan menggunakan metode sedimentasi. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis <em>Chi-square</em>. Prevalensi trematodiasis pada ternak kambing di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas adalah sebesar 32,32%. Jenis telur trematoda yang ditemukan adalah <em>Fasciola </em>sp. (31,31%) dan <em>Paramphistomum </em>sp. (1,01%). Hasil analisis <em>Chi-square </em>terdapat perbedaan yang sangat signifikan menunjukkan bahwa umur berpengaruh sangat nyata terhadap trematodiasis. Kesimpulan dari hasil penelitian ini, prevalensi trematodiasis pada ternak kambing di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas tergolong tinggi dengan hasil identifikasi telur trematoda yang ditemukan adalah <em>Fasciola </em>sp. dan <em>Paramphistomum </em>sp., serta faktor umur ternak sangat berpengaruh terhadap trematodiasis</p> Rania Cattleya Endro Yuwono Diana Indrasanti ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 119 126 KOMBINASI PROBIOTIK Bifidobacterium longum DAN Lactobacillus acidophilus PADA SUSU FERMENTASI SEBAGAI BAHAN SEDIAAN KOSMETIK https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2235 <p>Susu memiliki kandungan vitamin A, vitamin B, vitamin C, dan mineral yang dapat memperbaiki struktur kulit serta memelihara kesehatan kulit. Susu kambing yang difermentasi memiliki aktivitas antioksidan lebih tinggi dibandingkan susu murni serta dapat dijadikan sebagai pencegahan masalah yang timbul pada kulit, seperti penuaan, jerawat, infeksi bakteri dan jamur, serta dermatitis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi probiotik <em>Bifidobacterium longum</em> dan <em>Lactobacillus acidophilus</em> terhadap susu fermentasi yang digunakan sebagai bahan sediaan kosmetik. Rancangan percobaan pada penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan sehingga diperoleh 20 unit percobaan dengan perlakuan perbandingan ke dua probiotik, P1=1:4, P2=2:3, P3=2,5:2,5, P4=3:2, P5=4:1. Parameter penelitian yaitu nilai pH, antibakteri (<em>Propionibacterium acne</em>), dan aktivitas antioksidan. Hasil penelitian berdasarkan anova menunjukkan bahwa susu fermentasi yang menggunakan kombinasi <em>Bifidobacterium longum</em> dan&nbsp; <em>Lactobacillus acidophillus</em> tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05) terhadap nilai pH dan daya hambat susu kambing fermentasi terhadap <em>Propionibacterium acne</em>. Namun, pada antioksidan menunjukkan berpengaruh sangat nyata (P&lt;0,01). Kisaran aktivitas antioksidan IC50 diproleh pada penelitian ini berkisar antara 23,81 sampai 32,7 ppm dengan kandungan antioksidan terkuat dihasilkan kombinasi starter 3:2 (23,81%) (P4) dan 4:1 (25,95%) (P5). Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini yaitu, susu fermentasi yang menggunakan kombinasi <em>Bifidobacterium longum</em> dan <em>Lactobacillus acidophilus</em>&nbsp; sebagai bahan sediaan kosmetik yang terbaik adalah P5 karena memiliki aktivitas antioksidan yang kuat serta aktivitas antibakteri yang lebih baik dari perlakuan lainnya.</p> Dinda Pratiwi Zuraida Hanum Yurliasni Yurliasni ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 127 134 PENGARUH KOMBINASI STARTER Bifidobacterium longum DAN Lactobacillus acidophilus TERHADAP KUALITAS SUSU FERMENTASI https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2236 <p>Gangguan pencernaan merupakan salah satu masalah kesehatan yang masih banyak ditemui di kalangan masyarakat. Pemanfaatan susu kambing fermentasi yang mengandung probiotik merupakan salah satu alternatif untuk mengatasi masalah pencernaan. Tujuan penelitian ini untuk melihat kualitas susu kambing fermentasi dengan kombinasi starter <em>Bifidobacterium longum</em> dan <em>Lactobacillus acidophilus</em> serta potensinya dalam menghambat pertumbuhan <em>Salmonella sp</em> dan <em>Escherichia coli</em>. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 (lima) perlakuan yaitu P1 = 1% : 4%, P2 = 2% : 3%, P3 = 2,5% : 2,5%, P4 = 3% : 2%, P5 = 4% : 1%. Setiap perlakuan terdiri dari 4 ulangan, sehingga diperoleh 20 unit percobaan. Parameter penelitian yaitu kadar asam laktat, total plate count (TPC) dan kemampuan antibakteri untuk menghambat <em>Salmonella sp</em> dan <em>Escherichia coli</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa seluruh kombinasi starter <em>Bifidobacterium longum</em> dan <em>Lactobacillus acidophilus</em> sebagai starter pada susu kambing fermentasi menghasilkan kadar asam laktat dan total plate count yang sesuai dengan SNI. Kadar asam laktat yang diperoleh pada penelitian ini berkisar antara 1,17 sampai dengan 1,22%. Total plate count yang dihasilkan berada dalam kisaran 8,52 sampai dengan 8,89 log CFU/ml. Daya hambat yang dihasilkan dari kombinasi starter <em>Bifidobacterium longum </em>dan <em>Lactobacillus acidophilus </em>tergolong lemah dalam menghambat pertumbuhan <em>Salmonella sp </em>dan <em>Escherichia coli</em>. Kesimpulan yang diperoleh tidak mempengaruhi kadar asam laktat, total plate count, dan kemampuan dalam menghambat pertumbuhan bakteri patogen <em>Salmonella sp </em>dan <em>Escherichia coli</em>.</p> Rati Riwayati Br Pasaribu Elmy Mariana Yurliasni Yurliasni ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 135 142 REVIEW: APLIKASI PROTEASE ASAL TANAMAN PADA PENGEMPUKAN DAGING https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2237 <p>Keempukan daging merupakan atribut penting yang secara signifikan mempengaruhi kepuasan dan penerimaan konsumen. Oleh karena itu, produksi daging yang empuk diperlukan untuk mempertahankan kepercayaan konsumen terhadap daging merah, bersaing dengan jenis daging lain yang secara intrinsik tidak memiliki masalah kealotan (misalnya unggas). Keempukan daging tergantung pada berbagai faktor sebelum dan sesudah pemotongan. Faktor utama yang mempengaruhi kealotan daging adalah jaringan ikat terutama kolagen, dan protein myofibrillar yaitu myosin, dan aktin. Oleh karena itu, teknik pengempukan daging bertujuan untuk melemahkan struktur jaringan ikat dan melonggarkan struktur protein miofibril. Protease tanaman, termasuk protease sistein, protease serin, dan protease aspartat, telah diidentifikasi dan diisolasi dari berbagai sumber tanaman seperti nanas, buah kiwi, ara, dan pepaya. Protease adalah pengempuk alami. Perlakuan dengan protease adalah metode efisien untuk pengempukan daging karena dapat memecah protein struktural dalam jaringan ikat sehingga meningkatkan keempukan. Selain itu, menambahkan protease tanaman ke dalam daging dapat meningkatkan keempukan tanpa mempengaruhi atribut sensorik lainnya seperti rasa dan <em>juiciness</em>. Protease tanaman merupakan pengempuk daging yang inovatif dan berkelanjutan guna memenuhi permintaan yang terus meningkat akan produk daging berkualitas tinggi.</p> Tasnim Hunin Abdelwhab Mohamed Juni Sumarmono ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 143 148 KADAR AIR, TOTAL PADATAN DAN WARNA KEJU DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG BERAS HITAM https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2238 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dari penambahan tepung beras hitam terhadap karakteristik keju. Karakteristik yang diuji meliputi kadar air, total padatan, dan warna (L, a*, b*). Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu susu sapi segar, beras hitam, dan rennet. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola searah dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan dengan penambahan level tepung beras hitam yang berbeda meliputi 0%, 2%, 4%, 6%, dan 8%. Penambahan tepung beras hitam dilakukan pada curd. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis variansi. Penambahan tepung beras hitam pada curd dapat menurunkan L (keju menjadi lebih gelap) dan b*, dan meningkatkan a*. Penambahan tepung beras hitam juga mempengaruhi kadar air dan total padatan. Rata-rata kadar air keju 58,02-60,88% dan total padatan 39,12-41,99%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan tepung beras hitam pada curd dapat mempengaruhi karakteristik keju, khususnya warna keju.</p> Mays Tianling Juni Sumarmono ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 149 154 PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG YANG BERBEDA TERHADAP SUSUT MASAK, KADAR AIR, pH, DAN WARNA (L*) BAKSO DAGING AYAM https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2239 <p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui beberapa karakteristik bakso ayam yang ditambah dengan tepung yang berbeda. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Tepung yang ditambahkan meliputi tepung tapioka sebanyak 15%, tepung konjak 15%, tepung mokaf 15%, tepung ganyong 15%, dan campuran tepung (konjak 5%, mokaf 5%, dan ganyong 5%). Variabel yang diukur adalah susut masak, kadar air, pH dan warna (L* <em>lightness</em>). Data penelitian yang diperoleh dianalisis variansi dan diuji lanjut dengan uji beda nyata. Hasil penelitian menunjukan bahwa penambahan tepung yang berbeda berpengaruh nyata terhadap warna dan pH bakso, namun tidak berpengaruh nyata terhadap susut masak dan kadar air bakso. Nilai <em>lightness</em> (L*) 24,31 ± 0,33 sampai dengan 33,98 ± 0,26, pH bakso berkisar antara 6,63 ± 0,05 sampai dengan 7,05 ± 0,03, susut masak berkisar antara 0,85 ± 0,28 % sampai dengan 2,09 ± 0,03 %, dan kadar air antara 67,22 % ± 0,83 % sampai dengan 69,23 % ± 1,78 %. Kesimpulan penelitian adalah penambahan tepung yang berbeda berpengaruh terhadap warna bakso dan penambahan tepung seperti tepung konjak dan tepung ganyong dapat mempengaruhi&nbsp; pH bakso. Penambahan tepung yang berbeda tidak berpengaruh terhadap kadar air dan susut masak bakso ayam.</p> Lena Yulianti Juni Sumarmono Agustinus Hantoro Djoko Rahardjo ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 155 160 EFEKTIVITAS PENAMBAHAN TEPUNG KULIT BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) TERHADAP KADAR ANTIOKSIDAN DAN TOTAL PLATE COUNT SOSIS DAGING SAPI PADA SUHU DAN LAMA PENYIMPANAN BERBEDA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2240 <p>Seiring perkembangan zaman pengolahan sosis menjadi sangat bervariasi dan bermacam-macam salah satunya dengan meningkatkan kadar antioksidan pada sosis. Salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk meningkatkan kadar antioksidan pada sosis adalah dengan menggunakan kulit buah naga. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penambahan tepung kulit buah naga (<em>Hylocereus polyrhizus</em>) terhadap kadar antioksidan dan <em>total plate count</em> sosis daging sapi selama masa penyimpanan pada suhu yang berbeda. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap Faktorial (RAL Faktorial) yang terdiri dari 2 (dua) faktor yaitu lama penyimpanan (Faktor A) dan suhu penyimpanan (Faktor B). Faktor A merupakan lama penyimpanan bahan yang terdiri dari 1 hari, 7 hari, dan 14 hari, faktor B merupakan suhu penyimpanan yaitu -6˚C, 5˚C, dan 28˚C. Paramater yang diukur adalah kadar antioksidan dan <em>total plate count</em>. Setiap perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penambahan tepung kulit buah naga pada pembuatan sosis dapat menurunkan nilai TPC (<em>Total Plate Count</em>) sosis daging sapi pada suhu -6°C selama 14 hari dan meningkatkan nilai antioksidan pada suhu 5°C selama 7 hari. Perlakuan terbaik terdapat pada perlakuan pada suhu -6°C selama 14 hari dimana nilai TPC pada perlakuan tersebut tergolong ke dalam pangan yang masih aman untuk di konsumsi dan memiliki nilai antioksidan yang tinggi.</p> Eflina Suriyanti Harahap Yurliasni Yurliasni Zuraida Hanum Amhar Abubakar Cut Aida Fitri ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 161 166 ANALISIS PRODUKTIVITAS BEBERAPA VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor (L.) Moench) SEBAGAI PAKAN https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2317 <p class="05stapabstract"><span lang="EN-US">Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas beberapa varietas sorgum yang terukur melalui berat segar serta berat kering daun, batang dan malai. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perbedaan varietas dan 5 ulangan. Varietas sorgum yang dianalisis yaitu Samurai 2, Suri 4, Super 1 dan Numbu. Hasil analisis menunjukkan bahwa perbedaan varietas memberikan perbedaan yang sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap berat segar dan berat kering batang dan malai, namun berbeda tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap berat segar dan berat kering daun. Varietas Super 1 memiliki berat segar dan berat kering batang yang sangat nyata (P&lt;0,01) lebih tinggi dari varietas Numbu, Suri 4 dan Samurai 2. Varietas Samurai 2 memiliki berat segar dan berat kering malai yang sangat nyata (P&lt;0,01) lebih tinggi dari varietas Suri 4 dan Super 1, namun berbeda tidak nyata (P&gt;0,05) dengan varietas Numbu. Disimpulkan bahwa perbedaan varietas tanaman sorgum yang dianalisis yaitu varietas Samurai 2, Suri 4, Super 1 dan Numbu memberikan perbedaan produktivitas dimana untuk berat segar dan berat kering batang yang tertinggi diperoleh dari varietas Super 1 dan untuk berat segar dan berat kering malai tertinggi diperoleh dari varietas Samurai 2.</span></p> Glendi Kindangen Malcky Makanaung Telleng Charles Lodewijk Kaunang ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 167 167 PEMBERIAN VITAMIN B KOMPLEKS TERHADAP PERLEMAKAN AYAM MARON BSM-3 PADA SISTEM LANTAI KANDANG BERBEDA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2244 <p class="05stapabstract"><span lang="EN-US">Usaha peternakan ayam lokal belum berkembang pesat antara lain dikarenakan belum tersedianya bibit unggul serta cara budidaya yang tidak efisien.Tujuan penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian vitamin B kompleks terhadap perlemakan ayam Maron BSM-3 yang dipelihara pada sistem pemeliharaan yang berbeda. Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu kutuk ayam Maron BSM-3 sebanyak 144 ekor, menggunakan metode eksperimen dan rancangan acak lengkap. Perlakuan ada 6 yaitu: L0B0: indoor lantai litter + vitamin B kompleks 0 ml/l, L0B1: indoor lantai litter + vitamin B kompleks 1 ml/l, L1B0 : indoor lantai slat + vitamin B kompleks 0 ml/l, L1B1: indoor lantai litter + vitamin B kompleks dosis 1 ml/l, L2B0 : free range + vitamin B kompleks dosis 0 ml/l, L2B1: free range + vitamin B kompleks dosis 1 ml/l. Analisis ragam menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan dan dosis vitamin B berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap lemak darah, lemak abdomen, dan lemak daging ayam Maron BSM-3. Kesimpulannya bahwa perlemakan ayam Maron BSM-3 yang dipelihara indoor maupun free range dan tanpa diberi vitamin B kompleks menghasilkan perlemakan yang relatif sama dengan yang diberi vitamin B kompleks.</span></p> Elly Tugiyanti Rosidi Rosidi Ibnu Hari Sulistyawan Soegeng Herijanto ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 168 172 SUBTITUSI TEPUNG ROTI AFKIR DENGAN JAGUNG PADA PAKAN KOMERSIAL TERHADAP KONSUMSI, BOBOT POTONG DAN PETAMBAHAN BERAT BADAN HARIAN AYAM BROILER https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2246 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh subtitusi tepung roti afkir dengan jagung pada pakan komersial terhadap konsumsi, bobot potong dan petambahan berat badan harian (PBBH) ayam broiler. Penelitian menggunakan RAL dengan tiga perlakuan, enam ulangan. dan setiap unit terdiri dari 5 ekor ayam broiler strain MB 202 umur 21 hari. Perlakuan P<sub>0</sub>: pakan komersial tanpa tepung roti afkir, P<sub>1</sub>: pakan komersial dengan 15% tepung roti afkir menggantikan jagung dan P<sub>2</sub>: pakan komersial dengan 30% tepung roti afkir menggantikan jagung.&nbsp; Subtitusi tepung roti afkir memberikan efek tidak berbeda terhadap konsumsi pakan 86,82 ± 9,00; 84,16 ± 3,62 dan 83,06 ± 3,47 gram/ekor/hari pada P<sub>0</sub>, P<sub>1</sub> dan P<sub>2</sub> tetapi secara nyata menurunkan bobot potong 1686,8± 83,51; 1504,6± 61,22 dan 1333,0± 130,49 gram dan PBBH 68,71± 2,11: 56,81±2,58 dan 46,29± 5,86gram/ekor/hari (P&lt;0,01) berurutan pada P<sub>0</sub>; P<sub>1</sub> dan P<sub>2</sub>.&nbsp; Subtitusi tepung roti afkir sampai 15 persen tidak dapat menggantikan jagung.</p> Emmy Susanti Bryan Kridha Laksana Elly Tugiyanti Titin Widiyastuti ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 173 177 KONVERSI PAKAN DAN INCOME OVER FEED COST AYAM BROILER PADA PENGGUNAAN BIOPEPTIDA EKSTRAK CEKER AYAM YANG DIHIDROLISIS DENGAN ENZIM PAPAIN https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2247 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan biopeptida ekstrak ceker ayam yang dihidrolisis dengan enzim papain terhadap konversi pakan dan <em>income over feed cost </em>serta mengkaji level paling optimal penggunaan biopeptida ekstrak ceker ayam jika ditinjau dari konversi pakan dan <em>income over feed cost.</em> Materi penelitian yang digunakan adalah Day Old Chick (DOC) ayam broiler sebanyak 200 ekor dengan <em>strain</em> CP 707. Penelitian yang dilakukan menggunakan 4 perlakuan ulangan dengan unit percobaan 9 ekor dan <em>replacement </em>20 ekor menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL). Perlakuan yang diberikan yaitu P<sub>0</sub>= pakan basal, P<sub>1</sub>=pakan basal + 2% peptida bioaktif, P<sub>2</sub>= pakan basal + 4% peptida bioaktif, dan P<sub>3</sub>= pakan basal + 6% peptida bioaktif. Hasil identifikasi menunjukkan konversi pakan pada perlakuan P<sub>0</sub>, P<sub>1</sub>, P<sub>2</sub> dan P<sub>3</sub> beturut-turut 2,35; 2,27 ; 2,28; dan 2,01&nbsp; dan <em>income over feed cost </em>(IOFC) menunjukkan rataan berturut-turut P<sub>0</sub>, P<sub>1</sub>, P<sub>2</sub>, dan P<sub>3</sub> yaitu yaitu 1.625,17; 1.885,57; 1.482.38; dan 4.044,80. Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa perlakuan penambahan biopeptida esktrak ceker ayam berpengaruh sangat nyata terhadap konversi pakan dan <em>income over fedd cost </em>(P&lt;0,01). Hasil uji beda nyata menunjukkan perlakuan P<sub>0</sub>, P<sub>1</sub>, dan P<sub>2</sub> menunjukkan berbeda sangat signifikan dengan perlakuan P<sub>3</sub>. Hasil uji orthogonal polynomial menunjukkan respon garis kubik. Level pemberian biopeptida optimum ditinjau dari konversi pakan dan <em>income over feed cost </em>adalah 2,71-3,68%. Kesimpulan dari penelitian penggunaan biopeptida ekstrak ceker ayam yang dihidrolisis dengan enzim papain pada pakan mampu menurunkan nilai konversi pakan dan meningkatkan <em>income over feed cost.</em></p> Firda A rianda Fidianti Bambang Hartoyo Titin Widiyastuti ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 178 184 ANALISIS PENGELUARAN KONSUMSI PANGAN RUMAHTANGGA PETERNAK SAPI DI KABUPATEN MINAHASA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2248 <p>Konsumsi pangan rumahtangga merupakan kebutuhan anggota rumahtangga terhadap pangan yang bertujuan untuk memantapkan ketahanan pangan di tingkat rumahtangga. Pola konsumsi ini dipengaruhi oleh pola makan sebagian besar penduduk, ketersediaan bahan pangan, dan tingkat pendapatan. Permasalahannya, bagaimana faktor-faktor sosial ekonomi mempengaruhi keputusan konsumsi pangan rumahtangga peternak sapi belum diketahui.&nbsp; Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengeluaran konsumsi pangan oleh rumahtangga peternak sapi di Kabupaten Minahasa. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa dengan pertimbangan merupakan salah satu sentra populasi ternak sapi dan penerima program bantuan ternak sapi di Kabupaten Minahasa. Konsumsi pangan yang dianalisis dalam penelitian ini yakni konsumsi pangan yang dibeli. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsumsi pangan yang dibeli oleh rumahtangga peternak sapi dipengaruhi oleh pendapatan rumahtangga, konsumsi pangan yang tidak dibeli dan jumlah anggota rumahtangga.&nbsp; Semakin tinggi pendapatan rumahtangga dan jumlah anggota rumahtangga maka konsumsi pangan yang dibeli akan meningkat, dan jika konsumsi pangan yang tidak dibeli meningkat, maka konsumsi pangan yang dibeli akan menurun.</p> Sintya Jummoni Krissanty Umboh Boyke Rorimpandey Merci Rosyanti Waani ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 185 188 TINGKAT KESEJAHTERAAN TERNAK SAPI DI WILAYAH TIMUR KABUPATEN SUMBAWA BARAT, NTB https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2249 <p>Kesejahteraan ternak (<em>animal welfare</em>) adalah keadaan ternak yang kebutuhan hidup alaminya terpenuhi. Kualitas hidup ternak akan mempengaruhi produktivitasnya, dimana produktivitas merupakan indikator kesejahteraan ternak. Populasi ternak sapi di wilayah timur Kabupaten Sumbawa Barat (KSB) dalam 5 tahun terakhir terus meningkat tetapi secara kualitas terjadi penurunan produktivitas dan reproduktivitasnya. Penurunan tersebut diduga tidak terpenuhinya aspek kesejahteraan ternaknya. Penelitian bertujuan untuk mengetahui tingkat kesejahteraan ternak sapi di wilayah timur KSB. Penelitian ini menggunakan metode survey, penggalian data melalui wawancara terstruktur menggunakan kuisioner, observasi lapangan dan <em>Animal Needs Index</em> (ANI) dengan jumlah 21 responden. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total skor ANI di wilayah penelitian adalah 15,30 masuk dalam kategori hampir sejahtera. Rekomendasi: 1) Perlu ada program sosialisasi secara masif melibatkan stakeholder terkait dalam rangka meningkatkan pengetahuan dan pemahaman peternak tentang aspek-aspek animal welfare; 2) Perlu adanya intervensi kebijakan pemerintah dalam rangka memastikan penerapan kesejahteraan ternak sapi sebagai upaya untuk peningkatan produktivitas ternak.</p> Sudirman Sudirman Asrul Hamdani Amrullah Amrullah ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 189 202 ALOKASI SUMBER DAYA TENAGA KERJA KELUARGA PADA USAHA TERNAK SAPI DI KECAMATAN TOMPASO BARAT KABUPATEN MINAHASA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2250 <p>Rumahtangga tani memiliki sejumlah sumber daya yang terbatas jumlahnya, dan membuat keputusan untuk mencapai ekuilibrium tertentu yang merupakan tingkat kepuasannya dengan menggunakan sumber daya tersebut. Sumber daya tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting dan &nbsp;perlu &nbsp;diperhitungkan&nbsp; dalam &nbsp;proses produksi dalam jumlah yang cukup, bukan saja dilihat dari tersedianya tenaga kerja tetapi juga kualitas dan macam tenaga kerja.&nbsp; Untuk itu diperlukan suatu analisis mengetahui alokasi sumber daya tenaga kerja pada usaha ternak sapi oleh rumahtangga petani peternak di Kecamatan Tompaso Barat Kabupaten Minahasa. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan teknik wawancara pada responden rumahtangga tani yang hanya memanfaatkan sumberdaya tenaga kerja keluarga pada usaha ternak sapi. Tenaga kerja keluarga yang digunakan yakni ayah (kepala keluarga), ibu dan anak-anak.&nbsp; Rata-rata umur responden (Kepala Keluarga) 45 tahun, sedangkan rata-rata umur ibu rumahtangga 43 tahun. Hal ini mengindikasikan bahwa responden dikategorikan usia produktif. tingkat pendidikan responden mulai dari tidak tamat SD sampai dengan tamat Perguruan Tinggi dengan rata-rata lama pendidikan 9 (sembilan) tahun. Petani responden juga telah berpengalaman memelihara sapi dengan rata-rata pengalaman beternak selama 16 tahun. Alokasi tenaga kerja keluarga untuk usaha ternak sapi mencapai 49.37% dari total curahan tenaga kerja pada berbagai aktivitas usaha tani. Curahan tenaga kerja pria lebih mendominasi dalam pengalokasian tenaga kerja tersebut. Alokasi tenaga kerja keluarga untuk usaha ternak sapi mencapai 49,37 % dari total curahan tenaga kerja pada berbagai aktivitas usaha tani. Alokasi tenaga kerja pria dan wanita dalam keluarga secara signifikan dipengaruhi oleh upah tenaga kerja, alokasi bantuan modal, jumlah sapi yang dipelihara, jumlah sapi yang dijual, dan pendapatan rumahtangga.</p> Boyke Rorimpandey Sintya Jummoni Krissanty Umboh Jolanda Kitsia Juliana Kalangi ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 203 208 PENYULUHAN PEMBUATAN UGMB SEBAGAI SALAH SATU SOLUSI PEMBERLAKUAN PERDA NO 4 TAHUN 2014 https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2251 <p>Penyuluhan bertujuan untuk mencari solusi bagi kemompok tani Winorangian Jaya melalui pengolahan multikultur tanaman aren dengan pengolahan urea gula merah blok sebagai suplemen ternak sapi pada kelompok tani Winorangian Jaya. Miras sudah menjadi sorotan pemerintah, melalui pemberlakukan Perda Nomor 4 Tahun 2014 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol, bahwa akibat perda tersebut dibeberapa tempat, termasuk diantaranya anggota kelompok tani Winorangian Jaya memberhentikan produksi cap tikus, bahkan sebagian tanaman aren yang menghasilkan nira untuk produksi cap tikus tidak terawat lagi dan dibiarkan begitu saja. Keluarga dari petani tanaman aren menggantungkan hidupnya dari hasil penjualan cap tikus. Bahkan berhasil menyekolahkan anak-anaknya sampai ke perguruan tinggi dari hasil penjualan cap tikus. Terdapat ribuan populasi tanaman aren di Kabupaten Minahasa Tenggara termasuk di Kecamatan Tombatu Utara. Pengembangan produksi nira selain cap tikus yaitu gula semut, hand sanitizer, kolang kaling dan lain-lain. Selain mengusahakan tanaman aren, beberapa petani juga memiliki ternak sapi, sehingga pengolahan urea gula merah block berpeluang sebagai salahsatu produk multikulur tanaman aren yang bisa diusahakan oleh petani aren. Peluang pasar multikultur tanaman aren terbuka lebar bagi kelompok tani Winorangian Jaya sebab mendapatkan dukungan dan dorongan pemerintah karena bahan bakunya banyak tersedia sehingga bisa membuka peluang pendapatan baru petani. Anggota kelompok belum memiliki pengetahuan tentang pengolahanmultikultur tanaman aren. Keadaan tersebut terlihat dari tingkat pengetahuan yang ada pada anggota kelompok, sebagian besar tidak tahu tentang cara pengolahan urea gula merah block</p> Marnan Arie Teddy Mokorimban Hironimous Taroreh Malcky Makanaung Telleng Sjenny Sutryaty Malalantang Sonny Moningkey ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 209 211 ANALISIS AGROINPUT (BIBIT DAN PAKAN) PADA USAHA TERNAK BABI https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2252 <p>Peternakan babi merupakan salah satu usaha yang memiliki potensi untuk dikembangkan di Kabupaten Minahasa. Potensi pengembangan dapat dilakukan dengan orientasi agribisnis yang mengacu pada program pemerintah. Agribisnis peternakan babi merupakan suatu kegiatan keseluruhan usaha ternak babi mulai dari penyedia sarana produksi (agroinput) sampai pada agroservis. Agroinput dalam usaha ternak babi seperti input lahan, bibit dan pakan. Permasalahannya sejauh mana pemanfaatan agroinput pada usaha ternak babi di Kabupaten Minahasa sehingga telah dilakukan penelitian untuk menganalisis pemanfaatan agroinput pada usaha ternak babi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan studi kasus terhadap peternakan rakyat. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif yaitu mengkaji secara mendalam pemanfaatan agroinput yang terdiri dari pemanfaatan lahan, bibit ternak babi dan pakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa agroinput dalam usaha ternak babi adalah lahan, bibit ternak babi dan pakan. Lahan yang digunakan untuk bangunan kandang ternak babi, dengan konstruksi kandang dalam bentuk permanen. Jumlah ternak babi yang dimiliki terdiri dari induk 7 ekor, pejantan 2 ekor, grower 10 ekor, dan starter 16 ekor. Bibit diperoleh secara turun temurun yang pada awalnya bibit yang dijadikan sebagai induk dibeli dari perusahaan peternakan babi. Pakan yang dikonsumsi sebagai adalah pakan pabrikan dengan jumlah konsumsi pakan sesuai dengan fase ternak babi. Biaya pakan usaha ternak babi dalam setahun sebesar Rp 141.714.000 terdiri dari biaya pakan starter 5,05%, grower 25,40%, induk 24,73%, induk bunting 23,18%, dan jantan 21,64%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa biaya pakan ternak babi pabrikan berbeda dengan biaya pakan ternak babi yang dicampur sendiri (yang terdiri dari : konsentrat, jagung giling dan dedak).</p> Cindy Andries Meiske L Rundengan Ingriet DR Lumenta Tilly FD Lumy Gam Dicky Lenzun ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 212 216 ANALISIS KEUNTUNGAN USAHA TERNAK SAPI POTONG DI KECAMATAN TOMPASO BARAT https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2253 <p>Pembangunan peternakan tergantung pada pengembangan komoditas peternakan peternakan sapi, tujuannya meningkatkan populasi dan produktivitas hasil ternak yang diikuti peningkatan pendapatan petani peternak, menciptakan lapangan pekerjaan serta meningkatkan mutu genetik ternak sapi. Pembangunan peternakan sapi potong perlu didorong untuk mengantisipasi adanya kecenderungan impor sapi potong dan daging sapi. Permasalahannya sejauhmana keuntungan usaha peternakan sapi potong di Kecamatan Tompaso Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keuntungan usaha sapi potong dan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei di Kecamatan&nbsp; Tompaso Barat. Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Desa sampel ditentukan secara <em>purposive sampling</em> yaitu ditentukan berdasarkan pertimbangan bahwa desa tersebut memiliki populasi ternak sapi potong terbanyak. Responden sebanyak 30 petani peternak sapi potong yang mengembangkan tanaman jagung. Analisis data yang digunakan adalah regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pakan yang dikonsumsi adalah buah jagung muda dan limbah segar, tenaga kerja yang dialokasikan adalah tenaga kerja keluarga. Keuntungan yang diperoleh petani peternak positif. Secara simultan keuntungan dipengaruhi oleh luas lahan jagung, pakan dan jam kerja.&nbsp; Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usaha ternak sapi potong dipengaruhi oleh input yang digunakan. Saran perlu intervensi dari pemerintah agar usaha ternak sapi potong dikembangkan secara terintegrasi dengan tanaman jagung.</p> Sichal MP Sengkey Femi H Elly Erwin Wantasen Zulkifli Poli ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 217 222 KANDUNGAN PROTEIN TELUR TERHADAP PENURUNAN STUNTING https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2254 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kandungan protein telur terhadap penurunan stunting. Stunting merupakan tanda penting dari malnutrisi kronis pada awal kehidupan dengan lebih besar risiko infeksi dan dengan banyak efek jangka panjang, termasuk kebutuhan akan pekerjaan fisik. Stunting adalah masalah bagi bangsa Indonesia untuk menghasilkan generasi yang berdaya saing global. Gizi buruk terjadi pada semua kelompok umur disebabkan oleh kekurangan gizi. Kelompok rawan gizi dan rawan penyakit terjadi kebanyakan anak anak balita. Materi dan metode: analisis protein telur menggunakan proksimat analisis. Hasil analisa telur kandungan protein putih telur via pakan ayam petelur yaitu R1 11,29%, R2 11,46%, R3 11,50% dan R4 11,15%&nbsp; dan kandungan protein putih dan kuning telur menggunakan via pakan yaitu R1 17,67 %,R2 17,03 %, R3 17,55% dan R4 18,47%. Kandungan protein putih telur menggunakan air minum bentuk (<em>juice</em>) ayam petelur R0 11,93%, R1 11,30%, R2 11,43% ,R3 10,40% dan R4 12,18%. Kandungan protein putih dan kuning telur menggunakan air minum bentuk (<em>juice</em>) ayam petelur R0 19,41%, R1 19,03%, R2 16,68%, R3 16,88% dan R4 20,18%. Simpulan: Telur mengandung protein baik putih dan kuning telur yang digunakan sebagai bahan pangan bagi peningkatan gizi anak stunting.</p> Jein Rinny Leke Hengky Kiroh Ratna Siahaan ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 223 226 PENAMBAHAN TEPUNG FERMENTASI GANGGANG COKLAT (Phaeophycae) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM KAMPUNG FASE STARTER https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2255 <p>Kabupaten Polewali Mandar terdapat di selat Makasar dan merupakan daerah pesisir. Salah satu budidaya yang dikembangkan adalah rumput laut (ganggang). Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah ganggang coklat yang difermentasi dalam ransum terhadap performans ayam kampung fase starter. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dan 6 ulangan, dimana setiap ulangan berisi 5 ekor dengan total 150 ekor dengan bobot 31 ± 0,5 g. Perlakuan terdiri atas P0: ransum basal, P1: ransum&nbsp; + 2% TF ganggang coklat, P2 : ransum + 4% TF ganggang coklat dan P3 : ransum&nbsp; + 6 TF ganggang coklat dan P4 : ransum basal + 8% TF ganggang coklat. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi konsumsi, bobot akhir, PBBH dan konversi ransum. Data dianalisis menggunakan Analisis Variansi (ANOVA) jika terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil penelitian diperoleh konsumsi berkisar 978 – 1.188,4 g/ekor, bobot akhir 406,2 – 588 g/ekor, PBBH 6,78 – 9,80 g/ekor/hari dan konversi ransum 1.94 – 2,44. Penambahan tepung fermentasi ganggang coklat dalam ransum berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap konsumsi, bobot akhir, PBBH dan konversi ransum ayam kampung periode starter. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan 8% tepung fermentasi ganggang coklat mampu menurunkan konsumsi dan konversi ransum dan meningkatkan bobot akhir dan PBBH ayam kampung periode starter.</p> Lilis Ambarwati Agni Ayudha Mahanani ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 227 232 EFEK KARBONDIOKSIDA (CO2) DAN TEMPERATUR KANDANG TERHADAP HEN DAY PRODUCTION (HDP) AYAM PETELUR UMUR 31-39 MINGGU PADA SISTEM PEMELIHARAAN OPEN HOUSE https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2256 <p>Penelitian ini bertujuan intuk mempelajari pengaruh kadar CO<sub>2</sub> dan temperature didalam kandang terhadap produksi telur ayam layer umur 31-39 minggu yang dipelihara pada kandang terbuka. Evaluasi dilakukan terhadap sebanyak 300 ayam petelur. Data yang diperoleh dianalisa dengan menggunakan korelasi bivariat dan multiple korelasi dengan menggunakan bantuan software SPSS. Rata-rata CO<sub>2</sub>, temperature dalam kandang, dan HDP selama penelitian adalah 591.68 ± 53.10 ppm, 27.64 ± 1.26<sup>0</sup>C, and 92.37 ± 0.49%, secara berurutan. Koefisien koreasi dari gas CO<sub>2</sub> terhadap suhu didalam kandang adalah 0,011. Koefisien korelasi antara CO<sub>2</sub> dan HDP adalah 0,500. Koefisien korelasi kadar gas CO<sub>2 </sub>dan suhu didalam kandang terhadap HDP adalah 0,511. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa, korelasi antara kadar CO<sub>2</sub> terhadap HDP, maupun korelasi antara suhu didalam kandang bersama dengan kadar CO<sub>2</sub> terhadap HDP adalah sangat kuat. Penelitian ini merekomendasikan untuk memperhatikan kadar CO<sub>2</sub> dalam pemeliharaan layer, karena gas tersebut memiliki dampak yang besar terhadap HDP.</p> Heni Setyo Prayogi Roni Wahyu Pradestya Faizal Andry Dyah Lestari Yulianingrum ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 233 240 KARAKTERISTIK FISIK FERMENTASI LIMBAH GANGGANG COKLAT (Phaeophycae) DENGAN PENAMBAHAN LEVEL PROBIOTIK YANG BERBEDA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2257 <p>Kabupaten Polewali Mandar merupakan sentra budidaya rumput laut. Limbah rumput meliputi hasil rumput laut yang tidak layak jual dan banyak terdapat hama yang menempel pada ganggang yang mengakibatkan gagal panen. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan limbah ganggang coklat yang masih terdapat hama yang hanya dibuang kembali ke laut untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak karena memiliki zat antioksidan dan kolagen yang tinggi. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 5 perlakuan dan 5 ulangan. Perlakuan terdiri atas P0: ganggang coklat tanpa penambahan EM4, P1: ganggang coklat + 20 ml EM4, P2: ganggang coklat + 40 ml EM4, P3: ganggang coklat + 60 ml EM4 dan P4: ganggang coklat + 80 ml EM4. Uji Organoleptis dilakuakan di Laboratorium Terpadu Universitas Sulawesi Barat dengan menggunakan 30 panelis. Parameter yang diamati dalam penelitian ini meliputi aroma, tekstur, warna dan pH. Data dianalisis menggunakan Analisis Variansi (ANOVA) jika terdapat perbedaan antar perlakuan dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda Duncan. Hasil kualitas fisik warna kuning 45,92% - 67%, aroma sedikit asam 35,86% - 66,86% tekstur halus 55% - 69% dengan pH berkisar 4 – 4,5. Perlakuan terbaik diperoleh pada P3 (penambahan 60 ml EM4) menghasilkan warna kuning, aroma asam dan bertekstur lembut.</p> Lilis Ambarwati Agni Ayudha Mahanani Nur Ina Tika ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 241 245 GAMBARAN DARAH PADA KERBAU MURRAH YANG DIBERI TEPUNG KUNYIT SEBAGAI FEED SUPLEMEN https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2295 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran darah kerbau Murrah yang diberi tepung kunyit. Tepung kunyit mengandung senyawa, kurkumin, demetoxykurkumin, bisdemetoxykurkumin dan minyak atsiri. Kurkumin memiliki aktifitas&nbsp; antioksidan yang dapat melindungi hemoglobin dari oksidasi, sehingga juga dapat menjaga kesehatan ternak. Ternak yang digunakan pada penelitian ini&nbsp; adalah kerbau Murrah pada masa laktasi berumur 4-5 tahun sebanyak 4 ekor. Metode yang digunakan metode eksperimental&nbsp; dengan menggunakan Rancangan Bujur Sangkar yang terdiri dari 4 perlakuan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan berupa tepung kunyit&nbsp; dengan level 0% (A), 0,015% (B), 0,030% (C) dan 0,045% (D) dari bobot badan ternak. Peubah yang diamati adalah jumlah eritrosit, kadar hemoglobin, nilai hematokrit, dan jumlah leukosit kerbau Murrah. Hasil penelitian menunjukkan pemberian tepung kunyit nyata (P&lt;0,05) meningkatkan jumlah eritrosit (4.8 – 6.51 10<sup>6</sup>/mm<sup>3 </sup>),&nbsp; kadar hemoglobin (9.85 – 13.22 g/dl), nilai hematokrit (25.82% – 33.32 %), dan jumlah leukosit (8.55 – 11.1 10<sup>6</sup>/mm<sup>3</sup>) kerbau. Pemberian tepung kunyit sampai level 0,030% adalah yang optimal dalam menghasilkan gambaran darah yang baik pada Kerbau Murrah.</p> Salam N Aritonang Yulia Yellita Rizqan Rizqan Eka Putri ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 246 246 PENAMPILAN PRODUKSI PASCA PEMOTONGAN DAN PENDUGAAN PERSENTASE KARKAS MELALUI BOBOT POTONG SAPI PO https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2382 <p>Penelitian berjudul penampilan produksi pasca pemotongan dan pendugaan persentase karkas melalui bobot potong sapi PO, bertujuan mengetahui potensi <em>post mortem</em> (setelah pemotongan) sapi Peranakan Ongole, khususnya dari penampilan produksi, yaitu meliputi:&nbsp; bobot karkas, persentase karkas, panjang karkas, lebar karkas, index konformasi karkas dan fleshing index (index perdagingan). Dikaji pula hubungan bobot potong untuk menduga bobot dan persentase karkas. Penelitian dilaksanakan di Rumah Potong Hewan (RPH) Kabupaten Ciamis. Materi yang digunakan yaitu 30 ekor sapi Peranakan Ongole jantan dengan umur 24 sampai 36 bulan.&nbsp; Hasil pengamatan menunjukkan bahwa sapi Peranakan Ongole yang dipotong memiliki rataan penampilan produksi sebagai berikut : rataan bobot potong = 393,57 ± 47,79 kg. Rataan panjang karkas 155,27 ± 15,62 cm, lebar karkas 59,37 ± 6,72 cm, bobot karkas 190,77 ± 26,72 kg, persentase karkas 48,41 ± 2,08 kg, index konformasi karkas 0,39 ± 0,05 dan rataan fleshing index atau index perdagingan 1,23 ± 0,10. &nbsp;Hasil analisis regresi linier sederhana menyatakan hubungan antara bobot potong dan bobot karkas serta persentase karkas adalah Y = -17,937 + 0,530X&nbsp; dengan R<sup>2</sup> = 0,90 dan Y = 44.174 + 0,011X &nbsp;dengan R<sup>2 </sup>= 0,061. Kesimpulan bahwa persentase karkas sapi PO masih dibawah 50%. Bobot Potong dapat untuk menduga bobot dan persentase karkas. Semakin berat bobot potong, semakin meningkat bobot dan persentase karkas sapi PO.</p> Agustinah Setyaningrum Imbang Haryoko Pambudi Yuwono Ari Dwi Nurasih Febi Widiyanto ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 247 247 REVIEW: KONDISI PERSUSUAN NASIONAL https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2383 <p>Kajian ini ditujukan untuk memberi gambaran kondisi persususuan Indonesia dan memberikan alternatif solusi yang mungkin dapat diambil sebagai kebijakan dalam mengembangkan kondisinya kedepan. Kajian dilakukan melalui penelusuran ilmiah melalui <em>google schoolar</em> terkait publikasi perusuan nasional. Hasil kajian menunjukkan bahwa tren kenaikan susu meningkat 5% pertahun, sedangkan tren produksi susu hanya sekitar 3% pertahun. Produksi susu mengalami peningkatan, namun juga diikuti dengan peningkatan konsumsi nasional, sehingga kemampuan pemenuhan kebutuhan susu nasional masih berada di kisaran 20%. Produksi susu nasional masih terkonsentrasi di pulau jawa dan 80% pemasoknya adalah peternak rakyat. Permasalahan lambatnya perkembangan persusuan nasional meliputi kebijakan nasional yang masih tumpang tindih antar Lembaga; ketergantungan impor dan kebijakan dari importir; kebijakan penyerapan susu dan pengawasan budidaya yang kurang optimal; serapan teknologi yang minim pada peternak; serta permasalahan teknis dan kelembagaan. Kajian ini menyimpulkan bahwa kondisi persusuan Nasional sejauh ini sudah mengalami peningkatan, ditandai dengan peningkatan konsumsi dan produksi susu nasional.&nbsp; Namun, masih terjadi ketimpangan laju permintaan dibanding laju produksi susu.&nbsp; Rendahnya produksi susu secara nasional disebabkan oleh faktor eksternal (kebijakan internasional, intervensi negara importir dan lain – lain) dan faktor internal (penerapan teknologi budidaya masih rendah, tingkat kepemilikan ternak yang rendah, kebijakan pemerintah). Rekomendasi yang dapat dijadikan pertimbangan antara lain: Peningkatan penerapan teknologi budidaya ternak perah di Indonesia; Revolusi putih dengan penguatan pasar susu segar dalam negeri: Pertimbangan kebijakan pemerintah mengenai bea masuk impor susu; dan Penguatan peran koperasi.</p> Afduha Nurus Syamsi Lastriana Waldi ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 248 248 KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK AMOFER JERAMI PADI MENGGUNAKAN STARTER MOL BERBASIS LIMBAH https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2261 <p>Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang mempunyai potensi yang cukup besar sebagai bahan pakan terutama ternak ruminansia. Jerami padi sangat potensial sebagai bahan pakan karena produksinya dapat mencapai 12-15 ton/panen atau 4-5 ton bahan kering. Kendala pemanfaatan jerami padi sebagai pakan ternak antara lain adalah kandungan lignin sebesar 7% dan silikat sebesar 13% sehingga kecernaannya rendah. Hal ini menyebabkan dibutuhkan teknologi pakan untuk meningkatkan kualitasnya, salah satunya adalah amoniasi fermentasi (amofer). Fermentasi sebagai bagian dari amofer membutuhkan starter bakteri yang dapat diperoleh dari lingkungan sekitar (MOL) berbasis limbah, diantaranya ampas tahu dan sampah sayur. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan bahan kering dan bahan organik pada amofer jerami padi dengan penambahan starter MOL berbasis limbah. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 5 kali ulangan, bila terjadi perbedaan perlakuan maka dilakukan uji lanjut yaitu analisis DMRT. Perlakuan penelitian ini yaitu R0 : Jerami padi tanpa amofer ( Kontrol ), R1 : Jerami Padi diamofer menggunakan Molba NF 2 (ampas tahu), R2 : Jerami padi diamofer menggunakan Molba NF 4 (sampah sayur), R3 : Jerami Padi diamofer menggunakan EM4. Variabel yang diamati adalah kandungan bahan kering dan bahan organik yang diukur menggunakan metode Analisis proximat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap kandungan Bahan Kering dan Bahan Organik dengan&nbsp; rata-rata tertinggi pada perlakuan R2.&nbsp; Kesimpulan penelitian ini adalah MOL berbahan dasar sampah sayur menunjukkan hasil terbaik untuk digunakan sebagai starter amofer jerami padi.</p> Usman Usman Restuti Fitria Novita Hindratiningrum ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 249 254 DESKRIPSI SISKA (SISTEM INTEGRASI KELAPA SAWIT-SAPI) DI DESA NANGA TAMAN KECAMATAN NANGA TAMAN KABUPATEN SEKADAU KALIMANTAN BARAT https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2262 <p>Kabupaten Sekadau merupakan salah satu penghasil kelapa sawit di Kalimantan Barat.&nbsp; Wilayah ini memiliki perkebunan kelapa sawit yang cukup luas salah satunya Desa Nanga Taman di Kecamatan Nanga Taman. Selain memiliki Perkebunan Kelapa Sawit yang luas Desa Nanga Taman juga memiliki populasi peternakan sapi yang banyak jika dibandingkan dengan Desa lainnya. Pola pemeliharaan sapi di desa ini digembalakan di lahan sawit (extensive). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui karakteristik peternak, produktivitas ternak sapi dan potensi hijauan antar tanaman sawit pada pola SISKA (sistem integrasi kelapa sawit-sapi<strong>)</strong> di Nanga Taman Kabupaten Sekadau<strong>. </strong>&nbsp;Jenis penelitian yang digunakan adalah kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuesioner kepada peternak sapi yang melakukan integrasi dengan kelapa sawit. Analisis data yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik peternak memiliki tingkat pendidikan 60% lulusan SD, pengalaman beternak 50% memelihara sapi 6-10 tahun, produktivitas ternak sapi tidak berbeda dengan SNI sapi bali dan ditemukan beberapa hijauan antar tanaman sawit yang dominan seperti Axonopus compressus, Imperata cylindrica, Fimbristylis littoralis.</p> Duta Setiawan Aditya Nugraha Ely Nurhidayati ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 255 261 KARAKTERISTIK PETERNAK SAPI POTONG DI KABUPATEN TELUK BINTUNI https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2263 <p>Kabupaten Teluk Bintuni merupakan kabupaten pengembangan sapi potong terutama pada distrik Bintuni dan distrik Manimeri. Oleh karena itu , penting untuk mempelajari karakteristik peternak sapi potong di Kabupaten Teluk Bintuni, khususnya peternak pada distrik Bintuni dan Manimeri. Penelitian menggunakan metode survei dengan teknik studi kasus, sebagai kasus adalah peternak sapi potong. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja dengan pertimbangan populasi sapi potong terbanyak dan telah ditetapkan sebagai Kawasan mandiri sapi potog. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur peternak dominan pada umur produktif 23- 64 tahun dengan tingkat Pendidikan terbanyak Sekolah Dasar (SD), namun demikian sebahyak 79,25% peternak telah mengenyam pendidikan. Sebagian besar peternak mempunyai pengalaman beternak berkisar 5 - 10 tahun&nbsp; dengan mata pencaharian utama sebagai nelayan. Peternak mempunyai jumlah tanggungan 1-3 orang dengan pendapatan dari sapi potong tertinggi berkisar Rp. 1.000.000 - Rp. 2.000.000/bulan.</p> Andoyo Supriyantono Iwung Sri Suryaningsih Sientje Daisy Rumetor ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 262 267 RANCANG BANGUN REAKTOR BIOGAS BERSUMBER DARI LIMBAH TERNAK BABI https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2264 <p>Peternakan babi sebagai sumber pendapatan bagi peternak di Kabupaten Minahasa. Disisi yang lain, peternakan menghasilkan limbah yang dapat menyebabkan pencemaran lingkungan. Peternak di Kabupaten Minahasa khususnya Desa Tempok mengembangkan ternak babi dengan membangun kandang di sekitar pemukiman bahkan posisi kandang berada disamping dapur peternak. Limbah peternakan babi dalam hal ini dibuang di halaman rumah dan saluran air, sehingga apabila kondisi ini tidak diinternalkan maka dapat mengganggu lingkungan bahkan kesehatan masyarakat di sekitar peternakan. Teknologi rancang bangun reaktor biogas dibutuhkan untuk menampung limbah peternakan babi dimaksud. Biogas mempunyai keunggulan dibandingkan dengan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang berasal dari fosil. Sifatnya yang ramah lingkungan dan dapat diperbaharui merupakan keunggulan dari biogas, bahan bakar fosil selama ini diisukan menjadi penyebab dari pemanasan global. Permasalahannya reaktor biogas belum dimanfaatkan oleh peternak babi sehingga dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menentukan model rancang bangun reaktor biogas bersumber dari limbah ternak babi. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan studi kasus terhadap peternakan babi “Batik”. Analisis data yang digunakan yaitu analisis kelayakan dan analisis deskriptif rancang bangun reaktor biogas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah ternak babi yang dimiliki terdiri dari induk 7 ekor, pejantan 2 ekor, grower 10 ekor, dan starter 16 ekor. Rasio penerimaan dan biaya lebih besar. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan babi layak dikembangkan, tetapi dibutuhkan suatu rancangan reaktor biogas untuk meminimalkan pencemaran lingkungan. Saran yang disampaikan bahwa pengusaha peternakan babi perlu menyiapkan investasi untuk membangun reaktor biogas.</p> Meiske Lusje Rundengan Tilly Flora Desaly Lumy Gam Dicky Lenzun Jemmy Elforus Olkar Rawis ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 268 272 ANALISIS KELAYAKAN USAHA TERNAK AYAM JANTAN (TIPE PETELUR) https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2265 <p>Pada <em>era pasca new normal pandemic covid-19</em>, produk peternakan sangat dibutuhkan dalam meningkatkan imunitas masyarakat. Daging ayam merupakan produk peternakan yang diminati masyarakat&nbsp; untuk pemenuhan konsumsi protein hewani. Usaha ternak ayam khususnya ayam jantan (tipe petelur) merupakan salah satu usaha yang belum lama dilakukan oleh para peternak di Kecamatan Kawangkoan. Prospek usaha ternak ini mempunyai masa depan yang cukup baik, mengingat permintaan daging ayam terus berkembang sejalan dengan peningkatan pendapatan dan jumlah penduduk serta pengetahuan tentang pemenuhan gizi bagi keluarga. Permasalahannya sejauhmana kelayakan pengembangan usaha peternakan ayam jantan (tipe petelur) yang dibudidayakan sebagai ayam pedaging. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan pendekatan studi kasus terhadap perusahaan peternakan Takoy (<em>Takoy Farm</em>) di Desa Kayuuwi Kecamatan Kawangkoan. Analisis data yang digunakan yaitu analisis kelayakan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa populasi ternak ayam 5000 ekor. Harga bibit ayam (DOC) Rp 6.500/ekor. Pakan yang digunakan yaitu pakan pabrikan dengan harga pakan Rp 480.000/sak (50 kg). Tenaga kerja yang digunakan adalah tenaga kerja sewa (satu orang) dengan alokasi jam kerja 4 jam per hari. Hasil analisis menunjukkan bahwa nilai RC rasio lebih besar dari satu. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa usaha peternakan ayam jantan (tipe petelur) layak untuk dikembangkan. Saran bahwa usaha ternak ayam jantan (tipe petelur) sebaiknya dikembangkan dengan orientasi agribisnis.&nbsp;</p> Jolanda Kitsia Juliana Kalangi Jeane Pandey Judy Mathilda Tumewu Jemmy Elforus Olkar Rawis ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 273 278 ANALISIS AGROINPUT PADA PERUSAHAAN PETERNAKAN AYAM JANTAN (TIPE PETELUR) YANG DIBUDIDAYAKAN SEBAGAI AYAM PEDAGING https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2266 <p>Pembangunan peternakan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan pertanian, terutama pada saat terjadinya krisis ekonomi dan moneter. Komoditas unggas mempunyai prospek pasar yang sangat menjanjikan. Hal ini karena karakteristik produk unggas dapat diterima oleh masyarkat, harga relatif murah dengan akses yang mudah diperoleh. Salah satu ternak unggas yang cukup potensial adalah ternak ayam jantan (tipe petelur) yang dibudidayakan sebagai sumber daging. Permasalahannya ternak ayam tersebut belum dikembangkan berorientasi agribisnis. Salah satu sub sistem dalam agribisnis yaitu subsistem agroinput. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengembangan sub sistem agroinput (kandang, bibit dan pakan) usaha ternak ayam jantan (tipe petelur). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan pendekatan studi kasus terhadap perusahaan peternakan milik Bapak Reky di Desa Kayuuwi Kecamatan Kawangkoan. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif yaitu mengkaji secara mendalam tentang pengembangan agroinput yang terdiri dari pemanfaatan kandang, bibit ayam dan pakan. Hasil penelitian menunjukkan lahan yang digunakan merupakan milik peternak untuk bangunan kandang ternak ayam, dengan konstruksi kandang dalam bentuk tradisional yang menggunakan sumberdaya lokal. Bangunan kandang dengan luas 144 m<sup>2</sup> yang terbuat dari balok dan papan serta atap seng. Jumlah ternak ayam yang dimiliki satu periode 3000 ekor, dengan proses produksi dalam setahun 4 sampai 5 periode. Bibit (DOC) bersumber dari luar daerah yang dihasilkan oleh PT Comfeed Indonesia, dengan tingkat mortalitas 1 - 2 %. Harga bibit Rp 6500 per ekor. Pakan yang dikonsumsi yaitu berupa pakan pabrikan dengan jumlah konsumsi pakan sesuai dengan umur ayam, rata-rata 61,11 gram/hari. Harga pakan Rp 450.000/sak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa input pakan yang dialokasikan untuk ternak ayam jantan (tipe petelur) yang dibudidayakan sebagai ayam pedaging merupakan komponen dengan biaya terbesar yaitu 74,79 persen.</p> Elfina Kumendong Jolanda Kitsia Juliana Kalangi Jeane Pandey Judy Mathilda Tumewu ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 279 284 PERILAKU MINUM KOPI PADA PETERNAK DOMBA BATUR DI KABUPATEN BANJARNEGARA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2267 <p>Tujuan studi adalah (1) menggambarkan perilaku minum kopi peternak domba batur dan (2) menganalisis peranannya dalam meningkatkan kinerja usaha ternak domba batur di Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Penelitian dilaksanakan pada 20 Oktober sampai dengan 20 Nopember 2022 di wilayah Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Lokasi penelitian merupakan daerah sentra pengembangan budidaya Domba Batur. Metode survei dilakukan dalam penelitian dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner. Peternak domba batur sebanyak 150 orang dipilih sebagai responden dengan menggunakan metode <em>Proportionate Random Sampling</em> berbasis rumus Slovin dengan sampling <em>error</em> 10%. Data yang digunakan yaitu data primer dan sekunder, dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian menggambarkan bahwa 73.3 persen peternak domba batur menyukai kopi dengan berbagai alasan. Hanya 26,7 persen peternak domba batur yang tidak menyukai kopi dikarenakan alasan kesehatan. Sebagian besar peternak yang menyukai minum kopi di dorong alasan bahwa minum kopi menyegarkan dan menambah semangat dalam bekerja (84,5 persen). Jenis kopi yang dikonsumsi sebagian besar peternak domba batur merupakan kopi instant yang diperoleh di warung terdekat (95,5 persen). Sedangkan peternak yang mengkonsumsi kopi tradisional hanya 4,5 persennya. Sebagian besar peternak domba batur menyatakan bahwa minum kopi berpengaruh terhadap cara mereka dalam memelihara ternak domba batur (57,3 persen). Secara umum, peternak domba batur yang minum kopi lebih efisien dalam melakukan usahanya (R/C = 2,01) dibandingkan petani yang tidak minum kopi (R/C = 1,96) walaupun tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (P&gt;0,05). Peternak yang lebih muda cenderung menyukai dan konsumsi kopi agar dapat mendorong semangat untuk lebih banyak mencari pakan ternak (hijauan dan leguminosa) serta melakukan kegiatan kegiatan beternak lainnya. Sedangkan peternak yang lebih tua cenderung tidak menyukai kopi dengan alasan kesehatan. Peternak dengan jumlah domba batur yang lebih banyak cenderung menyukai kopi dibandingkan dengan peternak dengan skala usaha yang lebih sedikit.</p> Mochamad Sugiarto Alief Enstein Yusmi Nur Wakhidati ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 285 291 PELATIHAN PEMOTONGAN HEWAN YANG MEMENUHI KAIDAH HALAL DAN ANIMAL WELFARE BAGI PEMOTONG HEWAN KURBAN DI KABUPATEN BANYUMAS https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2268 <p>Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan para pemotong hewan kurban mengenai pemenuhan kaidah halal dan animal welfare bagi hewan kurban di Kabupaten Banyumas. Kegiatan ini dilakukan melalui metode sosialiasai kegiatan, penyuluhan dan praktik, serta evaluasi. Kegiatan ini diikuti oleh 60 peserta yang berasal dari pondok pesantren di 25 kecamatan di Kabupaten Banyumas. Materi penyuluhan meliputi tata cara pemotongan hewan sesuai syariat Islam, animal welfare bagi hewan kurban, teknik perobohan hewan dan pengenalan peralatan pemotongan, penyakit hewan yang biasa ditemui dalam hewan kurban, serta praktik pemotongan, metode penentuan kematian, pengulitan, serta penyayatan daging dan tulang. Hasil postest menunjukkan terjadinya peningkatan rata-rata nilai peserta sebesar 40,5 poin atau 93,4%. Hal ini menunjukkan ternjadinya peningkatan pemahaman peserta setelah diberi penyuluhan.</p> Lis Safitri Afduha Nurus Syamsi Diana Indrasanti Ahmad Yusuf Prasetiawan ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 292 297 ANALISIS TREN POPULASI DAN PENGEMBANGAN SAPI PO DI KABUPATEN KEBUMEN https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2269 <p>Sapi Peranakan Ongole (PO) merupakan sapi potong unggulan dari Kabupaten Kebumen dan sudah menjadi plasma nutfah yang harus dikembangkan. Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Kebumen yang merupakan pusat produksi pengembangan &nbsp;ternak &nbsp;sapi&nbsp; PO di&nbsp; Provinsi &nbsp;Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui populasi ternak sapi dan ternak ruminansia lainnya per kecamatan di Kabupaten Kebumen, menganalisis tren populasi ternak sapi PO Kebumen 10 tahun terakhir di Kabupaten Kebumen, dan menyusun pemetaaan wilayah basis pengembangan ternak sapi PO Kebumen berdasarkan indeks LQ. Penelitian menggunakan metode survei dengan data utama adalah data sekunder didukung oleh data primer. Data dianalisis menggunakan statistik sederhana berupa nilai rata-rata, frekuensi distribusi, dan tabulasi silang dan dilaporkan secara deskriptif. Tren populasi ternak sapi PO dianalisis menggunakan regresi linier sederhana, sedangkan potensi dan pemetaan wilayah basis ternak sapi PO dengan analisis LQ produksi per Kecamatan di Kabupaten Kebumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternak sapi potong sangat dominan dibandingkan ternak ruminansia lainnya dengan populasi sebanyak 65.632 ekor. Populasi sapi potong di Kabupaten Kebumen memiliki tren yang positif dengan persamaan Y = 6342 + 416,48 X, koefisien determinansi sebesar R² = 0,5575.&nbsp; Basis populasi ternak sapi potong (LQ&gt;1) adalah Kecamatan Buluspesantren (1,1828), Ayah (1,1495), Puring (1,1230), Klirong (1,1124), Mirit (1,1084), Padureso (1,0993), Ambal (1,0775), Petanahan (1,0539) dan Bonorowo (1,0439).</p> Nunung Noor Hidayat Imbang Haryoko Pambudi Yuwono Nur Hidayat ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 298 302 ANALISIS SENSITIVITAS KELAYAKAN USAHA PEMBIBITAN DOMBA (STUDI KASUS PADA SINATRIA FARM YOGYAKARTA) https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2270 <p>Usaha pembibitan domba memiliki prospek yang sangat menjanjikan seiring dengan kenaikan permintaan bakalan dan daging domba. Peluang tersebut dimanfaatkan Sinatrya <em>Farm</em> dengan memilih usaha pembibitan domba sebagai bisnis utamanya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelayakan usaha pembibitan domba dan menganalisis sensitivitas kelayakan usaha. Penelitian ini merupakan studi kasus pada Sinatria <em>Farm</em> Yogyakarta. Sumber data utama berupa data sekunder yang diperoleh dari <em>financial statement</em> Sinatria <em>Farm</em>. Data dianalisis menggunakan pendekatan <em>Net Present Value </em>(NPV) dan <em>Internal Rate of Return </em>(IRR). Sensitivitas kelayakan usaha dianalisis dengan menggunakan analisis simulasi dengan dua skenario. Pertama terjadi penurunan produktivitas ternak tanpa ada perubahan harga dan kedua terdapat penurunan harga jual produk tanpa perubahan produktivitas ternak. Hasil analisis menunjukkan bahwa dengan investasi sebesar Rp685.825.000,00; usia investasi selama 10 tahun dan tingkat <em>discount rate</em> 10% akan menghasilkan NPV positif sebesar Rp86.504.270,00 dan IRR sebesar 13,13%. Analisis sensitivitas kelayakan usaha dengan skenario pertama yaitu penurunan produktivitas sebesar 10% dan harga jual tetap akan menghasilkan NPV negatif sebesar –Rp78.660.913,80 dan IRR 8.13%. Skenario kedua yaitu produktivitas ternak tetap dan terjadi penurunan harga jual sebanyak 15% akan menghasilkan NPV negatif sebesar -Rp58.942.479,80 dan IRR sebesar 9.69%. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelayakan usaha pembibitan domba lebih sensitif terhadap penurunan produktivitas ternak dibandingkan dengan penurunan harga jual.</p> Yusmi Nur Wakhidati Mochamad Sugiarto Nur Hidayat Bagus Junior Muhammad ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 303 308 UMUR DAN JENIS KELAMIN TERHADAP KEJADIAN TREMATODIASIS PADA TERNAK KAMBING DI KECAMATAN SOMAGEDE KABUPATEN BANYUMAS https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2273 <p>Penelitian dilakukan untuk mengetahui kejadian trematodiasis ternak kambing pada tingkatan umur dan jenis kelamin yang berbeda di Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas. Uji sampel dilakukan di Laboratorium Kesehatan Ternak Tipe-B Purwokerto. Sasaran penelitian ini adalah peternak dan ternak kambing pedaging di Kecamatan Somagede Kabupaten Banyumas. Materi yang digunakan adalah 100 sampel feses kambing dengan pengambilan 5 gram/sampel. Metode yang digunakan adalah metode survei dan <em>purposive sampling</em>. Metode untuk menentukan jenis cacing yang terdapat pada sampel feses yaitu uji sedimentasi. Uji sedimentasi dalam penelitian menggunakan larutan <em>Methylen Blue</em> 1%. Data dianalisis menggunakan analisis <em>Chi-Square</em>. Hasil pemeriksaan sampel feses terdapat jenis cacing trematoda yang teridentifikasi yaitu <em>Fasciola sp. </em>dan <em>Paramphistomum sp. </em>Hasil pemeriksaan sampel feses diperoleh rata-rata ternak kambing yang terinfeksi adalah umur yang lebih dari 12 bulan dengan persentase 51,55% dan berjenis kelamin betina dengan persentase 55,55% dari 27 sampel feses yang terinfeksi. Tingkat kejadian trematodiasis di Kecamatan Somagede diperoleh persentase 27% dari 100 sampel feses yang diambil.</p> Hafiz Aghna Nugroho Diana in Mohandas Indradji ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 309 314 PERSENTASE POTONGAN KARKAS DAN KOMPOSISI KIMIAWI DAGING AYAM UNGGUL UNILA-1, AYAM BROILER, DAN AYAM KAMPUNG https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2274 <p>Upaya merespon kebutuhan teknologi pembibitan ayam kampung unggul dilakukan dengan merakit ayam kampung dari berbagai persilangan. Salah satu persilangan yang telah dilakukan adalah Ayam Unggul Unila-1 yaitu hasil persilangan antara ayam Pelung jantan dan ayam petelur betina strain Isa Brown. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persentase dada, persentase paha, dan komposisi kimia daging ayam unggul Unila-1 dibandingkan dengan ayam broiler dan ayam kampung. Materi penelitian yang digunakan adalah 6 ekor ayam unggul Unila-1 umur 2 bulan, 6 ekor ayam broiler umur 1 bulan dan 6 ekor ayam kampung umur 7 bulan. Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan 3 perlakuan jenis ayam yang berbeda dan masing-masing perlakuan diulang 6 kali.&nbsp; Peubah yang diukur adalah persentase dada dan paha, kadar air, kadar protein dan kadar lemak daging paha.&nbsp; Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase dada, persentase paha, kadar air daging ayam unggul Unila-1 umur 2 bulan relatif sama (P&gt;0,05) dengan ayam broiler umur satu bulan maupun ayam kampung umur tujuh bulan, demikian pula dengan kadar protein, sedangkan kadar lemak ayam unggul Unila-1 hasil penelitian ini nyata lebih rendah (P&lt;0,05) dibandingkan dengan kadar lemak daging broiler.</p> Riyanti Riyanti Akhmad Dakhlan ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 315 321 EFEK DESINFEKTAN TERHADAP Leptospira interrogans serovar hardjo https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2275 <p>Leptospirosis merupakan penyakit zoonosis disebabkan oleh bakteri <em>Leptospira </em>patogen yang dapat menginfekasi hewan ternak, hewan liar, dan juga manusia. Hewan yang terinfeksi dapat menyebarkan bakteri ke lingkungan melalui <em>urine</em> dan menjadi sumber infeksi bagi hewan lain dan juga manusia sehingga desinfeksi kandang dan lingkungan penting dalam upaya pengendalian penyakit. Desinfektan yang sering digunakan dan mudah diperoleh yaitu Virkon S dan sodium hipoklorit. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Virkon S dan sodium hipoklorit terhadap daya hidup bakteri <em>Leptospira interrogans </em>serovar hardjo. Kultur bakteri <em>Leptospira interrogans</em> serovar hardjo dengan konsentrasi 1,5 x 10<sup>8</sup> CFU/mL ditambahkan dengan larutan sodium hipoklorit dan Virkon S hingga menghasilkan campuran dengan konsentrasi 0,1%, 0,5%, dan 1% dan diinkubasi selama 5, 10, 15, 30, dan 45 menit. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan mikroskop fase kontras. Hasil menunjukkan sodium hipoklorit dengan konsentrasi 1% paling cepat dapat mengeliminasi <em>L. interrogans </em>serovar hardjo pada menit ke-10 sedangkan Virkon S 0,1%, 0,5%, dan 1% belum dapat mengeliminasi bakteri pada pengamatan secara langsung hingga 45 menit. Sodium hipoklorit lebih efektif dibandingkan dengan Virkon S dalam mengeliminasi <em>L. interrogans </em>serovar hardjo. Oleh karena itu, peternak dianjurkan menggunakan sodium hipoklorit 1% untuk desinfeksi kandang dan lingkungan.</p> Riyandini Putri Susanti Susanti Andi Mulyadi ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 322 327 TREN PENELITIAN ITIK LOKAL BERDASARKAN ASPEK KARAKTERISTIK: ANALISIS BIBLIOMETRIK https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2276 <p>Tren penelitian itik lokal berdasarkan aspek karakteristik merupakan studi yang bertujuan memberikan analisis komprehensif itik lokal dan karakteristik melalui analisis bibliometrik. Materi studi terdiri dari 588 dokumen terindeks dalam database google scholar untuk periode tahun 2013 – 2023. Tren penelitian itik lokal bersifat fluktuatif, mencapai puncak publikasi pada tahun 2019. Selanjutnya terjadi penurunan karena adanya pandemi covid 19. Penelitian itik lokal terpola pada bahasan pentingnya evaluasi genetik, aditif pakan, karakteristik daging dan telur, serta karkas itik lokal. Berdasarkan peta jaringan dari gambar VOSviewer, kata kunci terkait itik lokal terdiri tujuh kelompok tema penelitian. Bahasan penelitian tercatat dari berbagai aspek peternakan itik, diantaranya genetika, nutrisi, dan kualitas produk. Temuan ini penting bagi pembuat kebijakan, lembaga, dan peneliti karena temuan studi ini memberikan informasi kebaruan untuk penelitian itik lokal. Implikasi yang nyata dari studi ini adalah semakin menyempurnakan kontribusi penelitian itik lokal dan aspek karakteristik.</p> Supranoto Supranoto Elly Tugiyanti Novie Andri Setianto ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 328 336 PENINGKATAN PRODUKSI TELUR AYAM NIAGA PETELUR PASCA PUNCAK PRODUKSI MELALUI SUPLEMENTASI KUNYIT DAN PROBIOTIK https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2277 <p>Tujuan penelitian untuk meningkatkan performans produksi telur ayam niaga petelur pasca puncak produksi melalui suplementasi tepung kunyit dan probiotik di dalam pakan.&nbsp; Metode penelitian dilakukan secara eksperimental. Materi penelitian menggunakan 140 ayam niaga petelur umur 45 minggu, strain ISA Brown. Bahan penelitian terdiri atas: tepung kunyit (<em>Curcuma domestica val</em>), probiotik pabrikan, dan complete feed.&nbsp; Penelitian dilakukan berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan yang diuji cobakan adalah suplementasi tepung kunyit dan probiotik di dalam pakan basal terdiri atas: P0 = 0% (kontrol), P1 = pakan basal + 1% tepung kunyit, P2 = pakan basal + 2% tepung kunyit, P3 = pakan basal + 3% tepung kunyit,&nbsp; P4 = pakan basal + 0,5% probiotik, P5 = pakan basal + 1% probiotik dan P6 = pakan basal + 1,5% probiotik. Setiap unit percobaan terdiri atas 4 ekor ayam niaga petelur dan setiap perlakuan diulang 5 kali. Variabel yang diukur meliputi: jumlah telur, HDP, bobot telur, konsumsi dan konversi pakan. Data hasil penelitian dianalisis variansi dan duncan multiple range test.&nbsp; Hasil analisis variansi menunjukkan perlakuan suplementasi tepung kunyit maupun probiotik berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap peningkatkan produksi telur, namun berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap bobot telur, konsumsi pakan dan konversi pakan.&nbsp; Kesimpulan penelitian, suplementasi tepung kunyit 1-3%, maupun probiotik 0,5-1,5% didalam pakan basal meningkatkan produksi telur ayam niaga petelur pasca puncak produksi sebesar 11,23%.</p> Ismoyowati Ismoyowati Elly Tugiyanti Rosidi Rosidi Imam Suswoyo Nu’man Hidayat ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 337 341 PENGARUH PROBIOTIK LACSACPRO TERHADAP PRODUKSI DAN BOBOT TELUR ITIK YANG DIPELIAHARA SECARA TERKURUNG https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2278 <p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui komposisi mikroba dalam probiotik multy strains <em>Lacsacpro </em>(kombinasi antara bakteri <em>Lactobacillus sp. dengan ragi </em><em>Saccharomyces cerevisiae</em>) yang optimal untuk itik petelur yang dipelihara secara terkurung dari sudut produksi dan bobot telur. <em>Penelitian terdiri dari 2 tahap yaitu: Tahap 1: perakitan probiotik </em><em>Lacsacpro yang paling efektif dengan cara rekayasa jumlah bahan sumber mikroba. Sampel probiotik Lacsacpro yang dihasilkan kemudian dianalisa kandungan masing-masing mikrobanya secara kuantitatif, sehingga diketahui secara pasti rata-rata populasinya.&nbsp; </em>Tahap 2:&nbsp; uji coba<em> Lacsacpro</em> hasil tahap pertama (<em>Lacsacpro</em>-1, <em>Lacsacpro</em>-2, <em>Lacsacpro</em>-3) pada itik periode produksi. <em>Penelitian dilakukan dengan metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap. Sebagai perlakuan adalah pemberian </em><em>Lacsacpro-1 (L-1), Lacsacpro-2 (L-2), dan Lacsacpro-3 (L-3) masing-masing sebanyak 5 ml/kg pakan</em>.<em> Setiap perlakuan diulang 6 kali jadi terdapat 18 petak kandang yang berisi 30 ekor itik periode produksi tiap petak, sehingga secara keseluruhan digunakan 540 ekor. </em>Probiotik dicampurkan dalam air untuk mencampur pakan dan diberikan setiap pagi. Perlakuan diberikan selama 3 bulan. Peubah yang diukur yaitu produksi telur (persentase HDP) dan bobot telur. Data yang diperoleh dianalisa menggunakan analisa variansi. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa berdasarkan analisa laboratorium diperoleh populasi <em>Lactobacillus sp</em>. pada L-1, L-2 dan L-3 berturut-turut adalah 1.62 x 106, 1.45 x 106, dan 1.31 x 106.&nbsp; Sedangkan untuk species Saccharomyces cerevisiae pada L-1, L-2 dan L-3 masing-masing adalah 1.33 x 106, 1.38 x 106, dan 1.23 x 106.&nbsp; Rata-rata produksi telur adalah 65,14 + 6,32% berkisar antara 46,5 sampai 81,73%.&nbsp; Berat telur berkisar antara 66,34 – 77,33 gram, dengan rata-rata 71.73 + 6.077 gram. Hasil analisa statistik memperlihatkan bahwa perlakuan berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap parameter yang diuji. Disimpulan bahwa probiotik L-1, L-2 dan L-3 memiliki pengaruh yang sama terhadap produksi dan bobot telur.</p> Imam Suswoyo Elly Tugiyanti ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 342 347 PENGARUH PENAMBAHAN PROBIOTIK DALAM AIR MINUM TERHADAP KONSUMSI AIR MINUM, KONSUMSI RANSUM, PRODUKSI DAN BERAT TELUR PUYUH https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2279 <p>Peternakan puyuh mulai diminati oleh petani peternak dikarenakan usaha ini tidak membutuhkan lahan yang besar. Ternak puyuh menghasilkan telur dan daging yang dapat diandalkan dalam menunjang konsumsi protein hewani asal ternak. Hal ini yang menyebabkan peternakan puyuh memiliki potensi untuk dikembangkan. Faktor yang mempengaruhi pengembangan ternak puyuh yaitu pakan. Pakan diberikan kepada ternak puyuh berupa pakan pabrikan dengan air minum yang ditambahkan probiotik. Probiotik merupakan produk mikroorganisme hidup non patogen yang ditambahkan ke dalam pakan, penambahannya berpengaruh terhadap laju pertumbuhan, efisiensi penggunaan ransum, kecernaan bahan pakan dan kesehatan ternak melalui perbaikan keseimbangan mikroorganisme dalam saluran pencernaan. Permasalahannya sejauhmana penambahan probiotik dalam air minum berpengaruh terhadap konsumsi ransum, produksi dan berat telur puyuh.&nbsp; Berdasarkan latar belakang dan permasalahan maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis penambahan probiotik dalam air minum terhadap konsumsi ransum, produksi dan berat telur puyuh. Metode penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), yang terdiri dari 4 perlakuan dan 5 kali ulangan dengan menggunakan 8 ekor puyuh per unit. Variabel yang diukur yaitu konsumsi air minum, konsumsi ransum, produksi telur puyuh dan berat telur puyuh. Hasil penelitian menunjukkan pada R3 merupakan konsumsi air minum puyuh tertinggi yaitu sebesar 268,46 ml (rata-rata 53,69 ml/ekor/hari). Konsumsi ransum tertinggi yaitu sebesar 92,21 gram (rata-rata 18,44 gram/ekor/hari) tercapai pada R2. Produksi telur tertinggi yaitu sebesar 204,31 % (rata-rata 40,86%/hari) dicapai pada R0. Berat telur puyuh tertinggi yaitu sebesar 53,45 gram (10,69 gram/butir) dicapai pada R3).&nbsp; Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan probiotik dalam air minum sebanyak 0.5-1.5 % berpengaruh terhadap konsumsi air minum, konsumsi ransum, produksi dan berat telur puyuh.</p> Zulkifli Poli Femi Hadidjah Elly Linda Mienneke Shirley Tangkau Rita Meilani Tinangon ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 348 354 PENGARUH SUPLEMENTASI SELENIUM YEAST DAN VITAMIN E TERHADAP HAEMOGRAM AYAM NIAGA PETELUR PADA AKHIR PERIODE PRODUKSI https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2280 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi suplementasi selenium yeast dan vitamin E dalam pakan terhadap profile eritrosit ayam niaga petelur pada akhir periode produksi. Materi penelitian menggunakan 100 ekor ayam petelur strain Hy-Line Brown umur 90 minggu. Metode penelitian eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL).&nbsp; Perlakuan yang diujicobakan terdiri atas : P0: kontrol; P1:100 mg/kg selenium yeast dan 100 mg/kg vitamin E; P2: 150 mg/kg selenium yeast dan 100 mg/kg vitamin E; P3: 100 mg/kg selenium yeast dan 200 mg/kg vitamin E; P4: 150 mg/kg selenium yeast dan 200 mg/kg vitamin E dalam pakan basal. Setiap perlakuan diulang&nbsp; 5 kali, sehingga terdapat 25 unit percobaan. Masing-masing unit percobaan terdiri dari 4 ekor ayam niaga petelur. Peubah yang diukur meliputi: jumlah eritrosit, nilai hematokrit dan kadar hemoglobin. Pengambilan sampel darah dilakukan pada satu ekor ayam secara acak pada setiap unit percobaan, sehingga total jumlah sampel darah 25. Analisis data penelitian menggunakan analisis variansi dan uji lanjut Duncan multiple range test. Hasil Analisis variansi menunjukkan perlakuan suplementasi selenium yeast dan vitamin E di dalam pakan basal berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap jumlah eritrosit, namun berpengaruh tidak nyata terhadap nilai hematokrit dan kadar hemogobin. Rataan jumlah eritrosit ayam niaga petelur sebesar 2,626±0,480 juta sel/ul; nilai hematokrit 27,120±2,007% dan kadar hemoglobin 7,98±0,867 g/dl. Penelitian dapat disimpulkan suplementasi selenium yeast sampai level 150 mg/kg pakan dan vitamin E sampai level 200 mg/kg pakan basal menurunkan jumlah eritrosit, namun nilai hematokrit dan kadar hemoglobin relative sama, serta parameter haemogram masih dalam kisaran normal.</p> Ismoyowati Ismoyowati Rosidi Rosidi Nu’man Hidayat Ibnu Hari Sulistyawan ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 355 358 TAMPILAN ESTRUS PADA KAMBING PERANAKAN ETAWA DENGAN METODE SINKRONISASI ESTRUS YANG BERBEDA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2281 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tampilan estrus dengan metode sinkronisasi estrus yang berbeda terhadap kecepatan timbulnya birahi pada kambing Peranakan Etawa. Materi yang digunakan adalah kambing Peranakan Etawa sebanyak 35 ekor, spons polyurethane berisi fluorogestone acetate, PGF2α, eCG dan GnRH. 35 ekor induk kambing Peranakan Etawa ini dibagi ke dalam empat kelompok yaitu kelompok pertama (P1) dua kali penyuntikan 2 ml PGF2α dengan jarak 10 hari, dan penyuntikan 2 ml eCG berbarengan dengan penyuntikan PGF2α kedua, kelompok yang kedua (P2) Penyuntikan PGF2α sebanyak 2 ml, Kemudian penyuntikan PGF2α&nbsp; yang kedua setelah 11 hari, kelompok yang ketiga (P3) insersi spons berisi fluorogestone 45 mg dan penyuntikan 2 ml eCG saat pencabutan spons dan kelompok yang keempat (P4) yaitu Ovsynch. Peubah yang diamati meliputi respon estrus onset estrus dan intensitas estrus. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis uji-t dan uji chi-square. Hasil penelitian menunjukan bahwa respon estrus P1= 100%, P2= 90%, P3= 90% dan P4= 90%, untuk onset estrus P1= 31,2 ± 6,57, P2= 28,8 ± 12,9, P3= 26,4 ± 15,8 dan P4= 26,4 ± 12,4, sedangkan intensitas estrus P1= 8,6 ± 1,7, P2= 8,2 ± 1,55, P3= 8,4 ± 1,65 dan P4= 7,4 ± 1,51. Hasil penelitian menggunakan analisis data menunjukan bahwa semua perlakuan tidak berpengaruh nyata (P &gt; 0.05) baik untuk respon, onset dan intensitas estrus. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa metode sinkronisasi estrus yang berbeda menimbulkan respon estrus, onset estrus dan intensitas estrus yang sama pada kambing Peranakan Etawa.</p> Anisa Anisa Bayu Rosadi Fachroerrozi Hoesni ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 359 364 TREN PERFORMA PRODUKSI TELUR AYAM NIAGA PETELUR SELAMA PERIODE PRODUKSI DI EXPERIMENTAL FARM FAKULTAS PETERNAKAN UNSOED https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2318 <p>Penelitian bertujuan untuk mengkaji tren performa produksi telur ayam niaga petelur selama periode produksi. Penelitian dilaksanakan di Experimental Farm Fakultas Peternakan UNSOED. Penelitian menggunakan metode survei historis yaitu mengamati catatan produksi ayam niaga petelur selama satu periode produksi tahun 2021-2022. Materi penelitian adalah catatan produksi ayam niaga petelur Hy-Line berjumlah 570 ekor umur 18-102 minggu yang dipelihara pada <em>battery</em>. Variabel yang diamati adalah produksi telur, <em>hen day production</em> (HDP), dan <em>feed conversion ratio</em> (FCR) dan berat telur. Data dianalisis menggunakan statistik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan ayam niaga petelur mulai berproduksi pada umur 18 minggu, terus meningkat sampai umur 34 minggu, kemudian menurun sampai diafkir pada umur 102 minggu. Trend HDP juga meningkat mengikuti umur dan mencapai puncak pada umur 27-34 minggu (94,4%). Rata-rata FCR selama periode pemeliharaan 2,6 ± 1,1 terbaik pada minggu ke 30-54 sebesar 2,1. Berat telur rata-rata adalah 61,07 ± 2,92 gram/butir. Kesimpulan penelitian adalah tren performa produksi ayam niaga petelur yang dipelihara normal, mencapai puncak produksi pada umur 26 – 34 minggu, kemudian menurun sampai diafkir.</p> Setya Agus Santosa Ismoyowati Ismoyowati Dattadewi Purwantini Agus Susanto ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 365 369 KEBERHASILAN INSEMINASI BUATAN PADA KAMBING BERDASARKAN NILAI NON RETURN RATE (NRR) PADA ASEPTOR DENGAN METODE SINKRONISASI YANG BERBEDA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2283 <p>Kambing merupakan salah satu jenis ternak ruminansia yang potensial dikembangkan sebagai ternak penghasil daging dalam rangka pemenuhan kebutuhan daging nasional yang terus meningkat. Tiga puluh lima ekor induk kambing Peranakan Etawa ini dibagi ke dalam empat perlakuan yaitu : P1 (dua kali penyuntikan 2 ml PGF2α dengan jarak 10 hari, dan penyuntikan 400 IU eCG berbarengan dengan penyuntikan PGF2α kedua), P2 (Penyuntikan PGF2α sebanyak 2 ml, Kemudian penyuntikan PGF2α yang kedua sebanyak 2 ml setelah 11 hari), P3 (insersi spons berisi fluorogestone 45 mg dan penyuntikan 2 ml eCG saat pencabutan spons) dan P4 (Ovsynch, Penyuntikan GnRH (Fertagyl MSD) 1 ml. 7 hari kemudian disuntik dengan PGF2α 2 ml. jarak 2 hari disuntik kembali dengan GnRH 1 ml). Nilai yang diperoleh pada penelitian ini adalah P1=100%, P2=80%, P3=90%danP4=90%. Teknologi inseminasi buatan telah terbukti efektif dalam menyebarkan bibit pejantan maupun yang betina dengan genetic materi unggul,berdasarkan hasil dari perhitungan NRR kambing yang mendapat perlakuan tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05). Metode sinkronisasi yang berbeda non return rate mempunyai angka kebuntingan yang tidak berbeda nyata.</p> M Syaukani Bayu Rosadi Fachroerrozi Hoesni ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 370 374 FREKUENSI PENAMPUNGAN SEMEN BERKAITAN DENGAN KARAKTERISTIK SEMEN DAN FERTILITAS SPERMATOZOA AYAM KAMPUNG https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2284 <p>Suatu penelitian telah dilakukan untuk mempelajari pengaruh frekuensi panyadapan semen terhadap karakteristik semen dan fertilitas spermatozoa ayam kampung. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Tiga perlakuan frekuensi penampungan semen yaitu: F1 = setiap tiga hari sekali, F2 = Setiap enam hari sekali, dan F3 = Setiap sembilan hari sekali. Setiap unit percobaan diisi 3 ekor ayam kampung jantan umur 50 - 70 minggu dan ditampung selama delapan kali. Peubah yang diamati meliputi volume semen, motilitas, viabilitas, konsentrasi, dan fertilitas spermatozoa. Data yang diperoleh dianalisis dengan analisis ragam (anova) dilanjutkan uji beda nyata jujur. Analisis statistik menunjukkan bahwa frekuensi penyadapan semen berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap seluruh peubah yang diamati, kecuali terhadap volume dan konsentrasi (P&lt;0,05). Dapat disimpulkan bahwa ayam kampung mengekspresikan kapasitas reproduksi optimalnya secara lebih efisien ketika pengumpulan semen dilakukan dengan frekuensi tinggi (sekali setiap tiga hari sekali) daripada frekuensi rendah (sekali setiap sembilan hari sekali).</p> Lidya Nur Amalia Agus Yuniawan Isyanto Dadang Mulyadi Saleh ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 375 379 KARAKTERISTIK PERTUMBUHAN DAN MORTALITAS CEMPE BERDASARKAN PARITAS INDUK PADA DOMBA LOKAL https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2285 <p>Penelitian berjudul karakteristik pertumbuhan dan mortalitas cempe berdasarkan paritas induk pada domba lokal, bertujuan untuk mengetahui performans bobot lahir, Pertambahan Bobot Badan Harian (PBBH), dan bobot sapih serta mortalitas cempe pra-sapih domba lokal, pada paritas induk yang berbeda. Data diambil di UPTD-BPPTD Margawati Garut, Jawa Barat. Materi penelitian yang digunakan adalah 141 induk domba local Garut. Variabel yang diamati adalah bobot lahir, PBBH, dan bobot sapih serta mortalitas cempe pra-sapih pada paritas 1,2,3. Data yang diperoleh dikoreksi terhadap jenis kelamin dan tipe kelahiran. Metode penelitian yang digunakan adalah survei dengan teknik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Data dianalisis menggunakan regresi. Hasil penelitian menunjukkan rataan dan simpang baku bobot lahir pada paritas 1,2 dan 3 masing-masing, paritas 1: 2,18 ± 0,47 kg; paritas 2 : 2,23 ± 0,52 kg., paritas 3 : 2,24 ± 0,51 kg. Rataan dan simpang baku PBBH pada paritas 1, 2 dan 3 masing-masing 0,10 ± 0,02 kg; 0,10 ± 0,04 kg dan 0,11 ± 0,03 kg. Rataan dan simpang baku bobot sapih pada paritas 1, 2 dan 3 masing-masing 10,99 ± 3,29 kg; 11,44 ± 3,32 kg dan 11,96 ± 3,29 kg. Rataan mortalitas paritas 1: 9,11 ± 22,9 kg; paritas 2 : 13&nbsp; ± 28.6 kg, paritas 3 : 10,9 ± 26 kg. Hasil analisis regresi menunjukan tidak terdapat pengaruh yang nyata antara paritas dengan bobot lahir, PBBH, dan bobot sapih serta mortalitas cempe pra-sapih domba lokal (P&gt;0,05). &nbsp;Persamaan regresi pengaruh paritas terhadap bobot lahir Y = 2,16 + 0,03 X dan R<sup>2</sup> sebesar 0,004; terhadap PBBH Y = 0,09 + 0,005 X dan R<sup>2</sup> sebesar 0,025; terhadap Bobot sapih&nbsp; Y = 10,49 + 0,49 X dan R<sup>2</sup> sebesar 0,02 dan terhadap mortalitas Y = 9,21 + 0,90 X dan R<sup>2</sup> sebesar 0,01. Berdasarkan hasil analisis regresi linier dapat disimpulkan tidak ada pengaruh paritas terhadap karakteristik pertumbuhan dan mortalitas cempe pra-sapih di UPTD-BPPTD Margawati Garut.</p> Dattadewi Purwantini R Singgih Sugeng Santosa Setya Agus Santosa Agus Susanto Dewi Puspita Chandrasari ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 380 385 GAMBARAN FOLIKEL DEGRAF PADA SAPI SIMENTAL YANG MENGALAMI KASUS DELAY OVULASI https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2286 <p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melihat gambaran dinamika folikuler ovarium pada sapi <em>crossbreed</em> yang terdiagnosa <em>Delayed ovulasi. </em>Sapi yang digunakan adalah sapi <em>crossbreed</em> sebanyak 2 ekor yaitu 1 ekor yang terdiagnosa mengalami <em>Delayed ovulasi</em> jenis Simmental dan 1 ekor sapi normal jenis Peranakan Ongole. Pengamatan dinamika folikuler ovarium dilakukan menurut metode Fricke dengan pemindaian berulang pada permukaan ovarium untuk memperoleh gambaran folikel.Parameter yang diamati adalah jumlah, dan diameter folikel, pada ovarium sapi yang diukur menggunakan kliper internal pada USG yaitu jarak antar kedua titik sumbu berdasarkan sumbu terpanjang dengan satuan cm, untuk mengetahui perkembangan selama satu siklus estrus. Hasil penelitian menunjukan bahwa Sapi simmental <em>crossbreed </em>yang mengalami <em>delayed ovulasi </em>pada tabel memiliki ukuran folikel de graaf 1,5, ukuran tersebut lebih kecil di bandingkan dengan sapi peranakan ongole dengan ukuran 2 CM. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perbedaan ukuran folikel tidak ada pengaruhnya dengan kasus <em>delayed ovulasi</em>, sapi yang mengalami <em>delayed ovulasi</em> mengalami estrus yang berkepanjangan dan telah di dapatkan hasil usg pada sapi yang mengalami <em>delayed ovulasi</em> bahwa ovulasi terjadi pada hari ke 3 estrus tepatnya ketika sapi tersebut berada di penghujung estrus</p> Langgeng Priyanto Herdis Herdis Santoso Santoso Rahma Isartina Anwar Tri Puji Priyatno Pradita Iustitia Sitaresmi Agung Budianto Oktora Dwi Putranti Arfan Abrar Ahmad Falahul Irfan ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 386 392 PENGARUH KONSENTRASI ANTIOKSIDAN GENISTEINE TERHADAP KUALITAS SEMEN SAPI PERANAKAN ONGOLE SELAMA PROSES PENYIMPANAN SUHU DINGIN https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2288 <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh kadar Genistein optimal yang digunakan dalam pengencer <em>Tris Aminomethane</em> kuning telur pada semen Sapi Peranakan Ongole (PO) yang disimpan pada suhu dingin 5<sup>0</sup>C, diamati pada 0, 24, 48, 72 jam. Bahan yang digunakan adalah semen segar sapi PO. Semen diencerkan menjadi empat perlakuan yaitu P0 (tanpa penambahan Genistein), P1 (penambahan Genistein 10 µM, P2 (penambahan Genistein 30 µM), P3 (penambahan Genistein 50 µM).Variabel diamati berdasarkan motilitas individu, viabilitas, abnormalitas dan integritas membran spermatozoa. Metode yang digunakan adalah eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan genistein pada semua perlakuan yang disimpan selama 72 jam memberikan pengaruh yang nyata (P&lt;0,05) terhadap motilitas individu. Semua perlakuan dengan penambahan genistein pada 0, 24, 48 jam berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap viabilitas spermatozoa. Hasil abnormalitas spermatozoa menunjukkan bahwa semua perlakuan genistein pada 48 jam berpengaruh nyata (P&lt;0,05). Perlakuan P0, P1, P2, P3 berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap integritas membran sel spermatozoa pada jam ke 0 dan 72. Penambahan genistein 30 µM merupakan perlakuan terbaik untuk mempertahankan kualitas spermatozoa selama penyimpanan pada suhu dingin (5<sup>0</sup>C).</p> Chairdin Dwi Nugraha Diajeng Doyu Pangestu Suyadi Suyadi ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 393 399 LAMA PERENDAMAN KULIT SAPI PADA PROSES LIMING MENGGUNAKAN LARUTAN Ca(CO)2 TERHADAP KANDUNGAN PROTEIN, LEMAK, KERENYAHAN DAN DAYA KEMBANG KRECEK https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2290 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji Lama Perendaman Kulit Sapi pada Proses Liming menggunakan larutan Ca(CO)2 Terhadap Kandungan Protein, Lemak, Kerenyahan dan Daya Kembang <em>Krecek</em> Kulit Sapi. Bahan yang digunakan kulit sapi sebanyak 21 kg, 8,4 kg Ca(OH)2 dan 105 liter air. Penelitian ini menggunakan dua rancangan yaitu Rancangan Acak Lengkap dan Rancangan Acak Kelompok, sebagai perlakuan adalah lama perendaman kulit sapi dalam larutan Ca(OH)2 yaitu Lama pernendaman (L1) 24 Jam, (L2) 48 Jam dan (L3) 72 Jam, masing-masing perlakuan diulang sebanyak tujuh kali. Variabel yang diukur adalah Kandungan Protein, Kandungan Lemak, Kerenyahan dan Daya Kembang <em>Krecek</em> kulit sapi. Hasil penelitian diperoleh rataan dan standar deviasi kandungan protein <em>krecek</em> yaitu L1:&nbsp; 82,30 ± 2,23 %; L2: 78,19 ± 2,48 %; L3: 75,26 ± 1,29 %, kandungnan lemak <em>krecek</em>&nbsp; L1: 2,68 ± 0,18 %; L2: 2,31 ± 0,20 %; L3: 2,24 ± 0,22 %, kerenyahan <em>krecek</em> L1: 3,78 ± 0,25; L2: 4,21 ± 0,25; L3: 4,65 ± 0,19, daya kembang <em>krecek</em> L1:&nbsp; 161,19 ± 0,70 %; L2: 162,75 ± 0,87 %; L3: 165,54 ± 1,31 %. Hasil Analisis Variansi diperoleh petunjuk bahwa lama perendalam kulit sapi dalam larutan Ca(CO)2 berpengaruh nyata terhadap kandungan protein, kandungan lemak, kerenyahan dan daya kembang <em>krecek</em> kulit sapi. Kesimpulan bahwa lama peredaman kulit sapi dalam larutan Ca(CO)2 pada proses liming selama 72 jam menghasilkan <em>krecek</em> terbaik.</p> R Singgih Sugeng Santosa Dattadewi Purwantini ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 400 405 REVIEW: EKSPLORASI INDEKS SINKRONISASI PROTEIN-ENERGI BAHAN PAKAN UNTUK TERNAK PERAH SECARA IN VITRO https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2291 <p class="05stapabstract"><span lang="EN-US">Prinsip penyusunan bahan pakan pada ternak perah adalah mengoptimalisasi sintesis protein mikroba rumen. Hal ini dapat dilakukan dengan indeks sinkronisasi protein-energi (SPE). Penyusunan ransum model ini membutuhkan informasi indeks SPE dari masing-masing bahan pakan, sedangkan informasinya tidak terinventarisir dengan baik. Selain itu, teknik pengumpulan data indeks SPE dengan metode <em>in sacco</em> cukup menyulitkan, sehingga perlu dilakukan kajian secara <em>in vitro</em>. Tujuan review ini adalah untuk merangkum serangkaian penelitian yang telah dilaksanakan mengenai indeks SPE melalui metode in vitro dan menarik kesimpulan penting untuk pengembangan penelitian sejenis pada masa mendatang. Hasil review mendapatkan data bahwa bahan pakan yang tergolong pada indeks SPE tinggi yaitu <strong>Rumput:</strong> Gajah (0,72), <strong>Jerami:</strong> Kacang Tanah (0,71) dan Kedelai (0,74), <strong>Konsentrat:</strong> Onggok (0,71-0,90), Gaplek (0,94), Tepung Jagung (0,87) dan Roti (0,94), serta <strong>Bungkil:</strong> Kelapa (0,72-0,74), kedelai (0,74-0,77), dan inti sawit (0,71). Indeks SPE medium meliputi <strong>Rumput:</strong> Raja (0,58-0,66), Odot (0,66), Benggala (0,58), Setaria (0,68)), <strong>Jerami:</strong> Jagung dan ubi jalar (0,63), <strong>Legum:</strong> Indigofera (0,48), Gamal (0,47), Kelor (0,46), <strong>Ramban:</strong> Nangka (0,69), Singkong (0,55), Kersen (0,47), serta <strong>Konsentrat:</strong> Pollard (0,42-0,57), Bekatul (0,50), CGF (0,65), Kleci (0,63) dan Ampas Kecap (0,61). Indeks SPE rendah meliputi <strong>Jerami: </strong>Padi (0,29), <strong>Legum: </strong>Turi (0,34-0,42), Lamtoro (0,31-0,34), Kaliandra (0,31), <strong>Ramban: </strong>Pisang (0,35), <strong>Konsentrat: </strong>Dedak (0,29-0,54), Tepung Ikan (0,31), dan Ampas Tahu (0,37-0,59). Hasil review menyimpulkan bahwa berdasarkan kajian in vitro, masing-masing bahan pakan memiliki indeks sinkronisasi protein-energi (SPE) yang berbeda. Bahan pakan dengan rasio bahan ekstrak tanpa nitrogen (BETN) dan protein, kadar serat, dan anti nutrisi yang semakin rendah, akan menghasilkan indeks SPE yang tinggi.</span></p> Afduha Nurus Syamsi Yusuf Subagyo Hermawan Setyo Widodo Merryafinola Ifani ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 406 415 PENGARUH LEVEL IMBAGAN HIJAUAN DAN KONSENTRAT PELLET PAKAN KOMPLIT BERBASIS FODDER JAGUNG TERHADAP KONSENTRASI VFA DAN N-NH3 SECARA IN VITRO https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2292 <p>Penelitian dilakukan untuk mengetahui pengaruh level imbangan hijauan dan konsentrat <em>pellet</em> pakan komplit berbasis <em>fodder</em> jagung terhadap konsentrasi VFA dan N-NH<sub>3</sub> secara <em>in vitro</em>. Penelitian dilaksanakan di <em>Green House</em> dan Laboratorium Ilmu Bahan Makanan Ternak Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto. Materi penelitian ini yaitu pellet komplit berbasis <em>fodder</em> jagung dengan 3 imbangan berbeda, cairan rumen dari 3 ekor domba, serta alat dan bahan yang digunakan untuk analisis in vitro VFA dan N-NH<sub>3</sub>.&nbsp; Metode penelitian yang dilakukan yaitu eksperimental <em>in vitro</em>, menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan yang diuji cobakan yaitu 3 perlakuan dengan P<sub>1</sub>=30% <em>fodder</em> jagung dan 70% konsentrat, P<sub>2</sub>=50% <em>fodder</em> jagung dan 50% konsentrat, dan P<sub>3</sub>=70% <em>fodder</em> jagung dan 30% konsentrat. Variabel yang diukur yaitu <em>Volatile Fatty Acid</em> (VFA) dan N-NH<sub>3</sub>. Hasil penelitian ini memperoleh rataan konsentrasi VFA yaitu dengan P<sub>1</sub>=131,95±25,00 mM, P<sub>2</sub>=113,39±15,83 mM, P<sub>3</sub>=92,46±09,26 mM dan rata rata nilai N-NH<sub>3 </sub>yaitu P<sub>1</sub>= 8,92±1,67 mM, P<sub>2</sub>=5,57±0,57 mM, P<sub>3</sub>=4,78±0,64 mM. Berdasarkan analisis variansi bahwa perlakuan berpengaruh sangat nyata terhadap konsentrasi VFA dan N-NH<sub>3</sub> (P &lt; 0.01). Hasil dari uji lanjut DMRT level imbangan hijauan dan konsentrat pellet pakan komplit berbasis fodder jagung terhadap konsentrasi VFA dan N-NH<sub>3</sub> yaitu pada P1 berbeda nyata dengan P2 dan P3 sedangkan P2 dan P3 tidak berbeda nyata. Kesimpulan dari penelitian ini bahwa level imbangan 30% hijauan berbasis fodder jagung dan 70% konsentrat <em>pellet</em> pakan komplit dapat meningkatkan konsentrasi&nbsp; VFA dan N-NH<sub>3</sub> pada ternak domba secara <em>in vitro</em>.</p> Gita Syifarani Munasik Munasik Nur Hidayat Emmy Susanti Caribu Hadi Prayitno ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 416 421 PROSPEK REDUKSI CH4 PADA POLA INTEGRASI SAPI SAWIT DI KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2293 <p>Penelitian telah dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2022 di lahan perkebunan sawit yang menggunakan pola integrasi sapi sawit di Desa Rano Kabupaten Tanjung Jabung Timur&nbsp; untuk mengetahui keterlibatan stakeholders dalam prospek&nbsp; integrasi sapi sawit.&nbsp; Penelitian menggunakan metode analisis prospektif partisipatif, wawancara, analisis pengaruh antar-variabel kunci, membangun skenario, dan analisis implikasi strategis dan aksi antisipatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa&nbsp; terdapat empat variabel penggerak utama yang harus dititikberatkan dalam&nbsp; pola integrase sapi sawit, yaitu jumlah populasi ternak sapi, pengetahuan peternak, sistem pemeliharaan ternak sapi, pola integrasi sapi sawit, manajemen kotoran ternak.. Penitikberatan pada keempat variabel tersebut diharapkan dapat meningkatkan jumlah populasi ternak sapi tanpa merusak tanaman kelapa sawit dan mengurangi gas CH4 yang dilepaskan kelingkungan.</p> Hutwan Syarifuddin A Rahman Sy M Afdal Dodi Devitriano ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 422 428 PENGARUH FERMENTASI KULIT KELAPA MUDA (Coconus nucifera linn) DENGAN EFFECTIVE MICROORGANISM-4 (EM-4) TERHADAP KANDUNGAN FRAKSI SERAT https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2294 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh dosis effective microorganism-4 (EM-4) dan lama fermentasi pada kulit kelapa muda (<em>Coconus Nucifera Linn</em>) sebagai bahan pakan terhadap kandungan fraksi serat (kandungan NDF, ADF, hemiselulosa, selulosa dan lignin). &nbsp;Penelitan ini menggunakan metode eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) 6 perlakuan dan 3 ulangan. Keenam perlakuan tersebut adalah A: dosis EM-4 5 % dan lama fermentasi 6 hari, B: dosis EM-4 5 % dan lama fermentasi 12 hari, C: dosis EM-4 5% dan lama fermentasi 18 hari, D: dosis EM-4 10% dan lama fermentasi 6 hari, E: dosis EM-4 10% dan lama fermentasi 12 hari dan F: dosis EM-4 10% dan lama fermentasi 18 hari.&nbsp; Peubah yang diamati adalah kandungan fraksi serat (NDF, ADF, hemiselulosa, selulosa dan lignin). &nbsp;Hasil penelitian menunjukkan bahwa fermentasi kulit kelapa muda dengan EM-4 sebesar 5% dan lama fermentasi 12 hari menghasilkan kandungan fraksi serat yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan yang lain, dimana kandungan NDF, hemiselulosa dan lignin silika lebih rendah yaitu 49,68%, 7,95% dan 13,36% dan kandungan&nbsp; selulosa dan ADF lebih tinggi yaitu 10,76% dan 41,73%.</p> Montesqrit Montesqrit Harnentis Harnentis Umar Hamzah Syahrial ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 429 436 PERFORMA SAPI PERANAKAN FRIESIAN HOLSTEIN (PFH) BETINA DARA DENGAN PEMBERIAN “BIOVITAS” https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2296 <p>Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pemberian biovitas terhadap konsumsi pakan, pertambahan bobot badan harian (PBBH) dan efisiensi pakan sapi Peranakan Friesian Holstein (PFH) betina dara.&nbsp; Penelitian dilaksanakan di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Balai Perbibitan Ternak Unggul (BPTU) Mulyorejo, Kecamatan Tengaran, Kabupaten Semarang. Materi yang digunakan 12 ekor sapi PFH betina dara berumur 12 - 14 bulan. Sapi dibagi dalam tiga kelompok, dengan bobot badan awal kelompok I : 200,1 ± 5,7kg,&nbsp; kelompok II : 222,9 ± 4,6 kg dan kelompok III : 251,7 ± 25,7 kg. Rancangan percobaan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan&nbsp; uji lanjut uji wilayah Ganda Duncan.&nbsp; Penelitian terdiri dari 4 perlakuan, 3 kelompok, meliputi T0 = pakan basal (PB) yaitu rumput gajah dan konsentrat (60 : 40), pemberiannya 3% BK, T1 = PB + 5 ml biovitas, T2 = PB + 10 ml biovitas, T3 = PB + 15 ml biovitas.&nbsp; Variabel meliputi konsumsi pakan, PBBH, dan efisiensi pakan. Hasil penelitian menunjukkan pemberian biovitas tidak mempengaruhi (P&gt;0,05) konsumsi pakan. Hal ini diduga pemberian biovitas untuk mengurangi cekaman panas. Pemberian biovitas pada sapi PFH betina dara meningkatkan (P&lt;0,05) PBBH dan efisiensi pakan. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa pemberian biovitas&nbsp; 5 ml pada sapi PFH betina dara meningkatkan (P&lt;0,05) PBBH dan efisiensi pakan.&nbsp;</p> Sri Pudji Muljono Sugiyono Sugiyono Sri Wahyuni ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 437 441 KECERNAAN SEMU SERAT KASAR DAN HEMISELULOSA AYAM PEDAGING YANG DIBERI PAKAN MENGANDUNG SUMBER SERAT BERBEDA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2297 <p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian sumber serat yang berbeda terhadap kecernaan semu serat kasar dan hemiselulosa pakan ayam pedaging strain Lohman. 20 ekor ayam pedaging strain Lohman berumur 35 hari digunakan dalam penelitian ini, yang diambil dari 100 ekor ayam yang dipelihara sejak ayam umur sehari dan diberi pakan sesuai perlakuan. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan perlakuan 4 sumber serat berbeda dalam pakan dengan ulangan sebanyak 5 kali. Perlakuan terdiri atas: R0 (pakan komersial), R1 (pakan komersial dengan kulit kopi), R2 (pakan komersial dengan dedak padi), dengan R3 (pakan komersial dengan ampas kelapa). Peubah yang diukur yaitu: kecernaan semu serat kasar, hemiselulosa dan konsumsi serat kasar. Metode total koleksi digunakan dalam mengukur kecernaan semu dalam penelitian ini. Data dianalisis menggunakan variansinya, dan pengujian perbedaan antar perlakuan menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ). Kecernaan semu serat kasar pakan dipengaruhi sangat nyata (P&lt;0,01) oleh sumber serat. Demikian halnya dengan kecernaan semu hemiselulosa pakan serta konsumsi hemiselulosa. Uji BNJ dari kecernaan semu serat kasar menunjukkan bahwa perlakuan R0 berbeda sangat nyata (P&lt;0,01) dengan R1, R2 dan R3. Perlakuan R1 berbeda tidak nyata (P&gt;0.05) dibandingkan R3 dan R2. Uji antar perlakuan untuk kecernaan semu hemiselulosa menunjukkan bahwa R0 berbeda nyata dengan R1, R2, dan R3. Antara R2 dan R3 tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P&gt;0,05). Peubah konsumsi hemisesulosa pada perlakuan R3 nyata lebih tinggi (P&lt;0,01) dibandingkan dengan R0, R1 dan R2. Disimpulkan bahwa ampas kelapa yang berperan sebagai sumber serat pakan dapat memberikan kecernaan hemiselulosa yang lebih baik dari sumber serat dedak padi maupun kulit kopi.</p> Jola Josephien Mariane Roosje Londok Petersina Noviane Pandelaki ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 442 447 TEPUNG KAYU MANIS (Cinnamomum burmanii) SEBAGAI FEED ADDITIVE DALAM PAKAN AYAM PETELUR https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2298 <p>Penelitian ini bertujuan untuk penggunaan tepung kayu manis <em>(Cinnamomum Burmanii) </em>sebagai feed additive dalam pakan. Tepung kayu manis di ambil dari Kabupaten Minahasa Selatan Provinsi Sulawesi Utara. Senyawa yang terkandung MHCP (Methyl Hidroxy Chalcone Polymer) sumber flavonoid berguna sebagai antioksidan. Hasil analisa tepung kayu manis yaitu Kadar protein kasar 3,11, Lemak Kasar 0,85 %, Serat Kasar 0,85 dan Energi Bruto 4214,34 Kcal/kalori.Simpulan penggunaan tepung kayu manis sebagai feed additive dapat digunakan dalam pakan&nbsp; ayam petelur.</p> Florencia Nery Sompie Jein Rini Leke Jacqueline Laihad Fredy Nangoy Jet Mandey ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 448 451 ANALISIS KONSENTRASI ESTROGEN DAN PROGESTERON DENGAN WAKTU OPTIMUM INSEMINASI BUATAN DAN CONCEPTION RATE PADA SAPI PASUNDAN https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2299 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsentrasi estrogen dan progestron terhadap waktu optimum inseminasi buatan (IB) dan conception rate pada sapi Pasudan bunting. Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL). Penelitian ini terdiri dari tiga kelompok perlakuan yaitu kelompok I, sapi di IB 0 jam (saat estrus), kelompok II, sapi di IB 12 jam setelah estrus dan kelompok III, sapi di IB 24 jam setelah estrus. Pengamatan estrus dilakukan 2 kali sehari yaitu pagi hari (jam 6.00-8.00 wib) dan sore hari (jam 16.00-18.00 wib) yang ditandai dengan keluarnya leleran bening &nbsp;transfaran dari vagina. Hasil penelitian menunjukkan bahwa conception rate tertinggi pada sapi Pasundan dengan waktu IB 24 jam setelah estrus (90%), namun secara statistik tidak menunjukkan perbedaan yang nyata (P &gt; 0,05) dengan yang di IB 12 jam (80%) setelah estrus, sedangkan sapi yang di IB saat estrus, tidak ada yang bunting (0%). Kadar progesteron dan estrogen pada sapi Pasundan bunting meningkat sejalan dengan umur kebuntingan yaitu 15,43±0,50 ng/ml /24.81±2.86 pg/ ml pada umur kebuntingan 30 hari, 17,16±0,34 ng/ml/ 26.43±1.32pg/ ml pada umur kebuntingan 60 hari dan 20,78±0,59 ng/m//27.02 ±1,49pg/ml pada umur kebuntingan 90 hari. Simpulan bahwa waktu IB terbaik adalah 24 jam setelah estrus, kadar progesteron dan estrogen meningkat pada sapi pasundan sejalan dengan umur kebuntingan.</p> Euis Nia Setiawati Vony Armelia ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 452 458 KINERJA PRODUKSI PUYUH DENGAN PEMBERIAN RANSUM YANG MENGANDUNG MAGGOT DAN CANGKANG KEPITING https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2302 <p>Puyuh (<em>Coturnix coturnic japonica) </em>merupakan unggas yang potensial dikembangkan baik sebagai penghasil daging maupun telur. Penggunaan ransum yang berkualitas merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan usaha puyuh, kombinasi maggot dan cangkang kepiting berpotensi digunakan sebagai komponen penyusun ransum puyuh. Tujuan penelitian untuk mengkaji potensi kombinasi tepung maggot dan limbah kepiting sebagai komponen penyusun ransum dan pengaruhnya terhadap performa dan produksi telur. Penelitian menggunakan puyuh petelur sebanyak 192 ekor dibagi kedalam 4 perlakuan dan 4 ulangan. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental, dan menggunakan Rancangan Acak Lengkap. Perlakuan yang digunakan adalah: P0 (ransum kontrol), P1 (ransum kombinasi maggot 3% + cangkang kepiting 1%), P2 (ransum kombinasi maggot 6% + cangkang kepiting 1%) dan P3 (ransum kombinasi maggot 9% + cangkang kepiting 1%). Variabel yang diamati diantaranya: konsumsi ransum, PBB harian, bobot badan akumulatif, konversi pakan, bobot telur dan produksi telur. Analisis data dilakukan dengan <em>Anova</em> dan uji Duncan. Hasil penelitian memperlihatkan puyuh yang diberi ransum kombinasi maggot 3 – 9% dan cangkang kepiting 1% tidak berpengaruh nyata terhadap performa dan kinerja produksi puyuh. Disimpulkan maggot dan cangkang kepiting dapat digunakan sebagai bahan penyusun ransum dan tidak berpengaruh negatif terhadap pertumbuhan dan kinerja produksi puyuh petelur.</p> Muhammad Daud Muhammad Aman Yaman Ardiansyah Harahap ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 459 465 PEMBERIAN TEPUNG PUCUK Indigofera zollingeriana DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMANS AYAM PETELUR PULLET https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2303 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui&nbsp; pemberian tepung pucuk <em>Indigofera zollingeriana</em> terhadap performans ayam petelur pullet. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan masing masing terdiri dari 5 ulangan. Enam puluh ekor ayam petelur Isa Brown ditempatkan secara acak dan diberikan perlakuan tepung pucuk indigofera. Perlakuan pada penelitian ini yaitu level pemberian tepung pucuk indigofera dalam ransum yang terdiri dari: 0% tepung pucuk indigofera, 2,5% tepung pucuk indigofera, 5,0% tepung pucuk indigofera, dan 7,5% tepung pucuk indigofera. Variabel yang diamati yaitu konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pemberian level tepung pucuk indigofera dalam ransum memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap konsumsi ransum, pertambahan bobot badan dan konversi ransum. Hasil uji BNJ menunjukkan bahwa level pemberian tepung pucuk indigofera sampai dengan 7,5% dalam ransum menghasilkan konversi pakan yang sangat nyata (P&lt;0,01) lebih rendah dari level pemberian tepung pucuk indigofera 0% dan&nbsp; berbeda tidak nyata (P&gt;0,05) dengan level pemberian 2,5% dan 5,0,%. Berdasarkan hasil analisa data dan pembahasan untuk semua variabel pada penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa level pemberian tepung pucuk indigofera dalam ransum ayam petelur sebanyak 7,5% menghasilkan performans yang terbaik.</p> Excel Recky Kakunsi Nonjte Juliana Kumajas Veybe Gresje Kereh ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 466 470 MANFAAT ANTIOKSIDAN ALAMI TEPUNG LIMBAH BIJI ALPUKAT (Perseaamericana mill) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN AYAM BROILER https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2304 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui manfaat antioksidan alami tepung limbah biji alpukat dalam ransum terhadap performan ayam broiler. Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu 100 ekor DOC strain CP707 dipelihara selama 42 hari. Rancangan yang digunakan&nbsp; adalah rancangan&nbsp; acak lengkap&nbsp; (RAL) &nbsp;yang terdiri &nbsp;dari &nbsp;5&nbsp; perlakuan&nbsp; dan &nbsp;5 ulangan. &nbsp;Ransum&nbsp; perlakuan terdiri dari A0 &nbsp;= Ransum kontrol (Ransum &nbsp;Tanpa Tepung Limbah Biji Alpukat), A1 = Ransum 4% TLBA, A2 = Ransum 8% TLBA, A3 = Ransum 12% TLBA dan&nbsp; A4 &nbsp;= Ransum 16% TLBA. Variabel &nbsp;yang diukur&nbsp; guna untuk melihat performan ayam broiler adalah konsumsi ransum, pertambahan berat badan, persentase karkas dan&nbsp; &nbsp;konversi ransum. Hasil penelitian menunjukan bahwa manfaat antioksidan alami &nbsp;yang&nbsp; terdapat &nbsp;dalam &nbsp;limbah &nbsp;tepung biji alpukat&nbsp; &nbsp;pada &nbsp;penggunaan&nbsp; sampai &nbsp;16% memberikan&nbsp; &nbsp;pengaruh&nbsp;&nbsp; yang&nbsp;&nbsp;&nbsp; &nbsp;sangat&nbsp; &nbsp;nyata&nbsp;&nbsp; &nbsp;(P&lt;0,01)&nbsp;&nbsp; &nbsp;terhadap&nbsp; &nbsp;konsumsi&nbsp; &nbsp;ransum, pertambahan berat badan, persentase karkas dan konversi ransum. Berdasarkan hasil penelitian &nbsp;dapat &nbsp;disimpulkan &nbsp;bahwa&nbsp; manfaat &nbsp;antioksidan &nbsp;alami &nbsp;yang &nbsp;terdapat &nbsp;dalam tepung &nbsp;limbah &nbsp;biji &nbsp;alpukat&nbsp;&nbsp; sebagai &nbsp;sumber &nbsp;antioksidan &nbsp;alami &nbsp;sampai &nbsp;16% &nbsp;sudah memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap performan ayam broiler.</p> Fredy Jotje Nangoy Jein Rini Leke Linda Mienneke Shirley Tangkau ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 471 477 KARAKTERISTIK FISIK SOSIS DAGING DOMBA DENGAN KADAR LEMAK YANG BERBEDA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2305 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari pengaruh dari penambahan kadar lemak yang berbeda terhadap karakteristik fisik sosis daging domba. Karakteristik yang diuji meliputi daya ikat air, pH, dan stabilitas emulsi. Materi yang digunakan dalam penelitian antara lain daging domba, lemak domba, tepung tapioka, garam, dan bumbu-bumbu. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap pola searah dengan 6 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan dengan penambahan kadar lemak domba yang berbeda meliputi 0%, 5%, 10%, 15%, 20%, dan 25%. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis variansi. Penambahan lemak domba pada sosis daging domba tidak mempengaruhi karakteristik fisik. Rata-rata daya ikat air 1,091-8,176%, pH 5,94-6,03, dan stabilitas emulsi 0,25 - 1%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa penambahan lemak domba sampai level 25% tidak mempengaruhi daya ikat air, pH, dan stabilitas emulsi sosis daging domba.</p> Iswoyo Iswoyo Mays Tianling Juni Sumarmono Triana Setyawardani ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 478 483 ANALISIS POTENSI DAN BASIS PENGEMBANGAN TERNAK ITIK DI KABUPATEN BREBES https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2308 <p>Ternak itik berkembang pesat di Kabupaten Brebes bahkan merupakan ikon yang terkenal ke luar daerah.&nbsp; Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Brebes yang merupakan pusat produksi ternak itik di Provinsi Jawa Tengah. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui potensi usaha ternak itik di Kabupaten Brebes ditinjau dari Produksi dan trend nya selama 10 tahun terakhir dan menyusun pemetaan basis pengembangan ternak itik. Penelitian ini menggunakan metode penelitian survey. Data dianalisis menggunakan statistik sederhana berupa nilai rata-rata, frekuensi distribusi, dan tabulasi silang dan dilaporkan secara deskriptif. Teknik analisi regresi linier sederhana digunakan untuk mengetahui trend populasi ternak itik dan teknik analisis LQ (Location Quotients) digunakan untuk menyusun pemetaan basis pengembangan ternak itik. Hasil penelitian menunjukan bahwa populasi ternak itik di Kabupaten Brebes cukup tinggi yaitu sebanyak 315.769 ekor namun kondisi tersebut mengalami penurunan yang cukup signifikan terutama dalam empat tahun terakhir, dengan persamaan trend Y = 586329 -13692 X dan koefisien determinasi sebesar R² = 0,4276.&nbsp; Basis pengembangan ternak itik di Kabupaten Brebes terdapat di Kecamatan Larangan (11,2499), Bulakamba (3,4678), Brebes (1,8155), Salem (1,5862), dan Losari (1,1157).</p> Nunung Noor Hidayat Novie Andri Setianto Mochamad Sugiarto Krismiwati Muatip Sri Mastuti Oentoeng Edy Djatmiko Yusmi Nur Wakhidati Rahayu Widiyanti Alief Enstein Danang Nur Cahyo Lis Safitri ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 484 489 PRODUKSI TELUR AYAM NIAGA PETELUR AFKIR DENGAN PENAMBAHAN PROBIOTIK DALAM PAKAN https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2309 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan probiotik dalam pakan terhadap produksi telur ayam niaga petelur afkir. Dengan probiotik ini folikel-folikel yang masih banyak terdapat di ovarium dirangsang lagi pertumbuhan dan perkembangannya dengan merangsang disekresikannya Follicle Stimulating Hormon (FSH) dan Lutheunising Hormon (LH). Materi yang digunakan adalah ayam niaga petelur afkir umur 88 minggu sejumlah 72 ekor. Pakan ayam adalah pakan jadi pabrikan. Mikrobia yang digunakan sebagai probiotik antara lain Streptococcus, Lactobacoccus, Lactobacillus dan Bifidobacterium. Kandang ayam yang digunakan adalah kandang battery yang berjumlah 72 unit, ukuran tiap unit 18 x 40 cm. Metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan, sehingga ada 18 unit percobaan, setiap unit percobaan tediri atas 4 ekor ayam. Perlakuan penambahan probiotik (P) terdiri atas P0 = pakan basal, P1 = pakan basal + probiotik 1 ml/kg pakan dan P2 = pakan basal + probiotik 2 ml/kg pakan.&nbsp; Peubah yang diamati adalah produksi telur.&nbsp; Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan probiotik berpengaruh tidak nyata (P&gt;0,05) terhadap produksi telur. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa penambahan probiotik 2 ml/kg pakan ayam niaga petelur afkir belum dapat meningkatkan produksi telur.</p> Rosidi Rosidi Imam Suswoyo ##submission.copyrightStatement## 2022-07-23 2022-07-23 10 490 494 PEMANFAATAN LADA HITAM (Piper nigrum Linn) SEBAGAI SUMBER FEED ADDTIVE DALAM PAKAN AYAM PETELUR https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2310 <p>Penelitian ini bertujuan mengetahui pemanfaatan lada Hitam (<em>Piper nigrum L.</em>) sebagai sumber feed addtive dalam pakan ayam petelur. Lada hitam sebagai ramuan atau obat. Lada hitam (<em>Piper nigrum L.</em>) mengandung glutation peroksidase dan glukosa-6-fosfat dehidrogenase, telah ditunjukkan bahwa piperin dapat meningkatkan penyerapan selenium, vit. B kompleks, beta karoten dan kurkumin. Materi dan metode bahan biji lada hitam di keringkan sinar matahari, digiling menjadi tepung lada hitam. Tepung lada hitam dianalisis proksimat dan energi bruto.&nbsp; Hasil analisis lada hitam yaitu&nbsp;&nbsp; protein kasar 12,60 %, lemak kasar 7,83 %, serat kasar 16,20 % dan energi bruto 4182,12 (Kcal/kg). Dapat disimpulkan bahwa lada hitam sebagai feed addtive dapat digunakan dalam pakan ayam petelur.</p> Jacqueline Laihad Jein Rini Leke Hetty Wungow Hengky Kiroh Nontje Kumayas ##submission.copyrightStatement## 2022-07-23 2022-07-23 10 495 498 ANALISIS KOMPARASI TREND HARGA DAGING SAPI BERBAGAI KUALITAS DI KABUPATEN BANYUMAS https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2311 <p>Penelitian dengan tujuan untuk mengalisis trend harga daging sapi pada berbagai kualitas di Kabupaten Banyumas, menggunakan data sekunder harga harian daging sapi mulai bulan Januari 2022 sampai dengan bulan Mei 2023, dan diperoleh dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Banyumas. Kualitas daging sapi terdiri atas: 1) daging sapi lokal super, 2) daging sapi lokal jenis sandung lamur (<em>brisket</em>), 3) daging sapi lokal jenis thethelan dan 4) daging sapi impor beku. Daging sapi lokal super merupakan daging pada bagian paha depan (<em>chuck</em>), paha belakang (<em>round</em>), has luar (<em>sirloin</em>) dan has dalam (<em>tenderloin</em>) dan memiliki harga paling mahal. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan regresi linier dengan variabel terikat harga daging setiap bulan dan variabel bebas adalah bulan (1 = Januari 2022 hingga 17 = Mei 2023). Diperoleh hasil daging sapi lokal super memiliki regresi Y = 125.873 + 1.407,1X dengan R² = 0.701; daging sapi lokal jenis sanding lamur memiliki regresi Y = 102.580 + 1.242x dengan nilai R² = 0.9077; daging sapi jenis thethelan memiliki regresi Y = 114.453 + 825,49X dengan nilai R² = 0.7412; sedang daging sapi impor beku memiliki regresi Y = 99.412 - 343.14X dengan nilai R² = 0.6282.&nbsp; Semua regresi diterima dengan taraf sangat nyata. Disimpulkan trend harga daging sapi lokal akan meningkat pada tahun-tahun berikutnya, sedangkan trend harga daging sapi impor beku akan menurun. Agar konsumen dapat mengkonsumsi daging sebagai protein hewani disarankan beralih dari daging segar ke daging impor beku yang memiliki harga jauh lebih rendah.</p> Rahayu Widiyanti Nunung Noor Hidayat Sri Mastuti ##submission.copyrightStatement## 2022-07-23 2022-07-23 10 499 504 PENINGKATAN PEREKONOMIAN PETERNAK MELALUI AGRIBISNIS PETERNAKAN KAMBING PERANAKAN ETTAWA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2229 <p>Ternak kambing banyak dibudidayakan masyarakat, terutama di daerah pedesaan.&nbsp; Umumnya masyarakat melakukan usaha peternakan kambing dengan tujuan sebagai tabungan, sebagai tradisi dan juga sebagai hobi.&nbsp; Peternakan kambing Peranakan Ettawa mempunyai tujuan pemeliharaan yang berbeda-beda, antara lain sebagai penghasil susu, untuk penggemukan, dan pembibitan.&nbsp; Penelitian dengan judul Peningkatan Perekonomian Peternak melalui Agribisnis Peternakan Kambing Peranakan Ettawa ini bertujuan untuk mengetahui apakah agribisnis peternakan kambing Peranakan ettawa dapat meningkatkan perekonomian peternak.&nbsp; Materi pada review jurnal adalah publikasi ilmiah terbatas dengan kata kunci kambing Peranakan Ettawa, Agribisnis, ekonomi peternak. Untuk mencari artikel peer-review, database menggunakan Google Scholar dan Connected Papers.&nbsp; Metode dalam penulisan artikel ini adalah literatur review. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Agribisnis Kambing Peranakan Ettawa merupakan salah satu produk unggulan peternakan yang mampu meningkatkan perekonomian peternak.</p> Sari Eko Tuswati Akhmad Sodiq Novie Andri Setianto ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 505 509 ESTIMASI ENERGI PADA RANSUM RUMINANSIA YANG DISUPLEMENTASI BUNGKIL KEDELAI TERPROTEKSI EKSTRAK DAUN MAHONI: BERDASARKAN STOIKIOMETRI PEMBENTUKAN VOLATILE FATTY ACIDS https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2315 <p class="05stapabstract"><a name="_Hlk139601567"></a><span lang="EN-US">Bungkil kedelai terproteksi ekstrak daun mahoni dengan level yang berbeda. Materi yang digunakan yaitu cairan rumen sapi, ransum basal terdiri dari konsentrat dan rumput gajah dengan rasio 60:40%, serta ektrak daun mahoni dengan rataf 0; 1,5; 3; dan 4,5%. Pengujian dilakukan secara eksperimental dengan metode in vitro untuk mendapatkan kadar VFA parsial. Data VFA parsial selanjutnya dikalkulasikan berdasarkan potensi produksi energi setiap mol nya untuk mendapatkan total produksi energi (TPE). Selanjutnya juga dimasukkan ke dalam perhitungan stoikiometri pembentukan VFA untuk mendapatkan estimasi energi reaktan (ER), energi terbuang (ET), persentase energi terbuang (PET) dan efisiensi produksi energi (EPE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bungkil kedelai terproteksi pada ransum ruminansia tidak berpengaruh nyata terhadap EPE dan PET. Namun demikian, interaksinya berpengaruh nyata terhadap ER dan ET. Uji orthogonal polynomial menunjukkan respon kubik pada penambahan bungkil kedelai terproteksi daun mahoni terhadap ER (Y = -704,51X3 + 4538,26 X2 - 5904,57X + 15190,73; (R²) = 0,65; P (3,5; 19912,25 kkal)), begitupula dengan penambahan bungkil kedelai terproteksi daun mahoni berpengaruh nyata secara kubik terhadap ET (Y= -148,87 X3 + 967,14 X2 - 1276,83 X + 3056,95; (R²) = 0,67; P (3,5; 4052,55 kkal)). Kesimpulan penelitian didapatkan bahwa ransum dengan penambahan bungkil kedelai terproteksi ekstrak mahoni dengan taraf 1,5 menunjukkan hasil efisiensi terbaik berdasarkan pada estimasi energi melalui stoikiometri pembentukan VFA.</span></p> Merryafinola Ifani Yusuf Subagyo Hermawan Setyo Widodo ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 510 517 KARATERISITIK PRODUKSI KARKAS DAN NON KARKAS KAMBING KACANG JANTAN PADA KELOMPOK UMUR BERBEDA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2316 <p>Penelitian ini menggunakan kambing kacang yang merupakan salah satu sumber daya genetik lokal asli Indonesia yang dengan kemampuan adaptasi yang baik. Kambing kacang merupakan kambing pedaging yang memiliki hubungan erat dengan masyarakat Indonesia karena selain daya adaptasi, kemampuan dalam produksi seperti sifat prolifik, dan persentase karkas yang baik banyak diminati oleh peternak. Sebagian besar kambing kacang dipelihara secara tradisional oleh peternak, dengan system pemeliharaan semi ekstensif. Penelitian ini bertujuan untuk memuktikan salah satu sifat produksi pada kambing kacang yaitu produksi karkas, sehingga dilakukan penelitian pengaruh umur terhadap karakteristik karkas dan non karkas kambing kacang jantan. Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu kambing Kacang jantan sebanyak 13 ekor yang terdiri dari 3 ekor umur 4 bulan, 5 ekor umur 8 bulan dan 5 ekor umur 12 bulan. Penelitian ini menggunakan metode non eksperimental. Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) terdiri dari 3 perlakuan dengan ulangan tidak sama (terdapat <em>missing</em> data). Variabel yang diamati adalah karakteristik karkas dan non karkas yang meliputi bobot kepala, kulit, kaki, jeroan merah (hati, ginjal, limpa, jantung dan paru-paru) dan saluran pencernaan. Data karakteristik non karkas Kambing Kacang yang diperoleh kemudian diuji dengan <em>Analysis of Covariance </em>(ANCOVA). Data bobot potong, persentase karkas dan persentase non karkas diuji statistik menggunakan <em>Analysis of Variance</em> (ANOVA) dan uji beda nyata terkecil (BNT). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa umur memengaruhi bobot potong, bobot karkas dan persentase karkas. Sedangkan umur kambing kacang tidak memengaruhi bobot non karkas dan persentase non karkas. Jadi semakin meningkat umur maka semakin meningkat bobot tubuh, ukuran tubuh dan komponen-komponen tubuh lainnya yang berpengaruh terhadap bobot potong, kambing kacang umur 12 bulan memiliki bobot karkas yang tinggi yaitu sebesar 6,56±0,95 dengan persentase karkas 39,3±3,0 %&nbsp; hal ini disebabkan karena kambing telah dewasa tubuh dan sudah mendapatkan asupan pakan tambahan, sehingga meningkatkan jumlah maupun luasan jaringan tubuh meliputi jaringan tulang, otot, lemak, organ-organ vital dan jaringan lainnya.</p> Wike Andre Septian Rizqi Putra Arbilah Kuswati Kuswati Irida Novianti ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 518 525 PENGARUH SUPLEMENTASI ASAM ASETAT TERHADAP AKTIVITAS MIKROORGANISME RUMEN DAN PENANGANAN NEGATIVE ENERGI BALANCE (NEB): REVIEW ARTIKEL https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2230 <p>Proses pencernaan karbohidrat di dalam rumen menghasilkan senyawa asam organik berupa <em>Volatil Fatty Acid</em> (VFA) yang merupakan sumber energi utama ternak ruminansia, kandungan VFA terdiri atas asetat, propionate dan butirat. Kandungan asam organik dalam rumen sangat dipengaruhi oleh pakan yang dikonsumsi, karena itu pada kondisi ternak dengan gangguan konsumsi pakan yang mengakibatkan <em>Negative Energi Balance</em> (NEB) maka diperlukan <em>feed aditive</em> agar nutrien yang diperlukan oleh ternak tetap terpenuhi.&nbsp; Asam asetat dan butirat merupakan sumber energi untuk oksidasi yang bersifat ketogenik, sedangkan asam propionat digunakan untuk proses glukoneogenesis yang bersifat glukogenik. Konsentrasi asetat di dalam rumen dipengaruhi oleh kecernaan serat kasar, apabila kecernaan serat kasar di dalam rumen cukup tinggi maka produk fermentasi yang dihasilkan sebagian besar berupa asetat. Tujuan yang ingin diperoleh dengan melihat berbagai respon ternak ruminansia terhadap suplementasi asam asetat baik terhadap produktivitas maupun aktivitas mikroba rumen. Metode suplementasi asam asetat pada ruminansia dapat melalui infus intraruminal dan pemberian pakan. Penambahan asam asetat sebagai aditif pakan terbukti mampu meningkatkan kinerja pertumbuhan, pemanfaatan nutrisi, kualitas daging dan mampu mengatasi NEB.&nbsp; Asam asetat yang ditambahkan melalui pakan pada sapi memiliki tingkat degradasi 47-49%, serta berpengaruh dalam peningkatan produksi VFA total dan populasi mikroba.</p> Wida Nurnaningsih Muhamad Bata Sri Rahayu Efka Aris Rimbawanto Sulistyaningtyas Sulistyaningtyas Fany Dwi Evadewi ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 526 531 PROFIL SHAHIBUL QURBAN DAN PREFERENSI PEMILIHAN HEWAN KURBAN DI KABUPATEN BANJARNEGARA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2319 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan profil <em>shahibul qurban</em> (orang yang melaksanakan kurban) di Kabupaten Banjarnegara dan preferensi mereka terhadap hewan kurban. Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Mandiraja, Bawang, Rakit, dan Kandangan Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa Tengah pada tahun 1443H/2022M dengan responden sebanyak 86 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas&nbsp;<em>shahibul qurban</em>&nbsp;di Kabupaten Banjarnegara adalah laki-laki&nbsp;(67%) dengan rentang usia 41-70 tahun (67,5%). Mayoritas&nbsp;<em>shahibul qurban</em>&nbsp;berprofesi sebagai pegawai negeri sipil/TNI/Polri (31%) dan pensiunan PNS (17%) dengan kisaran pendapatan per bulan antara Rp1.600.000-Rp4.500.000. Sebanyak 96,5% dari <em>shahibul qurban</em> memiliki tanggungan anggota keluarga sebanyak 0-3 orang. Hewan kurban yang menjadi preferensi adalah sapi peranakan ongole, simental, limousine, dan sapi Madura dengan bobot 300-375 kg atau kisaran harga Rp21.000.000-Rp25.000.000. Alasan shahibul qurban dalam memilih hewan kurban selain aspek keterpenuhan terhadap syarat hewan kurban adalah aspek jenis hewan, harga, bobot, serta kemudahan dalam mengikuti kelompok kurban. Mayoritas hewan kurban dibeli dari peternak (77,9%) dengan bantuan orang lain dengan kisaran waktu antara 2-4 minggu sebelum pelaksanaan ibadah kurban. Kuantitas kurban di Kabupaten Banjarnegara didominasi antara 1-3 kali dan lebih dari 10 kali per orang dengan alasan eskatologis sebagai alasan utama berkurban.</p> Lis Safitri Krismiwati Muatip Danang Nur Cahyo ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 532 538 RESPON ONSET DAN LAMA ESTRUS KAMBING SAPERA PADA BERBAGAI PARITAS SETELAH SINKRONISASI ESTRUS DENGAN HORMON PROSTAGLANDIN https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2371 <p><span class="fontstyle0">Penelitian dilaksanakan di desa Kalikesur, kecamatan Kedungbanteng, kabupaten Banyumas, provinsi<br>Jawa Tengah. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh perbedaan paritas terhadap onset dan lama<br>estrus ternak kambing Sapera yang disinkronisasi menggunakan hormon prostaglandin (PGF2α). Materi<br>penelitian menggunakan kambing Sapera betina yang dikelompokkan berdasarkan paritas yaitu ternak dara (P0),<br>paritas pertama (P1), dan paritas lebih dari atau sama dengan dua (P2). Ternak disinkronisasi estrus dengan<br>diinjeksi ganda dengan selang waktu 11 hari menggunakan hormon PGF2α (Lutalyse) dengan dosis 2ml/ekor.<br>Data diolah menggunakan analisis variansi unequal dengan jumlah ternak pada variabel onset estrus sebanyak<br>16 ekor, sedangkan pada variabel lama estrus sebanyak 14 ekor kambing Sapera. Hasil analisis statistik<br>menunjukkan adanya perbedaan tidak nyata (P&gt;0,05) dari onset dan lama estrus ternak yang disinkronisasi<br>menggunakan hormon PGF2α terhadap perbedaan paritas kambing Sapera. Berdasarkan hasil penelitian, onset<br>estrus kambing Sapera berturut- turut pada ternak dara (P0) yaitu 40.42±8,44; paritas pertama (P1) yaitu<br>37,45±14,54 dan paritas lebih dari atau sama dengan dua (P2) yaitu 25,55±8,26. Lama estrus ternak dara yaitu<br>31,21±5,77; paritas pertama (P1) yaitu 42,64±9,80 dan pada paritas lebih dari atau sama dengan dua (P2) yaitu<br>44,99±5,30. Disimpulkan bahwa onset dan lama estrus kambing Sapera tidak bergantung pada perbedaan<br>paritas baik ternak dara maupun ternak yang sudah pernah melahirkan, namun secara deskriptif semakin tinggi<br>paritas akan menghasilkan onset yang semakin cepat dan waktu estrus yang semakin lama.</span> </p> Anita Chandra Puspita Chomsiatun Nurul Hidayah Mas Yedi Sumaryadi Dadang Mulyadi Saleh Aras Prasetiyo Nugroho ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 539 546 KAJIAN KOLINEARITAS FAKTOR NON-GENETIK PADA SAPI PERAH FH DI BBPTUHPT BATURRADEN https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2372 <p>Akurasi model pendugaan pada regresi berganda dapat dipengaruhi oleh faktor-faktor independen yang memiliki kolinearitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan faktor-faktor non-genetik terhadap produksi susu dan mengetahui tentang kolinearitas peubah-peubah tersebut pada sapi perah FH di BBPTUHPT Baturraden. Penelitian dilakukan menggunakan data sekunder dari Balai Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden yang terdiri dari 1.942 catatan individu produksi susu per laktasi dari 1.015 ekor sapi perah FH yang lahir pada tahun 2000-2014. Variabel penelitian meliputi produksi susu per laktasi (laktasi 1-6) (myield) sebagai variabel dependent dan jumlah hari pemerahan (jhp), periode laktasi (lak), tahun saat lahir (yob), bulan saat lahir (mob), umur saat partus (agepar), tahun saat partus (yopar) dan bulan saat partus (mopar) sebagai variabel independent. Evaluasi terhadap kolinearitas antar peubah bebas ditentukan menggunakan matriks korelasi dan variance inflation factors (VIF) yang dilakukan menggunakan program antar muka Rstudio yang berbasis pada program R. Hasil analisis menunjukkan adanya tingkat keeratan hubungan antar peubah dari lemah hingga tinggi. Peubah yang memiliki tingkat keeratan hubungan sedang hingga tinggi adalah yob-agepar (-0,42), yob-laktasi (-0,4), laktasi-agepar (0.94) dan yib-yopar (0,89). Hasil analisis regresi myield menggunakan full model (menggunakan semua peubah bebas) menghasilkan nilai VIF berturut-turut sebesar 8,51, 1,08, 2641,09, 22,06, 2140,42, 20,13 dan 533,8 untuk peubah lak, jhp, yob, mob, yopar, mopar dan agepar.&nbsp; Dapat simpulkan bahwa peubah bulan saat induk lahir, tahun saat induk lahir, bulan saat induk beranak, tahun saat induk beranak dan umur saat induk beranak memiliki kolinearitas. Peubah tersebut mengganggu hasil taksiran dalam analisis multipel regresi sehingga harus dikeluarkan dari model regresi.</p> Agus Susanto Dattadewi Purwantini Setya Agus Santosa Dewi Puspita Candrasari Imbang Haryoko ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 547 552 PENGGUNAAN KLECI SEBAGAI PENGGANTI KONSENTRAT DAN SUPLEMENTASI COMPLETE RUMEN MODIFIER PENGARUHNYA TERHADAP PROFIL DARAH DAN PERSENTASE BOBOT DAGING DAN TULANG DOMBA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2375 <p>Suatu penelitian untuk mengkaji pengaruh penggunaan Kleci sebagai pengganti konsentrat dan suplementasi complete rumen modifier terhadap profil darah dan persentase bobot daging dan tulang domba telah dilakukan pada bulan Maret-Juli 2022. Materi penelitian yaitu 18 ekor domba jantan umur 6-8 bulan, bobot badan 17,36 ± 2,28 kg.&nbsp; Metode eksperimental, Rancangan Acak Kelompok. sebagai kelompok yaitu bobot badan domba awal penelitian (6 kelompok) yang berfungsi sebagai ulangan. Pakan terdiri&nbsp; terdiri dari&nbsp; jerami padi amoniasi (JPA) diberikan secara ad libitum, konsentrat dan atau&nbsp; kleci (2,5% bahan kering dari bobot badan) dan penambahan Complete rumen modifier 1% berdasarkan BK konsentrat. Konsentrat tersusun dari onggok 49,5%, dedak padi 33%, bungkil kedelai 16,5% dan mineral 1%, CRM tersusun dari tepung daun mengkudu 30%, tepung daun ketela rambat 30%, ampas teh 30%, Saccharomyces cerevisiae (3%), sulfur (4%), metionin (2%) dan urea (1%). Tiga macam perlakuan yang diuji yaitu P1: jerami padi amoniasi + Konsentrat, P2: Jerami padi amoniasi + Kleci, dan P3: P2 + CRM 1%. Variabel yang diukur yaitu profil darah dan persentase bobot daging dan tulang&nbsp; domba. Kesimpulan:&nbsp;&nbsp; kleci sepenuhnya dapat menggantikan konsentrat dan tidak perlu disuplementasi CRM. Namun demikian penggunaan kleci meningkatkan konsentrasi urea darah tanpa membebani kinerja hati.</p> Fransisca Maria Suhartati Wardhana Suryapratama Diana Indrasanti Muhamad Batta Sri Rahayu Efka Aris Rimbawanto Bambang Hartoyo Tri Rachmanto Prihambodo ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 553 558 HUBUNGAN ANTARA TOTAL SOLID DENGAN LEMAK, LAKTOSA, DAN PROTEIN SUSU SEGAR DI KOPERASI “PESAT” KABUPATEN BANYUMAS https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2210 <p class="05stapabstract"><span lang="EN-US">Total solid merupakan salah satu indikator penentuan kualitas susu yang didalamnya terdapat kandungan solid non-fat (lemak, laktosa dan protein) dan kadar lemak. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan simultan dan parsial antara total solid dengan lemak, laktosa dan protein. Materi penelitian yang digunakan adalah data kualitas susu segar yang berada di Koperasi “PESAT” dari bulan Januari 2022 sampai bulan Desember 2022. Data penelitian yang diperoleh dilakukan analisis deskriptif, analisis regresi, dan uji F. Rataan kualitas susu segar meliputi total solid, lemak, laktosa dan protein sebesar (12,24±0,14%; 4,11±0,16%; 4,54±0,06%; 3,20±0,21%). Hasil analisis uji F antara total solid dengan lemak, total solid dengan laktosa dan total solid dengan protein menunjukkan hasil berbeda nyata (P&lt;0,05). Hasil analisis uji F antara laktosa dengan lemak, laktosa dan protein menunjukkan hasil berbeda nyata (P&lt;0,05) dengan formula Y = 5,61 + 0,33X1 + 1,17X2 + 0,0004X3. Kesimpulannya, kualitas susu segar ditinjau dari total solid, lemak, laktosa dan protein di Koperasi “PESAT” adalah termasuk bagus (menurut SNI) serta terdapat hubungan simultan dan parsial antara total solid dengan lemak, laktosa dan protein.</span></p> Yusuf Subagyo Aista Rini Adzani Hermawan Setyo Widodo Afduha Nurus Syamsi Merryafinola Ifani Rizak Tiara Yusan ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 559 566 PROFIL PETERNAKAN SAPI POTONG PADA MASA PENYAKIT MULUT DAN KUKU DI KABUPATEN BANYUMAS https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2228 <p>Penelitian Profil Peternak Sapi Potong Pada Masa Penyakit Mulut dan Kuku di Kabupaten Banyumas dilaksanakan di Kecamatan Sumbang, Kecamatan Kembaran dan Kecamatan Sokaraja Kabupaten Banyumas. Wabah virus PMK tidak hanya menimbulkan dampak ekonomi secara umum namun juga berdampak pada kegiatan ekonomi usaha peternakan sapi potong khususnya di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui profil peternak sapi potong di Kabupaten Banyumas dan mengetahui kegiatan ekonomi usaha peternakan sapi potong di Kabupaten Banyumas sebelum dan selama adanya wabah PMK yang meliputi kemudahan dalam menjual ternak sapi potong, harga jual, dan memperoleh keuntungan usaha. Penelitian dilakukan dengan metode survey dengan teknik penetapan sampel menggunakan <em>accidental sampling</em> dengan kriteria peternak sudah melakukan usaha peternakan sapi potong secara berkelompok minimal satu tahun. Peternak yang dijadikan responden minimal berjumlah 30 responden. Analisis yang digunakan yaitu deskriptif dengan pengukuran modus atau nilai yang paling sering muncul. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peternak sapi potong di Kabupaten Banyumas rata-rata sudah beternak lebih dari 10 tahun, namun dengan skala populasi yang masih relatif kecil yaitu 1-5 ekor dengan sebagian besar peternak memiliki pendidikan terakhir SD dan menjadikan usaha peternakan menjadi pekerjaan utama. Sebelum wabah virus PMK peternak merasa mudah dalam menjual produk hasil usaha, harga jual produk bagus, dan dalam memperoleh keuntungan usaha mudah. Sedangkan selama wabah virus PMK peternak merasa sulit dalam menjual produk hasil usaha, harga jual lebih rendah, dan dalam memperoleh keuntungan sulit.</p> Muhammad Arief Hidayat Novie Andri Setianto Akhmad Sodiq ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 567 575 PELLET PAKAN KOMPLIT BERBASIS FODDER JAGUNG DAN KONSENTRAT DENGAN IMBANGAN BERBEDA YANG DIPERKAYA KROMIUM ORGANIK TERHADAP KADAR AIR DAN HARDNESS https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2259 <p>Tujuan penelitian untuk mengkaji pengaruh imbangan <em>fodder</em> jagung dan konsentrat yang berbeda dan diperkaya kromium organik pada <em>pellet</em> pakan komplit terhadap kadar air dan <em>hardness</em>. Penelitian ekperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Perlakuan terdiri dari P1: hijauan 30% + konsentrat 70% + kromium organik 1 ppm, P2: hijauan 50% + konsentrat 50% + kromium organik 1 ppm, P3: hijauan 70% + konsentrat 30% + kromium organik 1 ppm. Hasil analisis variansi menunjukkan bahwa ada perbedaan sangat nyata antar perlakuan (P&lt;0,01). Rataan kadar air berturut-turut P1: 5.48 ± 0.13%, P2: 5.55 ± 0.27% dan P3: 5.48 ± 0.13%, sedangkan rataan <em>hardness pellet</em> pakan komplit P1: 10.93 ± 0.17 kg, P2: 10.06 ± 0.34 kg, P3: 7.94 ± 0.45 kg. Hasil uji BNJ kadar air menunjukkan P1 tidak berbeda nyata dengan P2 tetapi P2 berbeda nyata dengan P3 (P&lt;0,05). Nilai <em>hardness</em> berbeda nyata antar perlakuan. Imbangan terbaik adalah hijauan 30% dan konsentrat 70% karena memiliki nilai kadar air terendah dan <em>hardness</em> tertinggi.</p> Trismi Hidayatun Munasik Munasik Emmy Susanti ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 576 581 PENGARUH LEVEL NITROGEN DARI TIGA JENIS PUPUK ANORGANIK PADA LUAS DAUN DAN WARNA DAUN RUMPUT BENGGALA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2300 <p>Penelitian berjudul “Pengaruh Level Nitrogen dari Tiga Jenis Pupuk Anorganik pada Luas Daun dan Warna Daun Rumput Benggala” dilaksanakan di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas dan pengamatan dilaksanakan di Laboratorium Agrostologi, Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman. Tujuan penelitian untuk mengetahui level nitrogen terbaik terhadap luas daun dan warna daun Rumput Benggala. Materi penelitian yang digunakan adalah Rumput Benggala, pupuk feses sapi perah dan pupuk anorganik yaitu urea, NPK dan ZA. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pemberian level pupuk anorganik mengacu pada kandungan nitrogen urea yaitu 100 kg/defoliasi/ha, 200 kg/defoliasi/ha dan 300 kg/defoliasi/ha yang cara pemberiannya masing-masing dicampur dengan 3 kg pupuk feses sapi perah. Kesimpulannya yaitu pemberian pupuk NPK level 3 sebanyak 138 g/defoliasi/1,5 m<sup>2</sup> dapat meningkatkan luas daun Rumput Benggala (<em>Panicum maximum</em>) dan pemberian pupuk ZA level 2 sebanyak 66 g/defoliasi/1,5 m<sup>2</sup> dapat meningkatkan warna hijau daun Rumput Benggala.</p> Asih Nurrani Nur Hidayat Munasik Munasik ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 582 588 PENGARUH LEVEL NITROGEN DARI TIGA JENIS PUPUK ANORGANIK TERHADAP JUMLAH DAN LEBAR STOMATA DAUN RUMPUT BENGGALA https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2301 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mencari level nitrogen terbaik dari tiga jenis pupuk anorganik terhadap jumlah dan lebar bukaan stomata daun rumput benggala. Materi yang digunakan yaitu rumput benggala, pupuk organik feses sapi perah dan pupuk anorganik yaitu urea, NPK, ZA. Metode penelitian yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL). Pemberian level pupuk anorganik mengacu pada kandungan nitrogen (N) urea yaitu 100, 200 dan 300 kg/defoliasi/ha yang cara pemberiannya masing-masing dicampur dengan 3 kg pupuk dasar feses sapi perah. Hasil analisis menunjukkan bahwa level nitrogen pupuk anorganik yang dicampur pupuk dasar feses sapi perah tidak berpengaruh nyata (P&gt;0,05) pada jumlah dan lebar bukaan stomata daun rumput benggala. Jenis pupuk NPK level 3 sebanyak 920 kg/defoliasi/ha menghasilkan rataan tertinggi pada jumlah stomata yaitu 32,33 sel/mm<sup>2</sup> dan pada lebar bukaan stomata yaitu 2,43 μm. Kesimpulan penelitian yaitu level nitrogen pupuk anorganik yang pemberiannya dicampur pupuk dasar feses sapi perah tidak meningkatkan jumlah dan lebar bukaan stomata daun rumput benggala, tetapi terdapat kecenderungan kenaikan pada jumlah dan lebar bukaan stomata yang diberi pupuk NPK level 3 sebanyak 920 kg/defoliasi/ha. &nbsp;</p> Sahda Fatimatun Nadiyah Munasik Munasik Nur Hidayat ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 589 597 ANALISIS PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA PETERNAK PADA USAHA AYAM NIAGA PEDAGING POLA KEMITRAAN DI KABUPATEN BANYUMAS https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2260 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar produktivitas tenaga kerja peternak peternakan ayam niaga pedaging pola kemitraan di Kabupaten Banyumas dan menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja. Metode penetapan sampel pada penelitian ini menggunakan metode <em>purposive sampling</em> yaitu memilih peternakan ayam niaga pedaging pola kemitraan dengan kriteria peternak selaku pemilik usaha sekaligus sebagai tenaga kerja yang bekerja di Kabupaten Banyumas. Teknik pengambilan sampel responden menggunakan metode <em>Quota Sampling</em> yaitu menentukan sebanyak 47 peternakan ayam niaga pedaging pola kemitraan dengan kriteria seperti di atas. Variabel yang diteliti yaitu&nbsp; jumlah ternak yang dipelihara, umur peternak, pendidikan peternak dan jumlah anggota keluarga. Produktivitas tenaga kerja dianalisis menggunakan rumus perbandingan antara penerimaan dengan curahan jam kerja. Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tenaga kerja dianalisis menggunakan regresi linier berganda. Hasil penelitian menunjukan bahwa produktivitas tenaga kerja peternak yaitu sebesar Rp222.314/JKSP. Produktivitas tenaga kerja peternak dipengaruhi oleh jumlah ternak yang dipelihara dan jumlah anggota keluarga. Peternak masih dapat menigkatkan produktivitas tenaga kerja peternak yaitu dengan jalan&nbsp; menambah jumlah ternak yang dipelihara sehingga penggunaan tenaga kerja bisa optimal.</p> Sri Mastuti Lutfi Aryadi Sukmono Endro Yuwono Nunung Noor Hidayat Rahayu Widiyanti ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 598 606 PEMBERIAN TEPUNG PUCUK Indigofera Zollingeriana DALAM RANSUM AYAM PETELUR TERHADAP KUALITAS TELUR https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2384 <p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian Tepung Pucuk&nbsp; <em>Indigofera zollingeriana</em>&nbsp; dalam ransum ayam petelur terhadap kualitas telur. Penelitian ini menggunakan 60 ekor ayam Isa Brown yang ditempatkan secara acak dalam setiap unit kandang dengan pengambilan sampel 7 kali selama penelitian. Rancangan percobaan yang digunakan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan 5 ulangan. Level pemberian dalam ransum ayam petelur yaitu: P0= 0%, P1=2,5%, P2=5%, P3=7,5%. Parameter yang diamati yaitu: berat telur, berat kuning telur, warna kuning telur dan tinggi putih telur. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa pemberian level TPI memberikan pengaruh yang berbeda sangat nyata (P&lt;0,01) terhadap berat telur, berat kuning telur, warna kuning telur. Hasil uji BNJ menunjukkan bahwa pemberian TPI pada P2=2,5% menghasilkan berat telur, berat kuning telur yang sangat nyata (P&lt;0,01) lebih tinggi, dan level pemberian TPI pada P3=7,5% menghasilkan warna kuning yang lebih tinggi, dan level pemberian TPI pada tinggi putih telur memberikan pengaruh yang berbeda tidak nyata (P&gt;0,05). Disimpulkan pemberian tepung pucuk <em>indigofera zollingeriana </em>sampai pada taraf 5% dapat meningkatkan berat telur dan berat kuning telur. Sedangkan penggunaan TPI sampai pada taraf 7,5% dapat meningkatkan warna kuning telur.</p> Olivia Onibala V G Kereh I M Untu ##submission.copyrightStatement## 2023-07-23 2023-07-23 10 607 613