https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/issue/feedPROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI AGRIBISNIS PETERNAKAN (STAP)2024-09-06T05:36:42+00:00Juni Sumarmonojuni.unsoed@gmail.comOpen Journal Systems<p> <img src="/public/site/images/editor_sw/cover_issue_40_en_US.jpg" width="140" height="198"> Prosiding Seminar Nasional Teknologi dan Agribisnis Peternakan (STAP) merupakan media publikasi hasil pemikiran, kajian, dan penelitian dari para akademisi, peneliti, praktisi, dan pemangku kebijakan pemerintahan bidang peternakan di seluruh Indonesia. STAP diterbitkan berkala secara online setiap 1 tahun sekali sebagai sebagai luaran atau output dari kegiatan Seminar Nasional Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. STAP 1 (2013), STAP 2 (2014), STAP 3 (2015), STAP 4 (2016), STAP 5 (2017), STAP 6 (2018), STAP 7 (2020), STAP 8 (2020), STAP 9 (2021), STAP 9 (2022)</p> <p>E-ISSN: 2830-6686. Abbreviation: <em><strong>STAP</strong></em></p>https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2672PREVALENSI DAN PENGARUH KEBERSIHAN KANDANG TERHADAP KEJADIAN NEMATODIASIS PADA TERNAK KAMBING DI KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS2024-09-04T07:04:34+00:00Eka Aditya Ayuwandaridiana.indrasanti@unsoed.ac.idDiana Indrasantidiana.indrasanti@unsoed.ac.idEndro Yuwonodiana.indrasanti@unsoed.ac.idMohandas Indrajidiana.indrasanti@unsoed.ac.id<p>Penelitian bertujuan untuk mengetahui jenis nematoda, tingkat prevalensi, dan pengaruh kebersihan kandang terhadap kejadian nematodiasis pada ternak kambing di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei. Sampel ditentukan dengan rumus purposive sampling. Sampel berupa feses dari ternak kambing sebanyak 99 ekor. Feses yang diambil berasal dari kambing jantan dan betina dengan kategori umur cempe (umur 3-5 bulan), muda (umur 6-12 bulan), dan dewasa (>12 bulan). Variabel yang diamati yaitu jenis nematoda, prevalensi nematodiasis pada berbagai kategori kebersihan kandang, dan pengaruh kebersihan kandang terhadap kejadian nematodiasis. Pengujian feses yang digunakan yaitu uji apung dan Whitlock. Jenis nematoda, prevalensi nematodiasis dianalisis dengan analisis deskriptif dan analisis Chi-Square. Prevalensi nematodiasis di Kecamatan Sumbang memiliki persentase 71,71%. Jenis telur cacing nematoda yang menginfeksi ternak kambing yaitu Ostertagia sp, Cooperia sp, Oesophagostomum sp, Bunostomum sp, Trichostrongylus sp, Strongyles sp, Strangyloides sp, Haemonchus sp, Capillaria sp, Trichuris sp. Hasil analisis Chi-Square menunjukkan tidak terdapat pengaruh antara tingkat kebersihan kandang terhadap nematodiasis (P>0,05). Kesimpulan dari penelitian ini adalah tingkat kebersihan kandang tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kejadian nematodiasis.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2674MANAJEMEN PENGEMBALAAN DAN PENGGUNAAN KANDANG JEPIT PORTABLE PADA SISTEM INTEGRASI SAPI SAWIT (SISKA) DI SANGGAU2024-08-27T11:49:55+00:00Duta Setiawanduta.setiawan@faperta.untan.ac.id<p>Luas perkebunan kelapa sawit di Sanggau sebesar 327.417 Ha kurang lebih 26,18% dari total<br>wilayah kabupaten Sanggau. Salah satu praktik integrasi sapi perkebunan sawit (SISKA) ada di PTPN<br>XIII desa Sungai Alai kabupaten Sanggau. Riset ini bertujuan untuk mengetahui manajemen<br>penggembalaan SISKA meliputi perencanaan rotasi penggembalaan, kapasitas padang pengembalaan, <br>danpenggunaan mobile portabe yard untuk pelayanan kesehatan ternak. Jenis penelitian yang digunakan<br>adalah kualitatif deskriptif dengan pengumpulan data dilakukan melalui sampling plot<br>menggunakan kuadran berukuran 0.5 x 0.5 M, observasi kebun, wawancara dan pengisian kuesioner <br>kepada peternak sapi yang melakukan penggembalaan sapi dilahan perkebunan kelapa sawit. Analisis <br>data yang digunakanadalah deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perencanaan<br>rotasi penggembalaandilakukan di lahan seluas 900 Ha, memiliki 65 blok dengan melakukan rotasi <br>setiap 5 hari pindah ke blok yang lain. Kapasitas padang pengembalaan pada lokasi riset ini adalah 2,8<br>UT. Waktu yang dibutuhkan dalam penanganan kesehatan ternak sapi sesudah menggunakan Mobile <br>Portable Yard untuk pemeriksaan kebuntingan, pemberiaan vitamin dan pemasangan eartag <br>membutuhkan waktu lebih singkatdibandingkan tanpa menggunakan Mobile Portable Yard. Simpulan <br>riset SISKA ini memiliki manajemenpenggembalaan yang baik tanpa over grazing dan penggunaan <br>Mobile Portable Yard yang efisien.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2680PRODUKTIVITAS TELUR TETAS ITIK MOJOSARI BETINA DI INSEMINASI DENGAN SEMEN ENTOK JANTAN2024-08-28T04:24:31+00:00Tertia Delia Novatnova@ansci.unand.ac.idLinda Suhartitnova@ansci.unand.ac.idSalsabila Azzahratnova@ansci.unand.ac.id<p>Fokus penelitian ini adalah untuk mengetahui bobot telur, indeks telur, bobot tetas dan susut telur tetas itik mojosari betina yang di inseminasi buatan dengan semen entok jantan. Penelitian ini menggunakan 30 ekor itik betina Mojosari dan 5 ekor entok jantan.. Telur yang ditetaskan pada penelitianini sebanyak 120 butir. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan analisa data secara deskriptif yaitu menghitung persentase dan standar deviasi. Variabel yang diamati adalah bobot telur, indeks telur, bobot tetas dan susut telur. Kesimpulan dari penelitian ini didapatkan bahwa hasil persilangan entok jantan dengan itik Mojosari betina mengahsilkan rataan bobot telur hasil persilangan entok jantan dan itik Mojosari betina yaitu 61,56±4,33 gram, indeks telur yaitu 79%,bobot tetas yaitu 52,5±3,15 gram dan susut telur yaitu 9,97%.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2681PENGGUNAAN TEPUNG CAMPURAN AMPAS TAHU DAN DARAH FERMENTASI DALAM RANSUM PUYUH PETELUR2024-08-28T04:34:01+00:00Montesqrit MontesqritMontesqrit@ansci.unand.ac.idHarnentis HarnentisMontesqrit@ansci.unand.ac.idRinaldo RinaldoMontesqrit@ansci.unand.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan mengetahui level penggunaan campuran ampas tahu dan darah fermentasi (ATDSF) dalam ransum terhadap performa produksi puyuh petelur. Ternak yang digunakan dalam penelitian ini adalah 200 ekor puyuh petelur (<em>Coturnix coturnix japonica</em>) berumur 30 minggu dan telah berproduksi 60%. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan 4 ulangan. Kelima perlakuan tersebut adalah penambahan tepung ATDSF dalam ransum konsentrat puyuh petelur yang dimulai dari 0, 1,7, 3,4, 5,1 dan 6,8%. Peubah yang diamati adalah konsumsi ransum (g/ekor/hari), produksi telur harian (%), berat telur (g/butir), produksi massa telur (g/ekor/hari) dan konversi ransum. Hasil analisis keragaman menunjukkan bahwa penggunaan tepung ATDSF dalam ransum berbeda nyata (P<0,05) terhadap produksi telur harian, produksi massa telur, berat telur dan konversi pakan akan tetapi berbeda tidak nyata (P>0,05) terhadap konsumsi ransum. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penggunaan 6,8% tepung ATDSF dalam ransum puyuh petelur mampu menghasilkan produksi telur harian, produksi massa telur dan berat telur yang lebih tinggi dibandingkan perlakuan lain serta konversi ransum lebih rendah. Hasil yang didapatkan produksi telur harian 76,03%, berat telur 10,75 g/butir, produksi massa telur 8,18 g/ekor/hari dan konversi ransum 3,03.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2682PENGARUH BERBAGAI PENANGANAN ASIDOSIS TERHADAP METABOLISME RUMEN: REVIEW ARTIKEL2024-08-28T04:41:55+00:00Wida Nurnaningsihnurnaningsihwida27@gmail.comMuhamad Batanurnaningsihwida27@gmail.comSri Rahayunurnaningsihwida27@gmail.com<p>Asidosis adalah permasalahan yang umum terjadi pada ternak ruminansia, diakibatkan adanya perubahan pola pemberian pakan yang berbasis hijauan ke pola pakan yang berbasis konsentrat, yang mengandung lebih banyak karbohidrat yang dapat difermentasi dengan cepat, atau bahkan perubahan konsumsi karbohidrat tersebut secara tiba-tiba. Permasalahan ini biasa terjadi pada ternak yang dipelihara dengan tujuan untuk penggemukan dalam jangka waktu singkat atau sapi perah fase laktasi. Permasalahan ini menimbulkan kerugian ekonomi yang signifikan akibat dampak langsung dan tidak langsung, asidosis laktat yang terjadi pada kambing menunjukkan penurunan suhu tubuh hingga 98.1±0.89 °F, rumen dan pergerakan usus 0.23±0.48/m, pH rumen 4.8±0.07, pH darah 7.1±0.08, peningkatan laju pernapasan 56.14±7.15/ m dan detak jantung, 136,28±4,71/m. Fermentasi karbohidrat ini dengan cepat menurunkan pH rumen karena penumpukan asam lemak rantai pendek dan laktat di dalam rumen, sebagai konsekuensinya, epitel rumen dapat rusak dan fungsi jaringan dapat terganggu, sehingga menyebabkan kemungkinan translokasi zat patogen dari rumen ke dalam aliran darah. Pengobatan asidosis pada kasus yang tidak terlalu parah dapat dilakukan dengan menghentikan konsumsi konsentrat dan pemberian pakan jerami atau rumput kering untuk merangsang produksi saliva, pengobatan dengan suplementasi magnesium hidroksida dengan dosis 400gm dapat secara efektif mengobati asidosis laktat pada kambing.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2683UKURAN TULANG FEMUR BROILER YANG DITAMBAHKAN ENKAPSULASI EKSTRAK LIMBAH KAPULAGA PADA RANSUM2024-08-28T04:47:52+00:00Nico Ananda Pratamalilikkrismiyanto@lecturer.undip.ac.idLilik Krismiyantolilikkrismiyanto@lecturer.undip.ac.idMulyono Mulyonolilikkrismiyanto@lecturer.undip.ac.id<p>Penelitian bertujuan untuk mengkaji penambahan enkapsulasi ekstrak limbah buah kapulaga pada ransum terhadap konsumsi kalsium, panjang dan bobot tulang femur ayam broiler. Materi yang digunakan yaitu ayam broiler strain <em>Ross unsexed</em> umur 8 hari sebanyak 198 ekor dengan bobot badan rata rata ±207,4 g. Enkapsulasi ekstrak limbah buah kapulaga (EELBK) sebagai bahan perlakuan. Penelitian disusun menggunakan rancangan acak lengkap dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan (masing-masing diisi 10 ekor). Perlakuan yang diterapkan meliputi: T0 = ransum basal, T1 = ransum basal <br> + EELBK 0,02%, T2 = ransum basal + EELBK 0,04%, T3 = + EELBK 0,06%, T4 = + EELBK 0,08%. Parameter yang diukur meliputi konsumsi kalsium, panjang dan bobot tulang femur. Data diolah menggunakan analisis varians pada taraf signifikansi 5%, jika terdapat pengaruh perlakuan dilanjutkan dengan Uji Duncan pada taraf signifikansi 5%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan enkapsulasi ekstrak limbah buah kapulaga pada ransum berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap panjang dan bobot tulang femur, sedangkan tidak berpengaruh (p>0,05) terhadap konsumsi Ca. Simpulan penelitian adalah penambahan enkapsulasi ekstrak limbah buah kapulaga sebanyak 0,08% pada ransum mampu meningkatkan panjang dan bobot tulang femur ayam broiler, meskipun konsumsi kalsium sama.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2684PENGARUH EFEKTIVITAS KERJA ENZIM EKSTRAK JAHE (ZINGIBER OFFICINALE ROSCOE), NANAS (ANANAS COMOSUS), DAN PEPAYA (CARICA PAPAYA L.) TERHADAP SIFAT FISIK DAGING KAMBING2024-08-28T04:56:18+00:00Revdika Adizty Putra Wibawadirevdika.wibawadi@mhs.unsoed.ac.idAgustinus Hantoro Djoko Rahardjorevdika.wibawadi@mhs.unsoed.ac.idAgustinah Setyaningrumrevdika.wibawadi@mhs.unsoed.ac.id<p class="ABSTRAKINDONESIA">Penelitian bertujuan untuk mengetahui manakah enzim yang lebih baik terhadap sifat fisik daging kambing dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan sehingga terdapat 20 unit percobaan. Perlakuan yang diberikan yaitu perendaman selama 30 menit, tanpa perendaman (P0), ekstrak jahe (P1), ekstrak nanas (P2), dan ekstrak pepaya (P3). Variabel yang diamati yaitu keempukan, pH, susut masak, dan daya ikat air. Uji lanjut Beda Nyata Jujur (BNJ) pada keempukan nilai P1 dan P3 tidak berbeda nyata terhadap P0, namun nilai P2 berbeda nyata terhadap P0, dan nilai P1, P2, dan P3 memiliki nilai yang tidak berbeda nyata. Pada pH nilai P1 dan P3 tidak berbeda nyata terhadap P0, namun pada nilai P2 berbeda nyata terhadap P0. Pada daya ikat air dihasilkan nilai P1 dan P3 tidak berbeda nyata terhadap P0, namun pada nilai P2 berbeda nyata terhadap P0, dan nilai P1, P2, dan P3 memiliki nilai yang tidak berbeda nyata. Pada susut masak dihasilkan nilai P1 dan P3 tidak berbeda nyata terhadap P0, namun pada P2 memiliki nilai berbeda nyata terhadap P0, dan pada P2, dan P3 memiliki nilai yang tidak berbeda nyata. Hasil menunjukkan nilai P0 pada keempukan 13749,46 gf, pH 6,56, daya ikat air 44,23%, dan susut masak 42,88%. Nilai P1 keempukan 11795,36 gf, pH 6,43, daya ikat air 45,28%, dan susut masak 43,66%. Nilai P2 keempukan 9525,10 gf, pH 5,62, daya ikat air 46,95%, dan susut masak 40,82%. Nilai P3 keempukan 11145,37 gf, pH 6,20, daya ikat air 45,51%, dan susut masak 42,39%. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perendaman dengan menggunakan ekstrak nanas lebih baik dalam proses merubah sifat fisik daging kambing dibandingkan dengan ekstrak jahe dan pepaya.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2685PEMBERIAN PUPUK ORGANIK CAIR BERBAHAN BAKU SLURRY BIOGAS DENGAN PENAMBAHAN BAHAN YANG BERBEDA TERHADAP PRODUKSI RUMPUT ODOT2024-08-28T05:02:03+00:00Desna Ayu Wijayantidesnawijayanti@gmail.comPuji Astutidesnawijayanti@gmail.comIlham Erlambang Ajiedesnawijayanti@gmail.com<p>roduksi rumput odot berkaitan erat dengan jenis pupuk yang diberikan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari pemberian pupuk organik cair menggunakan slurry biogas dengan penggunaan bahan yang berbeda terhadap tinggi tanaman, jumlah daun dan produksi segar rumput odot. Penelitian dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL), terdiri dari 4 perlakuan dan 5 ulangan, sehingga total unit percobaan yakni 20. Perlakuan terdiri dari P0 (Kontrol/ slurry tanpa penambahan bahan lain), P1 (slurry + EM4), P2 (slurry + tetes tebu), P3 (slurry + tetes tebu + EM 4). Parameter yang diukur dalam penelitian meliputi tinggi tanaman, jumlah daun, panjang daun dan produksi segar rumput odot. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk organik berbahan baku slurry dengan penambahan bahan yang berbeda pada perlakuan P3 memberikan pengaruh terhadap produksi rumput odot.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2686EFFECTS OF CRUDE ENZYMES DERIVED TEMPEH STARTER ON QUALITY OF MAGGOT HYDROLYZATES2024-08-28T05:10:26+00:00Amanda Hasanahsri.rahayu2710@unsoed.ac.idBambang Hartoyosri.rahayu2710@unsoed.ac.idFransisca Maria Suhartatisri.rahayu2710@unsoed.ac.id<p>The purpose of this study was to evaluate the interaction effect of crude enzymes level from tempeh starter (TS) and time of hydrolysis on the antimicrobial activity againts <em>E. coli</em>, antioxidant activity, and physical quality of hydrolyzates. The research design was a completely randomized design with a 4x3 factorial, 3 replications and an orthogonal polynomial for further test. The first factor (A) were enzymes level 0, 1, 2 and 3% (v/w). The second factor (B) were time of hydrolysis 0, 24 and 48 hours. Analyzis of variance informed that treatments had significantly effect to antimicrobial and antioxidant activity (P<0.01). There was an significantly interaction (P<0.01) between enzymes level and hydrolysis time on the antimicrobial activity and antioxidant activity of maggot hydrolyzates. The average antibacterial activity of hydrolized maggot against <em>E. coli</em> was 5.42-13.08 mm and antioxidant activity was 69.60-89.10. Hydrolyzed maggots have better physical qualities (spesific gravity, stack density, compaction stack density and stack angle) compared to nonhydrolyzed maggots. The best quality of hydrolyzed BSF maggots by Tempeh starter enzymes was an enzyme level of 1.5% (v/w) and hydrolysis time of 27 hours.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2688PENGARUH EKSTRAK SEREH TERHADAP AKTIVITAS ANTIOKSIDAN, WARNA, DAN TOTAL ASAM TERTITRASI KEJU2024-08-28T05:26:55+00:00Ridho Maulaenitriana.setyawardani@unsoed.ac.idTriana Setyawardanitriana.setyawardani@unsoed.ac.idJuni Sumarmonotriana.setyawardani@unsoed.ac.idIrfan Fadhlurrohmantriana.setyawardani@unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh berbagai konsentrasi ekstrak sereh terhadap aktivitas antioksidan, warna, dan total asam tertitrasi keju susu sapi. Materi yang digunakan meliputi 20.000 g susu, 500 g sereh, serta bahan lain yaitu enzim renet, bakteri mesofilik (<em>Lactococcus lactis</em>), CaCl<sub>2</sub>, akuades, indikator warna <em>phenolphthalein</em>, NaOH, DPPH 0,20 M, metanol dan garam. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian berupa Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan 4 ulangan. Perlakuan penelitian yaitu keju tanpa penambahan ekstrak sereh atau keju kontrol (P<sub>0</sub>), serta keju dengan penambahan ekstrak sereh 0,5% (P<sub>1</sub>), 1% (P<sub>2</sub>), 1,5% (P<sub>3</sub>), dan 2% (P<sub>4</sub>). Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan ekstrak sereh berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap aktivitas antioksidan keju dengan rataan nilai berkisar antara 29,30 – 58,38%. Namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap warna dan total asam tertitrasi keju. Rataan nilai warna meliputi L* (<em>lightness</em>) 42,10 – 42,82; a* (<em>redness</em>) -5,43 hingga -6,14; dan b* (<em>yellowness</em>) 16,08 – 16,85; sedangkan total asam tertitrasi berkisar antara 0,05 – 0,06%. Kesimpulan penelitian ini yaitu penambahan ekstrak sereh mampu meningkatkan aktivitas antioksidan hingga 58,38%, namun tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap warna dan total asam tertitrasi keju susu sapi.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2689TEKSTUR, PH DAN TOTAL PADATAN KEJU DENGAN EKSTRAK KAYU MANIS (CINNAMOMUM BURMANNII)2024-08-28T05:33:59+00:00Muhammad Razan Assaqthi Al Ryadhitriana.setyawardani@unsoed.ac.idTriana Setyawardanitriana.setyawardani@unsoed.ac.idJuni Sumarmonotriana.setyawardani@unsoed.ac.idIrfan Fadhlurrohmantriana.setyawardani@unsoed.ac.id<p>Penelitian dilakukan dengan tujuan mengetahui pengaruh penambahan ekstrak kayu manis terhadap tekstur (<em>hardness</em>), pH dan total padatan keju susu sapi. Materi penelitian berupa seperangkat alat pembuat keju, <em>Texture Analyzer, </em>pH meter dan oven. Bahan yang digunakan berupa, susu sapi, kayu manis, <em>Rennet, </em>bakteri mesofilik (<em>Lactococcus lactis</em>), CaCl<sub>2</sub>, akuades, garam dan <em>buffer.</em> Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakukan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu keju susu sapi tanpa penambahan ekstrak kayu manis (P<sub>0</sub>), keju susu sapi dengan penambahan ekstrak kayu manis 0,5% (P<sub>1</sub>), 1% (P<sub>2</sub>), 1,5% (P<sub>3</sub>), dan 2% (P<sub>4</sub>). Data hasil penelitian dianalisis dengan analisis variansi dan di uji lanjut ortogonal polinomial. Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan ekstrak kayu manis berpengaruh nyata terhadap total padatan, namun berpengaruh tidak nyata terhadap tekstur dan pH. Rata-rata nilai tekstur (kekerasan) 137,533,08 g/mm<sup>2</sup>, nilai pH 6,330,04, dan total padatan 52,92%4,56. Kesimpulannya adalah penambahan ekstrak kayu manis mampu meningkatkan total padatan keju susu sapi, namun tidak berpengaruh nyata terhadap tekstur dan pH.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2690FORTIFIKASI KEJU DENGAN EKSTRAK KAYU MANIS (CINNAMOMUM BURMANNII) SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL2024-09-05T09:37:39+00:00Cahya Wulandaritriana.setyawardani@unsoed.ac.idTriana Setyawardanitriana.setyawardani@unsoed.ac.idJuni Sumarmonotriana.setyawardani@unsoed.ac.idIrfan Fadhlurrohmantriana.setyawardani@unsoed.ac.id<p><span style="font-weight: 400;">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fortifikasi keju susu sapi dengan ekstrak kayu manis (</span><em><span style="font-weight: 400;">Cinnamomum burmannii</span></em><span style="font-weight: 400;">) terhadap aktivitas antioksidan, warna, dan total asam tertitrasi. Materi penelitian yang digunakan yaitu 20.000 g susu sapi, 500 g kayu manis, 20 g rennet, 0,4 g bakteri mesofilik (</span><em><span style="font-weight: 400;">Lactococcus</span></em> <em><span style="font-weight: 400;">lactis</span></em><span style="font-weight: 400;">), dan 10 g CaCl2. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan ekstrak kayu manis sebesar 0%, 0,5%, 1%, 1,5% dan 2%. Data dianalisis menggunakan analisis variansi dengan uji lanjut </span><em><span style="font-weight: 400;">orthogonal</span></em> <em><span style="font-weight: 400;">polynomial</span></em><span style="font-weight: 400;">. Hasil analisis menunjukkan penambahan ekstrak kayu manis berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan, berpengaruh sangat nyata terhadap L* (</span><em><span style="font-weight: 400;">lightness</span></em><span style="font-weight: 400;">), a* (</span><em><span style="font-weight: 400;">redness</span></em><span style="font-weight: 400;">) dan berpengaruh nyata terhadap b*(</span><em><span style="font-weight: 400;">yellowness</span></em><span style="font-weight: 400;">), serta tidak berpengaruh nyata terhadap total asam tertitrasi. Rataan aktivitas antioksidan 63,53%, rataan L* (</span><em><span style="font-weight: 400;">lightness</span></em><span style="font-weight: 400;">) 40,44, a* (</span><em><span style="font-weight: 400;">redness</span></em><span style="font-weight: 400;">) -4,35, b* (</span><em><span style="font-weight: 400;">yellowness</span></em><span style="font-weight: 400;">) 16,30, serta rataan total asam tertitrasi 0,04%. Kesimpulan, penambahan ekstrak kayu manis yang semakin tinggi terbukti meningkatkan nilai aktivitas antioksidan. Penambahan ekstrak kayu manis yang semakin tinggi mengubah warna keju menjadi gelap, karena nilai L* (</span><em><span style="font-weight: 400;">lightness</span></em><span style="font-weight: 400;">) semakin menurun, nilai a* (</span><em><span style="font-weight: 400;">redness</span></em><span style="font-weight: 400;">) meningkat, dan nilai b* (</span><em><span style="font-weight: 400;">yellowness</span></em><span style="font-weight: 400;">) menurun. Penambahan ekstrak kayu manis yang semakin tinggi tidak mempengaruhi nilai total asam tertitrasi.</span></p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2692FORTIFIKASI EKSTRAK SEREH (CYMBOPOGON CITRATUS) TERHADAP TEKSTUR, PH, DAN TOTAL PADATAN KEJU2024-09-05T09:42:54+00:00Asmaradika Cahya Tirtatriana.setyawardani@unsoed.ac.idTriana Setyawardanitriana.setyawardani@unsoed.ac.idJuni Sumarmonotriana.setyawardani@unsoed.ac.idIrfan Fadhlurrohmantriana.setyawardani@unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh fortifikasi keju susu sapi dengan ekstrak sereh (<em>Cymbopogon citratus</em>) terhadap tekstur, pH dan total padatan. Materi penelitian yang digunakan yaitu 20.000 g susu sapi, 500 g sereh, 20 g <em>rennet</em>, 0,4 g bakteri mesofilik <em>(Lactococcus lactis)</em>, dan 10 g CaCl<sub>2</sub>. Metode penelitian dilakukan secara eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) menggunakan 5 perlakuan dan 4 ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan ekstrak sereh 0% (P<sub>0</sub>), 0,5% (P<sub>1</sub>) 1% (P<sub>2</sub>), 1,5% (P<sub>3</sub>), dan 2% (P<sub>4</sub>). Data dianalisis menggunakan analisis variansi dengan uji lanjut <em>orthogonal polynomial</em>. Hasil analisis menunjukkan penambahan ekstrak sereh berpengaruh nyata terhadap tekstur kekerasan dan total padatan, serta tidak berpengaruh nyata terhadap pH. Keju pada penelitian ini memiliki rataan tekstur, pH, dan total padatan berturut-turut sebesar 125,22 g/mm<sup>2</sup>, 6,26, dan 53,20%. Kesimpulan, penambahan ekstrak sereh yang semakin tinggi terbukti meningkatkan kekerasan pada tekstur dan total padatan keju. Namun, penambahan ekstrak sereh yang semakin tinggi tidak mempengaruhi nilai pH pada keju.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2693KERUGIAN EKONOMI PETERNAK SAPI POTONG AKIBAT PMK DI KABUPATEN KEBUMEN2024-09-06T04:47:32+00:00Ika Laeli Zakiyyah Hasanahkrismiwati.muatip@unsoed.ac.idKrismiwati Muatipkrismiwati.muatip@unsoed.ac.idNunung Noor Hidayatkrismiwati.muatip@unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan tentang PMK dan kemudahan akses pengobatan serta kerugian ekonomi peternak sapi potong di Kabupaten Kebumen. Penelitian ini menggunakan metode survei. Sasaran penelitian adalah peternak sapi potong di Kabupaten Kebumen yang ternaknya terkena PMK. Penentuan lokasi berdasarkan <em>purposive sampling.</em> Penentuan jumlah sampel secara sensus sebanyak 120 orang peternak. Analisis data menggunakan analisis deskriptif dan <em>rank </em><em>spearman</em>. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan peternak tentang PMK dengan kategori tinggi (38,33%) akses pengobatan tergolong mudah dan rata-rata kerugian ekonomi peternak selama PMK di Kabupaten Kebumen sebesar Rp 11.255.667 per peternak. Hasil analisis <em>Rank </em><em>Spearman</em> menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan tentang PMK tidak berhubungan dengan kerugian ekonomi peternak sapi potong di Kabupaten Kebumen, sedangkan kemudahan akses pengobatan berhubungan dengan kerugian ekonomi peternak sapi potong di Kabupaten Kebumen.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2694PEMANFAATAN TEPUNG CENGKEH SUMBER FEED ADDITIVE SEBAGAI PAKAN AYAM PETELUR2024-09-06T04:44:48+00:00Jacqueline T Laihadrinileke@yahoo.comJein R Lekerinileke@yahoo.comHengky Kirohrinileke@yahoo.comLinda Tangkaurinileke@yahoo.comSiane Rimbingrinileke@yahoo.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pemanfaatan tepung cengkeh sumber feed additive sebagai pakan ayam petelur. Cengkeh mengandung Eugenol, Saponin, Flavonoid dan Tanin. Eugenol <em>(C10H12O2)</em>, merupakan turunan Guaiakol yang mendapat tambahan rantai alkil, dikenal dengan nama IUPAC 2 metoksi 4 (2 propenil) fenol. Eugenol dapat dikelompokkan dalam keluarga Alkil Benzena dari senyawa-senyawa fenol. Hasil analisis Laboratorium Biokimia Nutrisi, Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak, Fapet UGM bahwa kandungan tepung cengkeh kadar bahan kering 78,49 %, abu 6,63 %, Protein Kasar 8,72, lemak kasar 4,36, serat kasar 12,19 %, kalsium 0,95 %, Phosphor 0,05 % dan Energi Metabolisme 5706,05 Kcal/kg. Cengkeh mengandung senyawa bioaktif seperti eugenol (72–90%), eugenol asetat, βcaryophyllene, flavonoid dan triterpenoid dan vitamin seperti vitamin A, K, B6, B1 dan C. Simpulan kandungan tepung cengkeh sebagai sumber feed additive dapat dijadikan bahan pakan ayam petelur.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2695ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KESADARAN KONSUMEN PRODUK TERNAK PADA NOMOR KONTROL VETERINER (NKV) DI WILAYAH EKS KOTIP PURWOKERTO2024-09-05T09:46:58+00:00Fawwaz Alnuari Santosodanang.nur.cahyo@unsoed.ac.idKrismiwati Muatipdanang.nur.cahyo@unsoed.ac.idLis Safitridanang.nur.cahyo@unsoed.ac.idMochamad Sugiartodanang.nur.cahyo@unsoed.ac.idDanang Nur Cahyodanang.nur.cahyo@unsoed.ac.id<p>Nomor Kontrol Veteriner merupakan sertifikat tertulis yang menjamin bahwa produk berbahan baku asal ternak terjamin keamanannya untuk dikonsumsi masyarakat. Penelitian terkait dengan NKV ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kesadaran konsumen produk ternak dan olahan ternak terhadap sertifikat NKV. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Sasaran dari penelitian ini adalah konsumen produk ternak dan olahannya yang berbelanja di pasar tradisional di wilayah eks Kotip Purwokerto. Jumlah responden ditentukan melalui penghitungan menggunakan aplikasi G*Power 3.1.9.7 sehingga didapatkan responden sebanyak 69 orang. Variabel dalam penelitian ini antara lain Kesadaran NKV (Y), Jenis Kelamin (X1), Umur (X2), Pendidikan (X3), Sumber Pendapatan (X4), dan Jumlah Anggota Keluarga (X5) Data primer didapatkan menggunakan metode wawancara langsung dengan responden menggunakan kuesioner yang selanjutnya dianalisis menggunakan analisis deskriptif, korelasi Rank Spearman, dan analisis regresi logistik biner. Variabel jenis kelamin, pendidikan, sumber pendapatan, dan pendapatan berhubungan secara signifikan dengan kesadaran NKV. Secara simultan keseluruhan variabel tersebut berpengaruh terhadap kesadaran NKV akan tetapi hanya variabel pendapatan yang berpengaruh signifikan positif terhadap kesadaran NKV secara parsial. Kesimpulan dari penelitian ini adalah semakin besar pendapatan akan meningkatkan kesadaran terhadap MKV. Penyebarluasan informasi mengenai NKV khususnya di kalangan masyarakat berpendapatan rendah perlu diintensifkan sehingga kesadaran masyarakat dapat meningkat.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2696PRODUKTIVITAS USAHA AYAM BROILER STUDI KASUS PADA PT GSU DI KABUPATEN SERANG2024-09-06T04:53:05+00:00Akbar Satria Bahariakbar.bahari@mhs.unsoed.ac.idNovie Andri Setiantoakbar.bahari@mhs.unsoed.ac.idYusmi Nur Wakhidatiakbar.bahari@mhs.unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis performa produksi ayam broiler di PT Ayam Gunungsari Utama (GSU), Kabupaten Serang, meliputi biaya produksi, penerimaan, pendapatan, dan kelayakan usaha. Metode penelitian yang digunakan yaitu non eksperimental atau studi kasus. Pengumpulan data melalui wawancara dan observasi yang mencakup rentang waktu dari tahun 2021 hingga 2023. Analisis data terdiri dari analisis deskriptif, produksi, dan ekonomi. Analisis deskriptif memberikan gambaran sistematis tentang keadaan usaha, sedangkan analisis produksi mencakup persentase deplesi, daya hidup, bobot panen, FCR, umur panen, dan indeks produksi (IP). Analisis ekonomi mencakup biaya produksi, penerimaan, pendapatan, BEP, R/C ratio, dan rentabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kapasitas produksi rata-rata mencapai 2.052.871 ekor/tahun dengan total bobot ayam hidup sebesar 3.223 ton/tahun. Indeks produksi (IP) berkisar antara 255 hingga 410, dengan rata-rata IP sebesar 321. Total keuntungan yang diperoleh adalah Rp 14.054.284.453, dengan rasio keuntungan (R/C) sebesar 1,08. Meskipun produktivitas usaha ayam broiler di PT GSU cukup baik, variasi dalam indeks produksi menunjukkan adanya fluktuasi efisiensi produksi yang memerlukan peningkatan untuk meningkatkan margin keuntungan.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2697PENGARUH SUPLEMENTASI VITAMIN A DAN MINERAL MAGNESIUM PADA DOMBA TERHADAP PERSENTASE KARKAS, DAGING DAN LUAS URAT DAGING MATA RUSUK2024-09-06T04:55:47+00:00Nanda Intan Maharanitrwardhana.suryapratama@unsoed.ac.idWardhana Suryapratamatrwardhana.suryapratama@unsoed.ac.idAgustinus Setyaningrumtrwardhana.suryapratama@unsoed.ac.idFransisca Maria Suhartatitrwardhana.suryapratama@unsoed.ac.id<p>Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh suplementasi vitamin A dan mineral magnesium pada domba terhadap persentase karkas, daging dan luas urat daging mata rusuk. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan April –Juni 2023 di Jl. Suparto No. 22, Desa Kutasari Kecamatan Baturaden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Pakan yang diberikan berupa jerami padi amoniasi dan konsentrat dengan imbangan 25:75 berdasarkan bahan kering. Materi penelitian terdiri dari domba lokal jantan umur 7-8 bulan dengan bobot rata-rata 19,17 ± 2,35 kg sebanyak 18 ekor. Metode penelitian yang digunakan yaitu metode eksperimental dengan Rancangan Acak Kelompok (RAK). Terdapat 3 perlakuan dan 6 ulangan. *Perlakuan yang diuji yaitu P1= Jerami Padi Amoniasi (25%) + Pakan Konsentrat (75%); P2 = P1 + Vitamin A (2000 IU); P3 = P2 + Mineral Magnesium (1 mg). Variabel yang diukur adalah Persentase karkas, Persentase daging, dan Luas Urat Daging Mata Rusuk. *Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi vitamin A dan mineral magnesium dalam pakan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap persentase karkas dan luas urat daging mata rusuk namun tidak berpengaruh nyata terhadap persentase daging. Hasil rataan pengukuran persentase karkas P1 42,14±1,38 %; P2 40,42±1,67%; dan P3 43,42±1,04%. Hasil rataan pengukuran persentase daging, P1 54,56±2,16%; P2 55,37±2,87%; dan P3 54,51±2,71%. Rataan Luas Urat Daging Mata Rusuk P1 40,83±0,93 mm2; P2 41,50±1,44 mm2; dan P3 49,50±1,87 mm2. Persentase karkas dan luas urat daging mata rusuk terbaik diperoleh pada domba yang mendapat campuran suplementasi vitamin A dan mineral magnesium. Namun persentase daging tidak dipengaruhi oleh suplementasi vitamin A dan mineral magnesium.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2698TEPUNG BUBUK BIJI KOPI (COFFEA SP) SEBAGAI SUMBER PROTEIN DALAM PAKAN AYAM PETELUR2024-09-06T04:58:09+00:00Jein Rini Lekerinileke@yahoo.comJacqueline T Laihadrinileke@yahoo.comErwin Wantasenrinileke@yahoo.comFlorencia Sompierinileke@yahoo.comHengky Kirohrinileke@yahoo.com<p>Tujuan dari penelitian mempelajari tepung biji kopi (<em>Coffea sp)</em> sebagai sumber protein dalam pakan ayam petelur. Tepung biji kopi dianalisis menggunakan metode proksimat analisis. Uji analisis meliputi bahan kering (%), air (%) ,protein kasar (%), serat kasar (%), lemak kasar (%), kalsium (%), phospor(%), energi metabolisme(Kcal/kg). Analisis proksimat dilaksanakan di Laboratorium Biokimia Nutrisi. Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak.Fakultas Peternakan. Universitas Gadjah Mada. Hasil analisis menunjukkan bahan kering 90,32 %, abu 7,58 %, protein kasar 25,07 %, serat kasar 3,42 %, lemak kasar 11,52 %, kalsium 0,21 %, phosphor 0,12 %, energi metabolisme 5150,34 Kcal/kg. Simpulan tepung bubuk kopi memiliki kandungan protein 25,07 dapat dimanfaatkan sebagai sumber protein pakan ayam petelur.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2699KAJIAN KETERSEDIAAN HIJAUAN PAKAN TERNAK RUMINANSIA DI KABUPATEN KEBUMEN2024-09-06T05:00:06+00:00Prasetyo Prasetyorizky.marantika@mhs.unsoed.ac.idRizky Marantikarizky.marantika@mhs.unsoed.ac.idNur Hidayatrizky.marantika@mhs.unsoed.ac.idHarwanto Harwantorizky.marantika@mhs.unsoed.ac.idAnnistia Rahmadian Ulfahrizky.marantika@mhs.unsoed.ac.id<p>Hijauan bagi ternak ruminansia merupakan komponen penting dengan proporsi cukup dominan mencapai 70% dari keseluruhan biaya produksi usaha peternakan dan ketersediaannya sering tidak stabil. Pengembangan usaha peternakan ruminansia perlu didampingi kajian ketersediaan pakan, terutama hijauan tanaman pakan. Investasi lahan yang dapat digunakan untuk pengembangan peternakan sangat penting, yang menentukan ketersediaan pakan hijau untuk ternak dan menentukan kapasitas ternak yang dapat ditempatkan di daerah tersebut. Tujuan dari penelitian ini untuk menjelaskan prospek penyediaan hijauan pakan di Kabupaten Kebumen serta potensi pengembangan ternaknya. Metode deskriptif digunakan pada penelitian ini dengan cara menganalisis data sekunder dari Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Kebumen tahun 2023. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa populasi ternak ruminansia Kabupaten Kebumen (domba, kambing, sapi, kerbau, dan kuda) sebanyak 76.461,16 ST, dengan potensi ketersediaan tanaman pakan sebesar 233.908,42 ton BK per tahun terdiri dari pakan rerumputan dan hasil samping pertanian. Carrying Capacity diperhitungkan sebesar 102.591,41 ST, yang menunjukkan Kabupaten Kebumen berpotensi menampung dan meningkatkan ternak sebesar 26.130.25 ST, dengan Indeks Daya Dukung (IDD) 2.29. Kesimpulan dari penelitian ini populasi ternak ruminansia di Kabupaten Kebumen secara teknis masih dapat ditingkatkan pada beberapa kecamatan dengan didukung penyediaan pakan tercukupi dan aman antara lain pada Kecamatan Adimulyo dan Kebumen. Sebagian Kecamatan di Kabupaten Kebumen tidak memungkinkan untuk ditingkatkan lagi berdasarkan ketersediaan daya dukung hijauan pakannya antara lain pada Kecamatan Buluspesantren dan Puring.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2700PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG LABU KUNING (CUCURBITA MOSCHATA) TERHADAP SIFAT FISIK DAN ORGANOLEPTIK NUGGET2024-09-06T05:01:37+00:00Sofi Margritje Semborsemborsofi@yahoo.comJola J R R Londoksemborsofi@yahoo.comNova Nancy Lontaansemborsofi@yahoo.com<p>Tujuan penelitian untuk mengetahui sifat fisik dan organoleptik nugget ayam dengan penambahan tepung labu kuning (Cucurbita moschata). Penelitian dilaksanakan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan P0 (0%), P1(5%), P2 (10%), P3 (15%) dan P4 (20%). Parameter yang diukur meliputi sifat fisik (daya Ikat Air, Susut masak dan keempukan) dan sifat Organoleptik (warna, aroma, tekstur dan cita rasa). Data dianalisis menggunakan analisis sidik ragam (ANOVA) dan dilanjutkan dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa DIA, Susut masak dan Keempukan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P ˂ 0,01) terhadap nuuget ayam dengan penambahan tepung labu kuning. Demikian pula dengan sifat organoleptik seperti warna dengan angka hedonik paling tinggi pada P3(15%) 6,31; aroma (6,31) juga tekstur (6,25) dan cita rasa (6,31) masing-masing perlakuan memberikan pengaruh yang sangat nyata (P ˂ 0,01). Kesimpulan bahwa penambahan tepung labu kuning sampai 15% pada nugget ayam petelur afkir memberikan pengaruh yang sangat nyata terhadap sifat fisik dan organoleptik.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2701PENGARUH SUBSTITUSI BUNGKIL KEDELAI MENGGUNAKAN AMPAS TAHU DAN PEMBERIAN PREMIKS VITAMIN-MINERAL TERHADAP KECERNAAN ENERGI DOMBA2024-09-06T05:03:48+00:00Lulu’u Wilda Maslachahwardhana.suryapratama@unsoed.ac.idWardhana Suryapratamawardhana.suryapratama@unsoed.ac.idFransisca Maria Suhartatiwardhana.suryapratama@unsoed.ac.id<p>Suatu penelitian telah dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh substitusi bungkil kedelai menggunakan ampas tahu dan suplementasi premiks vitamin-mineral terhadap kecernaan energi pada domba. Materi penelitian domba lokal jantan umur 7-8 bulan dengan rataan bobot badan 18,07±1,57 kg dengan pakan berupa jerami padi amoniasi 25% dan konsentrat 75%. Pakan diberikan sebanyak 4,5% BK (Bahan Kering) dari bobot ternak. Penelitian dirancang menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola faktorial 3x2 dengan 3 ulangan. Faktor A berupa substitusi bungkil kedelai dengan ampas tahu sebesar 0% (a<sub>0</sub>), 50% (a<sub>1</sub>) dan 100% (a<sub>2</sub>). Faktor B berupa pemberian premiks vitamin-mineral sebesar 0% (b<sub>0</sub>) dan 0,5% (b<sub>1</sub>). Hasil penelitian menunjukkan bahwa interaksi antara faktor A dan faktor B tidak berpengaruh nyata (p>0,05) terhadap kecernaan energi. Namun demikian semakin tinggi taraf substitusi bungkil kedelai menggunakan ampas tahu kecernaan energi semakin meningkat secara linier dengan persamaan Y = 2,934x + 85,377 dengan r<sup>2</sup> = 0,44. Suplementasi premiks vitamin-mineral meningkatkan kecernaan energi 3,8%. Kesimpulannya penggunaan ampas tahu dapat menggantikan bungkil kedelai seluruhnya. Suplementasi premiks vitamin-mineral dapat meningkatkan kecernaan energi sebesar 3,8%.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2702JUMLAH ANAKAN DAN DIAMETER BATANG (PENNISETUM PURPUREUM CV RED) AKIBAT SISTEM TANAM CAMPURAN2024-09-05T02:02:52+00:00Nur Hidayatprasetyo@unsoed.ac.idPrasetyo Prasetyoprasetyo@unsoed.ac.idHarwanto Harwantoprasetyo@unsoed.ac.idEfka Aris Rimbawantoprasetyo@unsoed.ac.idEmmy Susantiprasetyo@unsoed.ac.idAnnistia Rahmadian Ulfahprasetyo@unsoed.ac.id<p>Sistem pertanaman campuran rumput dan legum perlu dilakukan untuk penyediaan ketersediaan pakan sepanjang tahun. Gamal (<em>Gliricidia sepium) </em>merupakan legum berkualitas dan sudah banyak ditanam masyarakat. Kombinasi penanaman <em>Gliricidia sepium </em>dengan 2 varietas rumput Gajah diharapkan menghasilkan biomassa serta nutrien yang tinggi per satuan luas. Penelitian ini bertujuan mendapatkan kombinasi terbaik antara <em>Gliricidia sepium </em>dan 2 varietas rumput Gajah. Penelitian dilakukan secara <em>experimental</em> menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan yaitu rumput Gajah Merah <em>(Pennisetum purpureum Cv Red)</em> ditanam monokultur (M<sub>1</sub>), dan ditanam campuran dengan <em>Gliricidia sepium</em> (M<sub>2</sub>), rumput Pakchong <em>(Pennisetum purpureum Cv Pakchong)</em> ditanam monokultur (M<sub>3</sub>), dan ditanam campuran <em>Gliricidia sepium </em>(M<sub>4</sub>). Perlakuan diulang 12 kali pada tiap petak berukuran 3 x 3,2 m dengan total 460,8 m<sup>2 </sup>pada 48 unit percobaan. Analisis Variansi dilakukan dan diuji lanjut dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil Penelitian rataan diameter batang tidak berbeda pada perlakuan M<sub>1</sub>, M<sub>2</sub>, M<sub>3</sub> dan M<sub>4</sub> masing-masing 22,03 mm, 21,56 mm, 19,95 mm dan 21,01 mm. Jumlah anakan berbeda nyata pada perlakuan M<sub>1</sub>, M<sub>2</sub>, M<sub>3</sub> dan M<sub>4</sub> masing-masing 5.34, 6.31, 1.30, dan 2.28 batang. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan sistem pertanaman campuran menghasilkan anakan yang lebih tinggi dibanding sistem monokultur pada semua jenis rumput dengan diameter batang yang relatif sama.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2703PERANAN ANTIOKSIDAN ALAMI BIJI ALPUKAT (PERSEAAMERICANA MILL) DALAM RANSUM TERHADAP PERFORMAN, PENURUNAN KOLESTEROL DAGING BROILER2024-09-05T02:04:34+00:00Fredy J Nangoyfredynangoy@yahoo.comJein Rini Lekefredynangoy@yahoo.comLinda M.S. Tangkaufredynangoy@yahoo.com<p>Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui Peranan Antioksidan Alami Biji Alpukat (<em>Perseaamericana mill</em>) Dalam Ransum Terhadap Performan, Penurunan Kolesterol Daging Broiler. Ayam broiler berumur 1 hari berjumlah 100 ekor (strain CP 707) diambil secara acak (unsexed), dibagi dalam 5 perlakuan pemberian ransum (A<sub>0 </sub>= ransum kontrol tanpa tepung biji alpukat, A<sub>1 </sub>= ransum kontrol 95 % ditambah 5% tepung biji alpukat, A<sub>2 </sub> = ransum kontrol 90% ditambah 10% tepung biji alpukat, A<sub>3 </sub>= ransum kontrol 85% ditambah 15% tepung biji alpukat, A<sub>4 </sub>= ransum kontrol 80% ditambah 20% tepung biji alpukat), yang terdiri dari 5 ulangan (setiap ulangan terdapat 4 ekor ayam broiler), ransum dan air minum diberikan secara ad libitum. Pelaksanaan penelitian selama 6 minggu. Analisis ragam Rancangan Acak Lengkap (RAL), apabila terdapat perbedaan diantara perlakuan dilakukan uji jarak Berganda Duncan’s (ANOVA). Hasil penelitian yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa : Peranan Antioksidan Alami Biji Alpukat (<em>Perseaamericana mill</em>) Dalam Ransum Terhadap Performan, Kolesterol Daging Broiler dalam ransum sampai 20% tidak memberikan pengaruh yang nyata terhadap konsumsi ransum, pertambahan berat badan, konversi ransum , persentase berat karkas dan kolesterol daging broiler.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2704KARAKTERISTIK KINEMATIK SPERMA SEMEN BEKU SAPI ACEH DALAM DUA PENGENCER2024-09-06T00:09:52+00:00Edy Sophianedy_sophianedy@apps.ipb.ac.idAndi Widodoedy_sophianedy@apps.ipb.ac.idIman Sukirmanedy_sophianedy@apps.ipb.ac.idSyahruddin Saidedy_sophianedy@apps.ipb.ac.idMuhammad Agus Setiadiedy_sophianedy@apps.ipb.ac.idIis Arifiantiniedy_sophianedy@apps.ipb.ac.id<p>Penggunaan pengencer dalam produksi semen beku dapat memengaruhi pola gerak (kinematik) sperma. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan karakteristik kinematik sperma semen beku sapi Aceh dalam dua jenis pengencer yang berbeda. Sampel semen beku diperoleh dari Balai Besar Inseminasi Buatan (BBIB) Singosari dan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang. Samplel semen beku dari lima ekor sapi Aceh jantan, dua ekor menggunakan pengencer Tris Kuning Telur (TKT) dan tiga ekor menggunakan pengencer skim kuning telur (SKT) masing-masing 5 <em>batch</em> produksi dan 10 straw per <em>batch</em>. Semen beku di-<em>thawin </em>dalam suhu 37<sup>o</sup>C selama 30 detik. Semen dikeluarkan dari straw dan disimpan dalam tabung mikro dan diletakkan pada dry bath (37<sup>o</sup>C). Semen yang telah dethawing diambil sebanyak 10 μl dan diencerkan dengan 50 μl Phosphate Buffer Saline (PBS), kemudian dihomogenkan dan diambil sebanyak 4 µL diletakkan di atas gelas objek, ditutup dengan gelas penutup. Sampel dievaluasi menggunakan <em>computer assisted semen analysis</em> (CASA; Sperm Vision, Minitube Germany). Kinematik sperma yang diuji adalah VAP (μm/s), VCL (μm/s), VSL (μm/s), STR (%), LIN (%), WOB (%), ALH (μm), BCF (Hz)DAP (μm/s), DCL (μm/s), DSL (μm/s). Hasil menunjukkan jarak tempuh sperma (DAP, DCL, DSL), dan kecepatan pergerakan sperma (VAP, VCL, VSL) signifikan (p<0,05) lebih tinggi pada semen beku dalam pengencer TKT dibandingkan dengan pengencer SKT. Parameter kinematik sperma yang lain (STR, LIN, WOB, ALH, dan BCF) tidak menunjukkan perbedaan. Penelitian menyimpulkan sperma semen beku dalam pengencer TKT menunjukkan nilai kinematik lebih tinggi pada beberapa variabel dibandingkan dengan pengencer SKT.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2705PRODUKTIVITAS SAPI POTONG DI KABUPATEN MINAHASA2024-09-05T02:10:28+00:00Agustinus Lomboanalomboan@unsrat.ac.idFemi H Ellyalomboan@unsrat.ac.idTilly F.D. Lumyalomboan@unsrat.ac.idDerek Polakitanalomboan@unsrat.ac.id<p>Ternak sapi potong menjadi andalan masyarakat dan pemerintah dalam menunjang ketahanan pangan dan pendapatan. Kenyataan ini yang menjadi acuan bagi pemerintah yang terus mendorong peningkatan populasi sapi potong. Program pemerintah pusat diantaranya program Swasembada dan Peningkatan Produksi Sapi dan Kerbau Komoditas Andalan Negeri (Sikomandan), berkaitan dengan peningkatan kelahiran, peningkatan produktivitas, pengendalian penyakit hewan dan reproduksi, penjaminan keamanan dan mutu pangan, serta distribusi dan pemasaran. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas sapi potong di Kabupaten Minahasa. Metode penelitian yaitu metode survey dengan penentuan sampel lokasi secara purposive sampling. Responden dipilih secara simple random sampling yaitu berjumlah 30 petani peternak. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan populasi sapi potong betina milik responden sebanyak 68 ekor dengan distribusi umur <1 tahun 17,65%, 1-2 tahun 19,12%, >2 tahun 60,20% dan sapi bunting 2,94%. Populasi sapi jantan berjumlah 20 ekor dengan distribusi umur <1 tahun 40%, 1-2 tahun 50%, >2 tahun 10%. Rata-rata berat badan sapi potong betina berdasarkan distribusi umur <1 tahun 69,58 kg, 1-2 tahun 144,77 kg, >2 tahun 342,68 kg dan sapi bunting 525 kg. Rata-rata berat badan sapi potong jantan berdasarkan distribusi umur <1 tahun 88,75 kg, 1-2 tahun 340 kg dan >2 tahun 342,68 kg. Kesimpulan bahwa produktivitas sapi potong ditentukan oleh jumlah pakan yang dikonsumsi.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2706POTENSI ENERGI TERBARUKAN (BIOGAS) BERSUMBER DARI KOTORAN TERNAK BABI2024-09-05T02:11:42+00:00Gam Dicky Lenzundicky.lenzun@unsrat.ac.idJudy Mathilda Tumewudicky.lenzun@unsrat.ac.idJemmy Elforus Olkar Rawisdicky.lenzun@unsrat.ac.id<p>Peternak babi di Kabupaten Minahasa mengembangkan usahanya dengan membangun kandang di sekitar pemukiman penduduk, bahkan berada disamping dapur. Limbah peternakan babi dalam hal ini dibuang di halaman rumah dan saluran air. Peternak tidak menginternalisasi limbah tersebut sehingga mengganggu lingkungan bahkan kesehatan masyarakat di sekitar peternakan. Kegiatan usaha ternak babi yang semakin intensif menimbulkan permasalahan yang kompleks terhadap lingkungan. Teknologi tepat guna bermanfaat menginternalkan limbah ternak babi sekaligus menghasilkan energi terbarukan. Permasalahannya sejauhmana kotoran ternak babi dalam menunjang energi terbarukan. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis potensi energi terbarukan bersumber dari kotoran ternak babi. Penelitian ini telah dilakukan dengan menggunakan metode survey di Kabupaten Minahasa. Lokasi sampel kecamatan dan desa yaitu Kecamatan Kawangkoan Barat (Desa Kanonang I), Tompaso Barat (Desa Tempok) dan Sonder (Desa Sendangan). Ketiga kecamatan dan desa ini ditentukan secara <em>purposive sampling</em> yaitu berdasarkan lokasi peternakan babi yang berada di pemukiman. Responden sebanyak 3 peternak yang mengembangkan ternak babi paling dekat pemukiman. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif melalui analisis potensi produksi biogas. Hasil analisis menunjukkan total berat badan ternak babi 54.957,23 kg, dengan kotoran yang dihasilkan 4.270,18 kg, berat kering 384,32 kg. Potensi produksi biogas yang dihasilkan yaitu 115.29 m<sup>3</sup>. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kotoran ternak babi berpotensi menghasilkan energi terbarukan berupa biogas. </p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2707POTENSI BAKTERI ASAM LAKTAT ASAL BUDU DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN KAPANG PATOGEN (ASPERGILLUS FLAVUS)2024-09-05T02:29:41+00:00Harnentis HarnentisHarnentis@ansci.unand.ac.idMontesqrit MontesqritHarnentis@ansci.unand.ac.idYetti MarlidaHarnentis@ansci.unand.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan mengetahui potensi bakteri asam laktat (BAL) dalam menghambat pertumbuhan kapang patogen khususnya <em>A. flavus</em>. Penelitian menggunakan lima isolat BAL yang telah diisolasi dan mempunyai kemampuan sebagai probiotik untuk unggas dari ikan budu, dengan kode isolate :A1, A6, A8, A12 dan A22. Metode penelitian yang digunakan adalah metode eksperimen dengan pengujian kemampuan isolate BAL secara kualitatif dan kuantitatif dengan 3 kali ulangan. Peubah yang diamati adalah zona hambat isolat BAL pada pertumbuhan <em>A. flavus</em>, uji katalase dan pewarnaan gram. Hasil penelitian menujukkan bahwa semua isolate BAL mempunyai kemampuan dalam menghambat pertumbuhan <em>A. flavus</em> yang ditandai dengan besarnya zona hambat (+; ++; +++; dan >+++), Adapun urutan kemapuan nya adalah A1>A12 dan A22>A8 >A6. Secara kuantitatif menunjukkan metabolit sekunder (supernatan) dari BAL lebih besar zona hambatnya menggunakan paper disc dibandingkan biomasa sel. Setelah dilakukan uji katalase dan pewarnaan gram kelima isolat adalah bakteri gram positif dan katalase negativ. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa kelima isolat BAL secara kualitatif dapat menghambat pertumbuhan <em>A. flavus</em>, dimana secara kuantitatif diperoleh isolat A6 yang terbaik menghambat <em>A. flavus</em> baik menggunakan supernatan maupun biomasa sel yaitu sebesar 24,2 mm untuk supernatant dan sebesar 22,6 mm untuk biomasa sel.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2708KADAR PROTEIN KASAR, SERAT KASAR, DAN UJI ORGANOLEPTIK FERMENTASI TONGKOL JAGUNG (ZEA MAYS) DAN KULIT KACANG TANAH (ARACHIS HYPOGAEA) DENGAN KOMPOSISI BERBEDA2024-09-05T02:31:07+00:00Sri Wahyuniswahyuniundaris@gmail.comChandra Surya Alimswahyuniundaris@gmail.comNadlirotun Luthfiswahyuniundaris@gmail.com<p>Tujuan penelitian mengkaji komposisi tongkol jagung dan kulit kacang tanah yang difermentasi menggunakan EM-4 dan molases selama 12 hari terhadap kadar protein kasar, serat kasar dan uji organoleptik. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Dasar Fakultas Peternakan Undaris, Materi yang digunakan tongkol jagung, kulit kacang tanah, EM-4, molases, dan air. Variabel yang diamati kadar protein kasar, serat kasar, warna, aroma, dan tekstur. Penelitian menggunakan metode eksperimental, disain rancangan acak lengkap. Perlakuan yang diterapkan P1 = tongkol jagung 100%, P2 = kulit kacang tanah 100%, P3 = tongkol jagung 50% dan kulit kacang tanah 50%, P4 = tongkol jagung 75% dan kulit kacang tanah 25%, P5 = tongkol jagung 25% dan kulit kacang tanah 75%, masing-masing ditambahkan EM-4 dan molases serta difermentasi lama 12 hari. Perlakuan diulang sebanyak 5 kali. Data dianalisis menggunakan analisis ragam dan dilanjutkan dengan uji Wilayah Ganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa protein kasar, serat kasar, warna, aroma, maupun tekstur berbeda nyata (p<0,05). Komposisi tongkol jagung dan kulit kacang tanah masing-masing 50% (P3) meningkatkan protein kasar, sebaliknya serat kasar. Uji organoleptik meliputi warna, aroma, dan tekstur P3 menunjukkan warna cerah, aroma asam manis, dan tekstur sedikit lembab tidak menggumpal. Kesimpulan dari penelitian ini perlakuan P3 yang terbaik</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2709PENGARUH JENIS AKTIVATOR YANG BERBEDA TERHADAP KADAR UNSUR HARA MAKRO (NITROGEN, PHOSPHOR, DAN KALIUM) KOMPOS BERBAHAN BAKU FESES SAPI POTONG2024-09-05T07:57:45+00:00Yuan Michael Chrisdionoagustinah.setyaningrum@unsoed.ac.idAgustinah Setyaningrumagustinah.setyaningrum@unsoed.ac.idNur Hidayatagustinah.setyaningrum@unsoed.ac.id<p>Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian aktivator yang berbeda terhadap kadar unsur hara makro nitrogen (N), phosphor (P), dan kalium (K) yang dapat dihasilkan dalam proses pengomposan. Materi penelitian yang digunakan untuk kompos sebanyak 18 unit percobaan yaitu, feses sapi potong ± 5.400 kg, aktivator 0,3%, abu 10%, serbuk gergaji 10%, dan kapur dolomit 2% dari berat feses. Penelitian menggunakan metode eksperimental dengan rancangan penelitian Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang dibedakan menjadi 3 perlakuan yaitu, A1 dengan penambahan 0,3% aktivator media bekas jamur merang, A2 dengan penambahan 0,3% aktivator media batuan, A3 dengan penambahan 0,3% aktivator media cair yang masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali. Hasil penelitian meunujukkan kadar unsur hara makro Nitrogen (N) (A1 0,71 ± 0,10%, A2 0,64 ± 0,09%, A3 0,81 ± 0,08%), Phosphor (P) (A1 0,14 ± 0,03%, A2 0,11 ± 0,03%, A3 0,14 ± 0,07%) dan Kalium (K) (A1 0,21 ± 0,01%, A2 0,20 ± 0,02%, A3 0,18 ± 0,03%). Penggunaan aktivator yang berbeda menunjukkan berpengaruh nyata (P < 0,05) terhadap kadar unsur hara makro nitrogen, tetapi tidak nyata (P>0,05) terhadap unsur hara makro phosphor dan kalium. Aktivator dengan media bekas jamur merang, media batuan, dan media cair menghasilkan kadar unsur hara makro sesuai dengan standar yang telah ditetapkan dalam SNI, kecuali kadar kalium yang dihasilkan aktivator media cair. Aktivator media cair memiliki kadar nitrogen paling tinggi.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2710PENGGUNAAN INDIGOFERA ZOLLINGERIANA DALAM PAKAN DOMBA DITINJAU DARI FERMENTABILITAS DAN KECERNAAN SECARA IN VITRO2024-09-05T08:01:34+00:00Efka Aris Rimbawantoefka.rimbawanto@unsoed.ac.idFransisca Maria Suhartatiefka.rimbawanto@unsoed.ac.idBambang Hartoyoefka.rimbawanto@unsoed.ac.idMuhamad Bataefka.rimbawanto@unsoed.ac.idSri Rahayuefka.rimbawanto@unsoed.ac.idTri Rachmanto Prihambodoefka.rimbawanto@unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan <em>Indigofera zollingeriana </em>sebagai pengganti konsentrat dalam ransum domba terhadap fermentasi rumen dan kecernaan secara <em>in vitro.</em> Percobaan menggunakan Rancangan Acak Lengkap dengan 4 perlakuan dan 6 ulangan. Pakan tersusun (bahan kering) untuk R0 = rumput lapang, konsentrat (40:60%) sebagai kontrol, R1 = rumput lapang, konsentrat, <em>I. zollineriana</em> (40:50:10%), R2 = rumput lapang, konsentrat, <em>I. zollineriana</em> (40:40:20%), dan R3 = rumput lapang, konsentrat, <em>I. zollineriana</em> (40:30:30%). Peubah yang diamati, uji fermentasi rumen (pH, VFA total, N-NH<sub>3</sub>, protein mikroba, dan degradasi protein kasar) dan paska rumen (kelarutan protein kasar dalam pesin-HCl, kecernaan bahan kering dan bahan organik). Analisis data menggunakan analisis varian dan perbedaan rerata perlakuan dengan uji Duncan Multiple Range Test. Hasil penelitian menunjukkan penggantian konsentrat dengan <em>I. zollingeriana</em> meningkatkan pH, degradasi protein kasar, dan protein mikroba rumen (p<0.01). Peningkatan sintesis protein mikroba rumen berdampak positif (p<0.01) terhadap produk fermentasi (VFA total, N-NH3), kecernaan (bahan kering dan bahan organik), dan ketersediaan protein kasar di paska rumen. Penggantian konsentrat dengan <em>I. zollineriana </em>dapat sebagai strategi penyediaan nitrogen untuk sintesis protein mikroba rumen.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2711DAUN JERUK PURUT (CITRUS HYSTRIX) DALAM AIR MINUM AYAM PETELUR SEBAGAI WATER ADDITIVE SUMBER NUTRIEN DAN ANTIOKSIDAN2024-09-05T08:04:31+00:00Florencia Nery Sompienerysompie@unsrat.ac.idNontje Juliana Kumajasnerysompie@unsrat.ac.idYoudhie Hanna Siriously Kowelnerysompie@unsrat.ac.idJein Rini Lekenerysompie@unsrat.ac.id<p class="ABSTRAKINDONESIA">Penelitian ini bertujuan untuk menggunakan daun jeruk purut (<em>Citrus hystrix</em>) dalam air minum ayam petelur sebagai <em>water additive</em>. Daun jeruk purut merupakan sumber flavonoid berguna sebagai antioksidan. Hasil analisa proksimat menunjukkan bahan kering 90,88%, kadar abu 13,03%, protein kasar 13,29, lemak kasar 2,18 %, serat kasar 27,81, kalsium 3,794%, fosfor 0,160%, dan energi bruto 4531,276 Kcal/gram. Simpulan daun jeruk purut dalam air minum sebagai <em>water additive</em> dapat digunakan pada ayam petelur.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2712PERSENTASE KARKAS, KOMPONEN KARKAS DAN LEMAK ABDOMINAL AYAM PEDAGING DENGAN PEMBERIAN DAUN SERAI (CYMBOPOGON CITRATUS) PADA ALAS KANDANG SEKAM PADI2024-09-05T08:06:52+00:00Sugiarto Sugiartosugiarto.tht@gmail.comNuun Marfuahsugiarto.tht@gmail.com<p>Penelitian pemberian daun serai pada alas kandang sekam padi terhadap persentase karkas, komponen karkas dan lemak abdominal ayam pedaging. Metode pemberian persentase daun serai (P0=0; P1=5; P2=10; P3=15; P4=20%) dalam alas kandang sekam padi. Menggunakan RAL dengan uji lanjut Duncan. Parameter yang amati yaitu: persentase karkas, persentase komponen karkas (dada, paha atas, paha bawah, punggung, sayap dan lemak abdominal). Hasil penelitian berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap persentase karkas, dan komponen karkas dada, tetapi tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap persentase komponen karkas paha atas, paha bawah punggung dan sayap ayam. Perlakuan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap penurunan persentase lemak abdominal. Kesimpulan daun serai mengandung zat bioaktif yaitu minyak atsiri, citronnelal, geraniol, sitral, eugenol, kadine, dan kadinol yang dapat memberikan aroma terapy, rasa tenang, sehingga memberikan efek positif pada persentase karkas, komponen karkas dan lemak abdominal ayam pedaging.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2713PEMBERDAYAAN IBU-IBU TANI UNTUK PENGEMBANGAN BISNIS NUGGET2024-08-28T20:06:55+00:00Femi Hadidjah Ellyfemihelly@unsrat.ac.idAgustinus Lomboanfemihelly@unsrat.ac.idJudy Mathilda Tumewufemihelly@unsrat.ac.idSintya J.K. Umbohfemihelly@unsrat.ac.id<p>Kondisi ekonomi masyarakat yang menjadi pendorong bagi pemerintah untuk melakukan perubahan. Salah satu bentuk perubahan yang dilakukan oleh pemerintah yaitu adanya pemberdayaan, sehingga masyarakat lebih kreatif dalam hal mengelola sumberdaya. Hal ini pada akhirnya mampu merubah perekonomian masyarakat menjadi lebih baik. Program pembentukan dan pengaktifan kelompok-kelompok kecil di masyarakat menjadi perhatian pemerintah. Salah satunya yaitu kelompok ibu-ibu tani Matahari yang mulai beraktifitas lagi tetapi masih terbatas pada kegiatan membantu suami dalam mengelola usahatani. Anggota kelompok masing-masing memiliki kegiatan usahatani dan kegiatan sosial keagamaan. Pendapatan yang diperoleh dari usaha ini kecil bahkan sering tidak memperoleh pendapatan atau bahkan menerima kerugian. Berdasarkan kondisi tersebut maka telah dilakukan pemberdayaan melalui kegiatan penyuluhan berkaitan dengan pengembangan bisnis <em>nugget</em>. Permasalahannya sejauhmana peningkatan pengetahuan dan minta anggota kelompok. Tujuan penelitian yaitu untuk menganalisis tingkat pengetahuan dan minat anggota kelompok tentang bisnis <em>nugget</em>. Metode penelitian menggunakan metode survey, lokasi Desa Tonsewer Selatan Kecamatan Tompaso Barat. Responden ditentukan secara purposive sampling yaitu anggota kelompok Matahari berjumlah 5 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa umur responden dikategorikan umur produktif. Tingkat pendidikan responden 80 % lulusan Sekolah Menengah Atas (SMA). Tingkat pengetahuan tentang cara membuat <em>nugget</em> meningkat 100%. Kesimpulan, 100 % ibu-ibu tani bersedia untuk mengembangkan bisnis <em>nugget</em>.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2714PENGKAJIAN BERAT JENIS, SOLID NON FAT, DAN TOTAL SOLID SUSU SEGAR DI KECAMATAN CILONGOK DAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS2024-08-28T20:20:40+00:00Della Anggraeniyusuf.subagyo@unsoed.ac.idYusuf Subagyoyusuf.subagyo@unsoed.ac.idHermawan Setyo Widodoyusuf.subagyo@unsoed.ac.idMerryafinola Ifaniyusuf.subagyo@unsoed.ac.idAfduha Nurus Syamsiyusuf.subagyo@unsoed.ac.id<p class="ABSTRAKINDONESIA">Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kadar berat jenis (BJ), solid non fat (SNF), total solid (TS) susu segar dan hubungan antar peubah tersebut, baik secara linier maupun berganda, di Kecamatan Cilongok dan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Materi penelitian yang digunakan adalah sampel susu segar yang berasal dari peternakan di Kecamatan Cilongok (17 peternak) dan Sumbang (23 peternak). Selain itu, dari kedua kecamatan diambil sampel ransum yang digunakan sebagai data pendukung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rataan BJ, SNF, dan TS susu segar di Kecamatan Cilongok sebesar 1,029 ± 1,64 g/ml, 8,27±0,33%, dan 11,11 ± 0,56%, sedangkan di Sumbang sebesar 1,028 ± 1,59 g/ml, 8,33 ± 0,42%, dan 11,97 ± 0,73%. Rataan hasil evaluasi kecukupan pakan yang terdiri dari BK, PK, TDN di Kecamatan Cilongok sebesar 0,88 kg, 0,670 kg, dan 2,621 kg, sedangkan di Sumbang sebesar -0,008 kg, 0,535 kg, dan 2,322 kg. Hasil uji “t” menunjukkan bahwa BJ dan SNF susu segar di kedua kecamatan berbeda tidak nyata (P>0,05), sedangkan TS berbeda nyata (P<0,05). Terdapat hubungan yang sangat kuat, baik regresinya (R2 = 0,99) maupun korelasinya (R = 0,99) antara BJ dengan SNF dan TS susu segar. Hubungan tersebut dapat diformulasikan sebagai Y = 0,010 + 4,629X1 – 0,848X2 (P<0,05). Dapat disimpulkan bahwa meskipun TS susu segar di kedua kecamatan tersebut berbeda, namun BJ, SNF, TS masih tergolong bagus dan sesuai SNI (2011). Terdapat hubungan yang sangat kuat antara BJ dengan SNF dan TS susu segar di Kecamatan Cilongok dan Sumbang.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2715PENGKAJIAN KADAR PROTEIN, LEMAK, DAN LAKTOSA SUSU SEGAR DI KECAMATAN CILONGOK DAN SUMBANG, KABUPATEN BANYUMAS2024-08-28T20:26:33+00:00Mei Dwi Cahyanimerryafinola.ifani@unsoed.ac.idMerryafinola Ifanimerryafinola.ifani@unsoed.ac.idYusuf Subagyomerryafinola.ifani@unsoed.ac.idHermawan Setyo Widodomerryafinola.ifani@unsoed.ac.idAfduha Nurus Syamsimerryafinola.ifani@unsoed.ac.id<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengkaji kadar protein, lemak, laktosa susu segar dan hubungan antar peubah tersebut baik secara linier maupun berganda di Kecamatan Cilongok dan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Materi penelitian yang digunakan adalah sampel susu segar yang berasal dari peternakan di Kecamatan Cilongok (17 peternak) dan Kecamatan Sumbang (23 peternak), selain itu diambil sampel ransum yang digunakan sebagai data pendukung. Hasil penelitian menunjukan rataan kadar lemak, protein dan laktosa susu segar di Kecamatan Cilongok yaitu 22,84±0,65%; 3,03±0,12%; 4,54±0,18%, sedangkan di Kecamatan Sumbang yaitu 3,63±0,52%; 3,06±0,15%; 4,6±0,23%. Rataan hasil evaluasi kecukupan pakan di Kecamatan Cilongok yang terdiri dari BK, PK, TDN adalah -0,008 kg; +0,53 kg; +2,32 kg , sedangkan di Kecamatan Sumbang sebesar +0,88 kg; +0,67 kg; +2,62 kg. Hasil uji beda “t” menunjukan bahwa kadar lemak di kedua Kecamatan tersebut berbeda nyata (P<0,005), sedangkan kadar protein dan lemak berbeda tidak nyata (P>0,005). Terdapat hubungan yang lemak baik regresinya (R<sup>2</sup>: 0,08) maupun korelasinya (R: 0,29) antara lemak dengan protein dan laktosa susu segar. Hubungan tersebut dapat diformulasikan sebagai Y= 1,185 – 91,97X<sub>1</sub> + 61,74X<sub>2</sub> (P>0,05). Dapat disimpulkan meskipun kadar lemak dikedua kecamatan tersebut berbeda namun kadar lemak, protein dan laktosa susu segarnya masih tergolong bagus dan sesuai dengan SNI (2011) dan tidak terdapat hubungan antara lemak dengan kadar protein dan laktosa susu segar di Kecamatan Sumbang dan Cilongok.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2716KARAKTERISTIK FISIK DAN KIMIA BAHAN PAKAN NON KONVENSIONAL BERBASIS LIMBAH AGROINDUSTRI2024-08-28T20:34:13+00:00Titin Widiyastutinur.hidayat@unsoed.ac.idNur Hidayatnur.hidayat@unsoed.ac.idEmmy Susantinur.hidayat@unsoed.ac.idMunasik Munasiknur.hidayat@unsoed.ac.id<p>Tujuan jangka panjang dari penelitian ini adalah menyediakan data base berkaitan dengan bahan-bahan pakan non konvensional yang berpotensi sebagai penyusun pakan untuk ternak ruminansia maupun unggas. Kajian dilakukan terhadap potensi bahan pakan lokal/non konvensional yaitu bahan pakan sumber serat dan energi terdiri atas: kulit kacang, kelobot jagung, kulit nanas, ares pisang, limbah pasar organik, bolus sapi, limbah teh (debu teh), limbah kopi, kulit jeruk, kulit buah naga, biji durian, limbah padat soun, dan roti afkir, serta bahan pakan sumber protein yaitu : daun ketela pohon, keong-emas. Peubah yang dikaji adalah karakteristik kimia dan fisik bahan pakan non konvensional. Hasil penelitian menunjukkan bahan pakan non konvensional yang dieksplorasi dalam penelitian ini memiliki karakteristik kimiawi dan fisik dengan range yang lebar. Sehingga dapat disimpulkan bahwa variasi ini menggambarkan tinggi rendahnya potensi nutrien bahan pakan maupun tingkat kemudahan dalam pengolahan maupun pengelolaan pakan. </p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2717EVALUASI IMPLEMENTASI GOOD DAIRY FARMING PRACTICE (GDFP) PETERNAKAN SAPI PERAH DI KECAMATAN PEKUNCEN DAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS2024-08-28T20:42:31+00:00Talitha Syifa Azzahrayusuf.subagyo@unsoed.ac.idYusuf Subagyoyusuf.subagyo@unsoed.ac.idMerryafinola Ifaniyusuf.subagyo@unsoed.ac.idHermawan Setyo Widodoyusuf.subagyo@unsoed.ac.idAfduha Nurus Syamsiyusuf.subagyo@unsoed.ac.id<p><em>Good Dairy Farming Practice</em> (GDFP) merupakan suatu standar penerapan praktik yang baik dalam menjalankan usaha peternakan sapi perah. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengevaluasi implementasi GDFP peternakan sapi perah di Kecamatan Pekuncen dan Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Penelitian ini dilakukan secara survei terhadap dua kecamatan terpilih berdasarkan teknik <em>purposive random sampling </em>dan rumus slovin. Pengumpulan data dilakukan berdasarkan pengisian kuesioner, wawancara dan observasi pada 36 peternak (Kecamatan Pekuncen) dan 24 peternak (Kecamatan Sumbang) yang terpilih sebagai sampel responden, terhadap delapan aspek GDFP, yaitu: a) pembibitan dan reproduksi, b) kesehatan ternak, c) manajemen pemerahan ternak, d) nutrisi (pakan dan air), e) pengelolaan, f) kandang dan peralatan, g) sosial ekonomi, dan h) kesejahteraan ternak. Data penelitian dianalisis secara statistik deskriptif yang dilakukan dengan mendeskripsikan hasil skoring kuesioner (skor masing-masing aspek 0 – 4), wawancara dan observasi. Hasil penelitian menghasilkan rataan nilai GDFP peternakan sapi perah di Kecamatan Pekuncen adalah 3,34 dan Kecamatan Sumbang adalah 3,36. Dapat disimpulkan bahwa implementasi GDFP peternakan sapi perah di Kecamatan Pekuncen dan Kecamatan Sumbang tergolong baik.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2718BERBAGAI MACAM BAHAN PENGENYAL TERHADAP KUALITAS ORGANOLEPTIK DAN KUALITAS FISIK PADA BAKSO2024-08-29T04:10:22+00:00Roisu Eny Mudawarochroisueny@umpwr.ac.id<p>Bakso merupakan makanan yang popular di Indonesia. Tujuan untuk mengetahui Kualitas Organoleptik dan Kualitas Fisik bakso dengan penambahan berbagai bahan pengenyal pada bakso. Perlakuan pada penelitian ini adalah Po: kontrol, P1: penambahan STPP sebesar 0,3%, P2: penambahan NaHCO3, 0,3%; P3 : penambahan agar-agar 10% dan P4 penambahan guar gum 1,5%. Semua perlakuan diulang 5 kali. Parameter penelitian yaitu Kualitas organoleptik meliputi bau, warna, rasa, tekstur dan penerimaan secara keseluruhan. Kualitas fisik meliputi pH, kadar air dan susut masak. Data yang diperoleh dianalsisi anova dilanjutkan dengan UJBD. Hasil penelitian menunjukkan pada kualitas sonsoris bau, tekstur dan penerimaan secara keseluruhan berbeda nyata. Kualitas fisik yaitu pH dan kadar air menunjukkan perbedaan yang nyata. Kesimpulan bahwa penambahan bahan pengenyal berpengaruh pada bau, tekstur, penerimaan secara keseluruhan, pH dan kadar air bakso.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2719PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI TERNAK SAPI POTONG DALAM MENUNJANG INTEGRASI SAPI POTONG-TANAMAN2024-08-29T04:17:37+00:00Jemmy Elforus Olkar Rawisjemmyrawis1971@unsrat.ac.idFemi Hadidjah Ellyjemmyrawis1971@unsrat.ac.idGam Dicky Lenzunjemmyrawis1971@unsrat.ac.idTilly Flora Desaly Lumyjemmyrawis1971@unsrat.ac.id<p>Komoditas sapi potong saat ini dan ke depan dikembangkan dengan orientasi wawasan lingkungan dan berkelanjutan. Pengembangan peternakan sapi potong yang diharapkan dalam membentuk suatu “area wide integration”. Pembentukan area dimaksud merupakan suatu konsep pembanguan peternakan saling terintegrasi dengan pertanian. Pembangunan pertanian dalam hal ini dimaksudkan bukan pertanian yang berorientasi konvensional. Pertanian yang konvensional dapat memberikan dampak terhadap degradasi tanaman dan tanah. Pelaku pengembangan sapi potong di daerah dilakukan secara individu maupun berkelompok. Anggota kelompok mengembangkan ternak sapi potong masih secara parsial, sehingga telah dilakukan penyuluhan berkaitan dengan integrasi sapi potong dan tanaman jagung. Permasalahannya sejauhmana tingkat pengetahuan peternak tentang integrasi sapi potong-tanaman. Tujuan penelitian untuk menganalisis tingkat pengetahuan anggota kelompok. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode survey di Desa Tonsewer Selatan Kecamatan Tompaso Barat. Responden ditentukan secara purposive sampling yaitu anggota kelompok PELITA berjumlah 5 petani. Analisis data menggunakan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan petani dinilai berdasarkan penyuluhan yang diberikan. Tingkat pengetahuan anggota kelompok sebelum pelaksanaan penyuluhan, rata-rata sebesar 32,5 % dan setelah penyuluhan rata-rata sebesar 73,75%. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pengetahuan petani peternak meningkat dengan adanya kegiatan pemberdayaan melalui penyuluhan. Saran, perlu penerapan atau introduksi teknologi dalam menunjang adopsi teknologi.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2720PERAN SERANGGA TENEBRIO MOLITOR DALAM PENGEMBANGAN PETERNAKAN MELALUI UJI EFEK IMUNITAS2024-08-29T04:23:31+00:00Wisje Lusia Toarsemnasfapetunsoed@gmail.comIvonne Untusemnasfapetunsoed@gmail.comLaurentius J.M. Rumokoysemnasfapetunsoed@gmail.com<p>Upaya pengembangan peternakan merupakan suatu upaya esensial dalam pemenuhan pangan global. Di Indonesia peningkatan produksi peternakan dapat mendukung upaya pemerintah untuk upaya ketahanan dan kemandirian pangan yang bersinergi dengan program distribusi makanan bergizi gratis bagi anak-anak yang dalam penerapannya diharapkan dapat berlangsung secara kontinu dengan tetap menjaga persediaan bahan pangan bagi masyarakat secara keseluruhan. Tenebrio molitor merupakan salah satu Sumber Daya Alam lokal yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut. Aplikasi serangga ini pada pengembangan peternakan dapat ditempuh dalam dua penerapan yaitu sebagai immuno-enhancer dan sebagai pakan alternatif. Artikel ini bertujuan untuk membahas penerapan T. molitor dalam pengembangan peternakan khususnya pada peternakan organik yang berskala kecil yang dikerjakan oleh masyarakat.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2721MANFAAT KULIT HYLOCEREUS POLYRHIZUS PADA KESEHATAN HEWAN2024-08-29T04:28:31+00:00Laurentius J.M. Rumokoysemnasfapetunsoed@gmail.comJimmy Posangisemnasfapetunsoed@gmail.comWisje Lusia Toarsemnasfapetunsoed@gmail.com<p class="ABSTRACT">Kesehatan hewan ternak yang baik menjadi salah satu kriteria penting dalam melakukakan usaha peternakan. Kulit buah <em>Hylocereus polyrhizus</em> memiliki potensi untuk digunakan pada hewan ternak dalam kaitan dengan kesehtannya. Artikel ini bertujuan untuk mempresentasikan peran ekstrak kulit buah H. polyrhizus pada kesehatan hewan ternak. Metode yang digunakan dalam penyusunan artikel ini adalah dengan pendekatan studi literatur ilmiah terutama yang tersedia bagi publik melalui google-cendikia. Berbagai invensi menunjukkan peran substansi ekstrak dari kulit buah ini antara lain sebagai anti-hypercholesterolemic, serta dapat memperbaiki level lipida pada tikus eksperimen serta sebagai biosuplemen terhadap kelinci penggemukan. Manfaat lain dari ekstrak kulit buah ini adalah sebagai antioksidant dan memiliki aktifitas antibakteri. Kesimpulan dari artikel ini yaitu ekstrak kulit buah <em>Hylocereus polyrhizus</em> memiliki manfaat dalam membantu mengatasi berbagai permasalah kesehatan hewan.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2723ANALISIS KINERJA EKONOMI USAHA TERNAK SAPI POTONG PO KEBUMEN2024-08-29T04:35:35+00:00Nunung Noor HidayatNunung.hidayat@unsoed.ac.idImbang HaryokoNunung.hidayat@unsoed.ac.idPambudi YuwonoNunung.hidayat@unsoed.ac.idSri MastutiNunung.hidayat@unsoed.ac.idRahayu WidiyantiNunung.hidayat@unsoed.ac.id<p>Sapi potong di Kabupaten Kebumen merupakan ternak unggulan yang diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesejateraan masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kebumen dengan tujuan: 1. Mengetahui kinerja ekonomi yaitu mengidentifikasi besarnya pendapatan, efisiensi usaha, rentabilitas, BEP dan Payback period. 2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan peternak sapi potong. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode penelitian survey dengan data utama adalah data primer yang diambil dengan metode observasi dan indepht interview terhadap peternak sapi potong. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu pada wilayah yang meruakan basis pengembangan ternak sapi potong di Kabupaten Kebumen. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode cash out flow karena peternak merupakan peternakan rakyat dengan skala usaha yang masih kecil, kemudian dihitung secara statistik sederhana berupa nilai rata-rata, standar deviasi, frekuensi distribusi, dan tabulasi silang dan dilaporkan secara deskriptif. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan peternak sapi potong dianalisis menggunakan regresi linier berganda (multiple regression). Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha ternak sapi potong di Kabupaten dukup menguntung terlihat pendapat peternak rata-rata sebesar Rp 8,696,271,- + Rp 3,475,810,-, efisiensi usaha (R/C) sebesar 1.5527 + 0.14903 Rentabilitas sebesar 17,611 %, dan payback periode sebesar 5,68 tahun. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatn peternakan adalah Jumlah kepemilikan ternak, jumlah pakan dan tingkat pendidikan peternak. Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa usaha ternak sapi potong di Kabupaten Kebumen cukup potensial sebagai salah satu alternatif berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perlu adanya peningkatan skala usaha.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2724PENGARUH INPUT TERHADAP PRODUKSI TELUR ITIK DI PESISIR DANAU TONDANO KABUPATEN MINAHASA2024-08-29T04:41:43+00:00Triveyna Wawolangimerry_manese@unsrat.ac.idMerry Adelien Veibe Manesemerry_manese@unsrat.ac.idFemi Hadidjah Ellymerry_manese@unsrat.ac.id<p>Sentra pemeliharaan itik di Provinsi Sulawesi Utara yaitu di Kabupaten Minahasa khususnya di daerah pesisir danau Tondano. Daerah pesisir danau Tondano terdiri dari beberapa Kecamatan yaitu Tondano Barat, Tondano Selatan, Tondano Timur, Kakas, Kakas Barat, Eris dan Remboken. Itik petelur dikembangkan dengan sistem penggembalaan, yaitu ternak itik dilepas di daerah persawahan setelah panen padi. Hal ini karena itik mengonsumsi sisa butiran padi, keong kecil, serangga dan lainnya untuk kebutuhan pakannya. Kondisi ini tentunya memberikan dampak terhadap produksi telur itik. Permasalahannya faktor-faktor apa yang mempengaruhi produksi telur itik. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei di daerah pesisir danau Tondano. Penentuan kecamatan dan desa secara <em>purposive sampling</em>. Responden ditentukan secara <em>simple random sampling</em>. Analisis data menggunakan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternak itik selain mengonsumsi bahan pakan di persawahan, juga ditambahkan jagung dan “renga”. Kesimpulan, variabel faktor ekonomi (luas lahan, pakan (jagung, “renga”) dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap produksi telur itik. Secara parsial faktor luas lahan dan pakan renga berpengaruh signifikan terhadap produksi telur itik.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2725KONSUMSI DAN KECERNAAN BAHAN KERING, BAHAN ORGANIK PAKAN SERTA BCS KAMBING PERAH YANG DISUPLEMENTASI TEPUNG LEMNA PADA PAKAN BASAL BERKHROMIUM2024-08-29T04:48:14+00:00Agum Kusumahmunasik2011@gmail.comHamdani Hamdanimunasik2011@gmail.comNur Hidayatmunasik2011@gmail.comCaribu Hadi Prayitnomunasik2011@gmail.comMunasik Munasikmunasik2011@gmail.com<p>Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh suplementasi tepung lemna pada pakan kambing yang mengandung mineral chromium terhadap konsumsi dan kecernaan bahan kering dan bahan organik, serta <em>Body Condition Score</em> (BCS). Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2024 bertempat di Peternakan Kambing Perah Mendha Adhikara Farm, Jln. Brawijaya, Dusun 1, Banjaranyar, Kecamatan Sokaraja, Kabupaten Banyumas, Laboratorium Ilmu Bahan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Materi yang digunakan adalah 18 ekor kambing sapera betina dengan rataan bobot badan ternak 40 ± 3,56 kg, pakan yang diberikan sebanyak 4% BK/kg BB. Metode penelitian yang dilakukan adalah experimental <em>in vivo</em> dengan rancangan acak kelompok (RAK). Perlakuan terdiri atas: R0 sebagai pakan basal (40% konsentrat + 60% hijauan) + chromium 1,5 ppm dan R1 (R0 + tepung <em>lemna sp.</em> 2%). Perlakuan masing-masing diulang sebanyak 3 kali. Data penelitian dianalisis dengan analisis variansi dan uji lanjut menggunakan <em>Duncan Multiple Rang Test</em> (DMRT). Hasil penelitian menunjukan bahwa perlakuan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi bahan kering dengan rataan R0 sebesar 1.735,46 ± 23,29 (g/ekor/hari) dan R1 sebesar 1.762,31 ± 14,61 (g/ekor/hari). Perlakuan tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap konsumsi bahan organik, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik dan <em>Body Condition Score</em> (BCS). Kesimpulan, suplementasi tepung Lemna <em>sp.</em> s 2% tidak mempengaruhi konsumsi bahan organik, kecernaan bahan kering, kecernaan bahan organik, <em>Body Condition Score</em> (BCS), tetapi dapat meningkatkan konsumsi bahan kering..</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2726KONSUMSI DAN KECERNAAN SERAT KASAR DAN PROTEIN KASAR PAKAN KAMBING PERAH YANG DISUPLEMENTASI TEPUNG LEMNA PADA PAKAN BASAL BERKHROMIUM2024-08-29T04:54:03+00:00Daniel Akhdan Izdiharcaribuunsoed@gmail.comResti Umitha Maulida Rahmahcaribuunsoed@gmail.comMunasik Munasikcaribuunsoed@gmail.comCaribu Hadi Prayitnocaribuunsoed@gmail.com<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh tepung lemna terhadap konsumsi dan kecernaan serat kasar dan protein kasar pakan kambing perah. Perlakuan yang diberikan : R0 sebagai pakan basal yang mengandung khromium organik (40% konsentrat + 60% hijauan) + Khromium organik 1.5 ppm, dan R1 (R0 + tepung lemna 2%). Penelitian dilaksanakan mulai Maret – Juni 2024 di Mendha Adhikara Farm, Kabupaten Banyumas, dan Laboratorium Ilmu Bahan Makanan Ternak Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. Materi yang digunakan pada penelitian ini adalah 18 ekor Kambing Sapera betina dengan periode laktasi yang berbeda (1, 2, 3) dengan rataan bobot badan 40,03 3,56 kg. Pakan yang diberikan sebesar 4% BK/kg BB. Metode penelitian yang digunakan adalah <em>in vivo</em> dengan rancangan acak kelompok (RAK) pola<em> Split Plot Design</em> dan dilakukan pengulangan sebanyak 3 kali. Data penelitian yang diperoleh dianalisis dengan analisis variansi dan dilanjutkan uji <em>Duncan Multiple Range Test</em> (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa suplementasi tepung lemna 2% pada pakan kambing perah yang mengandung Khromium berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap konsumsi protein kasar dan kecernaan serat kasar. Rataan konsumsi protein : R0 sebesar 241,05 ± 3.86 g dan R1 sebesar 246,00 ± 6,42 g. Rataan kecernaan serat kasar: R0 sebesar 50,28 5,81% dan R1 sebesar 62,65 Perlakuan tidak memberikan pengaruh nyata terhadap (P>0,05) konsumsi serat kasar dan kecernaan protein kasar. Kesimpulan, suplementasi tepung Lemna pada pakan kambing perah berkhromium mempengaruhi aktifitas mikroba rumen sehingga terjadi peningkatan kecernaan serat.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2727PENGARUH PENAMBAHAN TEPUNG MAGGOT BLACK SOLDIER FLY (HERMATIA ILLUCENS) PADA PAKAN BASAL TERHADAP KUALITAS KARKAS PUYUH JANTAN (COTURNIX COTURNIX JAPONICA)2024-08-29T05:07:16+00:00Andri Haryono AwaloktaHaryonokus56@gmail.comPutri Awaliya DughitaHaryonokus56@gmail.comMuhammad Mar’ie SirajuddinHaryonokus56@gmail.comMuhammad Hasan Al BannaHaryonokus56@gmail.comAldi Irvan SyahputraHaryonokus56@gmail.com<p>Larva Black Soldier Fly (BSF) dikenal memiliki nilai gizi yang tinggi, mengandung sejumlah besar protein kasar, serat kasar, dan ekstrak eter, sehingga berpotensi menjadi sumber protein alternatif yang menjanjikan dalam pakan ternak. Penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung maggot Black Soldier Fly (<em>Hermatia illucens</em>) pada ransum pakan puyuh jantan terhadap kualitas karkas daging puyuh (<em>Coturnix japonica</em>). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 24 Mei 2023 sampai tanggal 23 Juli 2023 di Ngemplak, kecamatan Kartasura, Kabupaten Sukoharjo. Materi dalam penelitian yang digunakan adalah 96 ekor burung puyuh jantan berumur 1 hari. Rancangan percobaan yang digunakan adalah (Rancangan Acak Lengkap), terdiri dari 4 perlakuan dengan 6 ulangan dan setiap ulangan terdapat 4 sampel. Perlakuan yang diberikan adalah P0 = Pakan basal 0% tepung maggot; P1 = Pakan basal campuran tepung maggot 5%; P2 = Pakan basal campuran tepung maggot 10%; P3 = Pakan basal pakan basal campuran tepung maggot 15%. Parameter yang diteliti meliputi nilai pH, DIA (Daya Ikat Air), Keempukan daging dan Susut masak. Hasil penelitian menunjukkan penambahan tepung Magot <em>Black Soldier Fly</em> memberikan pengaruh nyata terhadap Daya Ikat Air dan Susut Masak daging puyuh. Perlakuan P2 memiliki nilai yang paling bagus dalam kualitas daging puyuh Daya Ikat Air 29,13±2,152 dan Susut Masak 20,14±3,596 sedangkan pemberian tepung maggot tidak memberikan pengaruh nyata terhadap variable nilai pH dan Keempukan.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2728KAMBING KEJOBONG, KEKAYAAN GENETIK LOKAL UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN PETERNAK2024-08-29T05:18:31+00:00Dewi Puspita Candrasaridewipuspita.chandra@unsoed.ac.idDattadewi Purwantinidewipuspita.chandra@unsoed.ac.idSetya Agus Santosadewipuspita.chandra@unsoed.ac.idAgus Susantodewipuspita.chandra@unsoed.ac.idAfduha Nurus Syamsidewipuspita.chandra@unsoed.ac.idChomsiatun Nurul Hidayahdewipuspita.chandra@unsoed.ac.id<p class="ABSTRAKINDONESIA">Kambing Kejobong merupakan kambing khas daerah Kejobong, Purbalingga, Jawa Tengah. Populasinya mencapai 58 ribu ekor dan telah diakui sebagai rumpun kambing lokal Indonesia sejak tahun 2017. Kambing ini memiliki prolifik tinggi dengan anak kembar 2-3 ekor. Kambing Kejobong menjadi fokus dalam upaya meningkatkan pendapatan peternak. Penelitian dengan judul Kambing Kejobong, Kekayaan Genetik Lokal Untuk Meningkatkan Pendapatan Peternak ini bertujuan untuk mengetahui apakah pemeliharaan kambing Kejobong dapat meningkatkan perekonomian peternak. Materi pada review jurnal adalah publikasi ilmiah terbatas dengan kata kunci kambing Kejobong, Agribisnis, ekonomi peternak. Untuk mendapatkan artikel peer-review, database menggunakan <em>Google Scholar</em> dan <em>Connected Papers</em>. Metode yang digunakan dalam penulisan artikel ini adalah literatur review. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemeliharaan kambing Kejobong menjadi salah satu produk unggulan peternakan yang mampu meningkatkan perekonomian peternak.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2729PELAKSANAAN PENANGANAN DAN PEMERIKSAAN HEWAN KURBAN DALAM PENCEGAHAN PENYAKIT MULUT DAN KUKU2024-08-29T05:32:30+00:00Petrus Dominikus Sadsoeitoeboensemnasfapetunsoed@gmail.comNurtania Sudarmisemnasfapetunsoed@gmail.comKukuh Saptoyudo Soendjoto Putrosemnasfapetunsoed@gmail.comNixon Neil E M Karubabasemnasfapetunsoed@gmail.comEsti Vivi Damayantisemnasfapetunsoed@gmail.comWulan Ade Irma Ningsihsemnasfapetunsoed@gmail.com<p>ASUH atau diartikan sebagai Aman, Sehat, Utuh dan Halal dapat dijadikan sebagai indikator kelayakan suatu pangan untuk diolah dan dikonsumsi manusia. Kegiatan ini bertujuan sebagai upaya penjaminan kelayakan hewan qurban di Kabupaten Manokwari melalui pemeriksaan Ante-Mortem dan penerapan protokol kesehatan selama wabah Penyakit Mulut dan Kuku. Hewan yang diperiksa berjumlah 470 ekor yang terdiri dari sapi dan kambing siap sembelih. Pemeriksaan terdiri atas Ante- Mortem meliputi pemeriksaan keadaan umum, kondisi sehat, mukosa mata, anus, tidak cacat,cukup umur, tidak kurus dan jantan. Pengamatan protokol kesehatan Penyakit Mulut dan Kuku dilakukan pada petugas dan fasilitas disekitar kegiatan berlangsung. Rerata warna mukosa mata pada sapi dan kambing yang diperiksa adalah merah muda. Keadaan anus dari seluruh sapi yang diperiksa bersih, dan kondisi fisik dalam keadaan sempurna (tidak cacat). Seluruh tempat yang akan dijadikan sebagai tempat penyembelihan telah melakukan protokol kesehatan meliputi pemeriksaan suhu tubuh, wajib cuci tangan saat memasuki area penyembelihan dan sebagian besar petugas telah menggunakan masker.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2730PROSPEK FLAVONOID SEBAGAI SENYAWA ADITIF PADA SILASE TERHADAP PENINGKATAN KUALITAS SILASE: REVIEW2024-08-29T05:45:11+00:00Tri Rachmanto Prihambodotri.rachmanto@unsoed.ac.idWahyuningsih Wahyuningsihtri.rachmanto@unsoed.ac.idBambang Hartoyotri.rachmanto@unsoed.ac.idSri Rahayutri.rachmanto@unsoed.ac.idAri Dwi Nurasihtri.rachmanto@unsoed.ac.idMuhamad Batatri.rachmanto@unsoed.ac.idEfka Aris Rimbawantotri.rachmanto@unsoed.ac.idFransisca Maria Suhartatitri.rachmanto@unsoed.ac.id<p>Silase mengandung bakteri asam laktat yang diyakini memiliki aktivitas antioksidan dan antimikroba. Penggunaan flavonoid dapat meningkatkan populasi bakteri asam laktat dan kualitas produk pasca fermentasi. Tinjauan ini bertujuan mengeksplorasi penambahan flavonoid pada silase terhadap pertumbuhan bakteri asam laktat dan produk fermentasi. Enam artikel digunakan pada penelitian kali ini dan dianalisis menggunakan <em>mix model </em>untuk mengatasi pengaruh acak pada masing-masing artikel. Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan flavonoid menurunkan pH dan asam butirat dengan nilai slope masing-masing -0.05 dan -1.09, sementara asam laktat meningkat dengan nilai slope 0.83. Disimpulkan bahwa silase dengan penambahan flavonoid dapat meningkatkan kualitas silase dengan mempercepat penurunan pH akibat konsentrasi asam laktat yang meningkat.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2731PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BANYUMAS DAN PROGRAM MAKANAN BERGIZI NASIONAL2024-08-29T05:50:46+00:00Novie Andri Setiantonovie.setianto@unsoed.ac.idYusuf Subagyonovie.setianto@unsoed.ac.idYusmi Nur Wakhidatinovie.setianto@unsoed.ac.id<p>makanan bergizi. Artikel ini bertujuan memberikan gambaran kondisi serta permasalahan yang dihadapi peternakan sapi perah di Kabupaten Banyumas. Penelitian menggunakan metode survey melibatkan 50 peternak sapi perah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa di Kabupaten Banyumas memiliki 156 peternak yang tergabung di 17 kelompok, total populasi 981 ekor beternak. Proporsi betina laktasi sebesar 48,11 persen, dan sapi jantan sebesar 12,95 persen. Permasalahan yang teridentifikasi adalah rendahnya produksi susu. Meskipun beternak sapi perah merupakan pekerjaan pokok, namun rerata produksi susu harian hanya 7,03 liter setara dengan penerimaan Rp 49.000,00 per betina laktasi. Angka tersebut masih harus menanggung biaya 10 persen betina yang tidak bunting dan 12 persen sapi jantan. Strategi yang dilakukan peternak untuk bertahan adalah dengan mengawinkan betina yang produksi susunya rendah dengan sapi Simmental dengan harapan memperoleh pedet persilangan yang dihargai lebih mahal dibandingkan pedet Peranakan Friesian Holstein. Fenomena tersebut dalam pendekatan sistem dinamik dikenal sebagai <em>fixed that fail archetypes</em>, solusi sementara yang berdampak lebih serius dalam jangka panjang. Dampaknya apabila diteruskan akan mengurangi kemampuan Kabupaten Banyumas dalam mendukung program makanan bergizi.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2732KORELASI GENETIK ANTAR KARAKTERISTIK BOBOT INDUK DENGAN BOBOT DAN PRODUKSI TELUR PERIODE AWAL PADA ITIK MAGELANG2024-08-30T17:08:03+00:00Dattadewi Purwantinidattadewi2002@yahoo.comSinggih Sugeng Santosadattadewi2002@yahoo.comSetya Agus Santosadattadewi2002@yahoo.comAgus Susantodattadewi2002@yahoo.comDewi Puspita Candrasaridattadewi2002@yahoo.comIsmoyowati Ismoyowatidattadewi2002@yahoo.com<p>Penelitian bertujuan mengetahui deskripsi statistik karakteristik dan korelasi genetik antar karakteristik bobot induk dengan bobot dan produksi telur itik Magelang. Materi penelitian adalah pejantan dan induk itik Magelang berjumlah 48 ekor berumur 24 minggu. Kandang yang digunakan <em>flock mating </em>sebanyak 8 unit, setiap unit terdiri atas 1 ekor pejantan dan 5 ekor induk itik yang dipisahkan oleh sekat. Metode penelitian adalah eksperimen dengan rancangan acak lengkap (RAL) dan penaksiran nilai korelasi genetik dengan metode korelasi saudara tiri sebapak. Peubah yang diukur yaitu bobot induk, bobot dan produksi telur. Penelitian ini berhasil memperoleh rataan dan simpang baku bobot induk itik umur 24 sampai 36 minggu sebesar 1721,06 ± 152,44 g, bobot telur sebesar 65,02 ± 4,96 g dan produksi telur sebesar 51,20 ± 13,46 %. Diperoleh korelasi genetik (r<sub>G</sub>) positif antara bobot induk dengan bobot telur sebesar 0,49 sedangkan korelasi genetik negatif diperoleh antara bobot induk dengan produksi telur sebesar –0,23. Hasil analisis menunjukkan bahwa setiap peningkatan bobot induk satu gram berpengaruh terhadap peningkatan bobot telur sebesar 0,011 g dan penurunan produksi telur sebesar 0,0218 %. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik bobot badan induk dapat digunakan sebagai kriteria seleksi pada itik Magelang untuk menghasilkan bobot telur yang relatif tinggi.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2733PENGARUH SELERA KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAGING BABI DI PASAR PINASUNGKULAN MANADO2024-09-02T07:39:19+00:00Elvina Luzinta Midrassemnasfapet@unsoed.ac.idIngriet Deybie Rinny Lumentaingrietdrlumenta@unsrat.ac.idTilly Flora Desaly Lumysemnasfapet@unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh selera konsumen terhadap<br>keputusan pembelian daging babi di Pasar Pinasungkulan Manado. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar<br>Pinasungkulan Kota Manado. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey dengan wawancara<br>yang menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Metode penentuan sampel responden menggunakan<br>teknik accidental sampling dengan jumlah responden 100 orang. Sumber data yang digunakan data primer<br>dan data sekunder. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif dan analisis regresi linear<br>berganda. Hasil penelitian menunjukkan variabel independen selera konsumen (X) terdiri dari indikator<br>warna, harga, pelayanan pedagang dan lokasi pasar, sedangkan variabel dependen keputusan pembelian (Y)<br>terdiri dari indikator kebutuhan konsumen, waktu pembelian, jumlah pembelian dan evaluasi alternatif.<br>Hasil analisis regresi berganda menunjukan bahwa secara simultan variabel selera konsumen (warna, harga,<br>pelayanan pedagang dan lokasi pasar) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian<br>daging babi di Pasar Pinasungkulan Kota Manado. Secara parsial variabel selera konsumen (harga,<br>pelayanan pedagang dan lokasi pasar) berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian<br>daging babi di Pasar Pinasungkulan Kota Manado, sedangkan untuk variabel selera konsumen (warna)<br>berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap keputusan pembelian daging babi di Pasar Pinasungkulan<br>Kota Manado.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2734RESEARCH NOTE: EKSPLORASI PENGGUNAAN EKSTRAK BERAS HITAM, BIT MERAH, DAN BUAH NAGA DENGAN VARIASI METODE PENAMBAHAN PADA KEJU SEGAR2024-09-02T07:47:43+00:00Mays Tianlingmays.t@mhs.unsoed.ac.idJuni Sumarmonosemnasfapet@unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari metode penambahan ekstrak beras hitam, bit merah,<br>dan buah naga pada pembuatan keju susu sapi. Karakteristik yang diamati meliputi warna, rendemen, dan<br>tekstur. Materi yang digunakan dalam penelitian yaitu susu sapi segar, beras hitam, bit merah, buah naga,<br>rennet, CaCl2, dan bakteri mesofilik. Perlakuan penelitian adalah penambahan ekstrak pada susu setelah<br>pasteurisasi, pada curd dengan cara digiling, dan pada curd tanpa digiling. Penambahan ekstrak beras hitam,<br>bit merah, dan buah naga dalam pembuatan keju susu sapi sebanyak 2%. Keju yang dibuat dengan metode<br>penambahan ekstrak pada curd baik yang digiling maupun tanpa digiling menghasilkan warna yang lebih<br>pekat dibanding keju dengan metode penambahan ekstrak pada susu. Metode penambahan ekstrak pada<br>susu setelah pasteurisasi menghasilkan rendemen keju lebih banyak dari pada metode penambahan ekstrak<br>pada curd. Keju yang dibuat dengan menambahkan ekstrak pada susu dan curd tanpa digiling memiliki<br>tekstur yang lebih padat dan kenyal. Penambahan ekstrak pada curd dengan cara digiling menghasilkan keju<br>dengan tekstur yang tidak konsisten dan hancur saat dipotong. Berdasarkan hasil penelitian dapat<br>disimpulkan bahwa warna keju terpekat diperoleh dari metode penambahan ekstrak pada curd, rendemen<br>keju terbanyak diperoleh dari metode penambahan ekstrak pada susu, dan tekstur keju yang padat dan juga<br>kenyal diperoleh dari metode penambahan ekstrak pada susu dan curd tanpa digiling.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2735PENGARUH PENGGUNAAN TEPUNG ROTI AFKIR PADA PAKAN AYAM NIAGA PEDAGING TERHADAP BEBERAPA KUALITAS DARAH (SGOT, SGPT DAN UREUM)2024-09-02T07:53:17+00:00Emmy Susantiemmy.susanti@unsoed.ac.idTri Rahardjo Sutardisemnasfapet@unsoed.ac.idBrian Kridha Laksanasemnasfapet@unsoed.ac.idCaribu Hadi Prayitnosemnasfapet@unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh penggunaan roti afkir pada pakan ayam broiler<br>terhadap SGOT, SGPT dan ureum. Materi yang digunakan adalah ayam niaga pedaging umur 20-41 hari<br>sebanyak 90 ekor, kandang open house sebanyak 18 unit, pakan perlakuan A : pakan jadi; pakan B: pakan<br>mengandung 30% jagung dan 30% roti afkir; pakan C: pakan mengandung 45% jagung dan 15% roti afkir.<br>Pakan dengan PK 16,9-19% dan energi 2700-2900 kkal. Rancangan penelitian adalah RAL pola searah<br>dengan 3 perlakuan dan 6 ulangan. Pakan perlakuan A, B dan C memberikan nilai rataan SGOT sebesar<br>210±13,78 μ/l; 220,83±30,40 μ/l dan 221,67±16,02 μ/l. Pakan perlakuan A, B dan C menunjukkan rataan<br>nilai SGPT sebesar 178,33±30,44 μ/l; 165,83±40,18 μ/l dan 175±21,79 μ/l sedangkan pakan perlakuan A,<br>B dan C menunjukkan rataan ureum sebesar 7,1±1,00 mg/dl; 8,75±1,74 mg/dl dan 12,3±1,65 mg/dl. Pakan<br>perlakuan menunjukkan efek tidak berbeda pada parameter SGOT dan SGPT (P>0.05) sedangkan pakan<br>memberikan pengaruh nyata pada ureum darah (P<0,01). Penggantian dedak dengan tepung roti afkir secara<br>nyata tidak berpengaruh pada angka SGOT dan SGPT tetapi secara nyata meningkatkan ureum darah.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2736KARAKTERISTIK USAHATANI TERNAK ITIK PADA RUMAH TANGGA TANI DI DAERAH PEDESAAN KABUPATEN MINAHASA TENGGARA2024-09-06T04:26:12+00:00Merry Adelien Veibe Menesemerry_manese@unsrat.ac.idNansi Margret Santasemnasfapet@unsoed.ac.idPoula Olivia Vivian Walelengsemnasfapet@unsoed.ac.id<p>Usahatani ternak itik merupakan usaha yang dilakukan masyarakat pedesaan di Kabupaten<br>Minahasa Tenggara yang menunjang ketersediaan pangan sumber protein hewani asal telur dan daging.<br>Usaha tersebut merupakan usaha sampingan dari usahatani padi yang dikelola rumahtangga tani dengan<br>jumlah kepemilikan ternak itik sebanyak 150-250 ekor. Karakteristik rumahtangga tani ternak itik secara<br>tradisional dan bersifat subsisten perlu diketahui untuk dilakukan pengembangan usaha. Lokasi penelitian<br>ditentukan secara purposive sampling di Kecamatan Tombatu, Tombatu Timur dan Tombatu Utara dengan<br>pertimbangan jumlah populasi ternak itik paling tinggi. Responden ditentukan secara simple random<br>sampling sebanyak 50 rumahtangga tani ternak itik dengan minimal 150 ekor. Metode deskriptif kuantitatif<br>digunakan untuk menjelaskan karakteristik usahatani ternak itik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ratarata jumlah kepemilikan ternak itik yaitu 183 ekor/periode dengan alokasi waktu kerja sebanyak 2,5 jam/hari<br>atau 75 HOK/tahun. Rata-rata jumlah produksi telur yaitu 80%, Penerimaan usahatani ternak itik diperoleh<br>dari hasil penjualan telur dan itik sebesar Rp70.058.800/ periode, total biaya sebesar Rp52.956.588/periode,<br>sehingga pendapatan usahatani ternak itik sebesar Rp17.102.212/periode atau Rp 1.421.017/bulan, serta<br>nilai RC ratio sebesar 1,32. Rumahtangga tani ternak itik perlu meningkatkan jumlah kepemilikan ternak<br>untuk meningkatkan jumlah pendapatan.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2737PH, WARNA, DAN RENDEMEN CONCENTRATED YOGHURT SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN EKSTRAK BERAS HITAM2024-09-06T04:39:28+00:00Dewi Wulandarisemnasfapet@unsoed.ac.idJuni Sumarmonojuni.sumarmono@unsoed.ac.id<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pH, warna, dan rendemen concentrated<br>yoghurt yang dibuat dari susu kambing dengan penambahan ekstrak beras hitam. Materi yang digunakan<br>dalam penelitian ini antara lain susu kambing segar, starter yoghurt kering, dan ekstrak beras hitam.<br>Rancangan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap (RAL) pola searah dengan 4 perlakuan dan 5<br>ulangan. Perlakuan terdiri atas kontrol yaitu tanpa penambahan ekstrak beras hitam, penambahan beras<br>hitam 2%, 4%, dan 6%. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis variansi jika perlakuan<br>berpengaruh nyata, maka diuji lanjut menggunakan uji beda nyata jujur. Yoghurt susu kambing<br>menghasilkan nilai pH berkisar 3,8-4.2; semakin banyak penambahan ekstrak beras hitam menurunkan nilai<br>kecerahan, (L*) tertinggi terdapat pada (P0) tanpa penambahan ekstrak beras hitam; Penambahan ekstrak<br>beras hitam tidak berpengaruh nyata terhadap rendemen yang terbentuk, karena hal tersebut dipengaruhi<br>oleh lama inkubasi dan juga banyaknya starter yang digunakan.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2738FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP ADOPSI SITT SAPI POTONG DI MINAHASA UTARA2024-09-06T04:43:16+00:00Judy Mathilda Tumewutumewujudy@unsrat.ac.idZadrak M Warouwsemnasfapet@unsoed.ac.idEusebius K.M Endohsemnasfapet@unsoed.ac.id<p>Adopsi inovasi sistem integrasi tanaman ternak (SITT) sapi potong di kabupaten Minahasa Utara<br>masih menghadapi berbagai kendala. Akibatnya, pengembangan ternak sapi potong cenderung mengalami<br>penurunan populasi, produktivitas dan daya saing. Hal ini disebabkan oleh penerapan teknologi yang masih<br>rendah. Solusi mengatasi masalah tersebut, adalah dengan menerapkan pola Sistem Integrasi Tanaman<br>Ternak (SITT). Tujuan penelitian mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi sikap peternak dan adopsi<br>inovasi teknologi SITT sapi potong di kabupaten Minahasa Utara. Penelitian deskriptif dilaksanakan bulan<br>Maret-Mei 2024, dimana dipilih dengan sengaja (purposive sampling) responden penyuluh dan peternak<br>sapi masing-masing 25 orang. Variabel yang dipakai, karakteristik peternak, kinerja penyuluh, sifat inovasi,<br>saluran komunikasi, sikap dan adopsi peternak terhadap SITT. Analisis data menggunakan metode rank<br>spearman, untuk menunjukkan apakah ada hubungan signifikansi masing-masing variable. Hasil penelitian<br>menyatakan, terdapat hubungan kuat antara dimensi penyuluh (kinerja penyuluh, sifat inovasi) dengan<br>dimensi sikap peternak dan dimensi adopsi, sedangkan perilaku komunikasi (dimensi penyuluh) dengan<br>dimensi sikap peternak dan adopsi, memiliki hubungan lemah. Kesimpulannya, kinerja penyuluh, sifat<br>inovasi dan perilaku komunikasi berpengaruh terhadap perubahan sikap dan adopsi peternak dalam<br>mengembangkan Sistem Integrasi Tanaman Ternak (SITT) sapi potong di kabupaten Minahasa Utara.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2739PENGARUH PENAMBAHAN GLUKOSA PADA PENGENCER SUSU SKIM TERHADAP MOTILITAS DAN FERTILITAS SPERMATOZOA AYAM KAMPUNG2024-09-06T04:45:59+00:00Imania Kurnia Izzatidadang.saleh@unsoed.ac.idDadang Mulyadi Salehdadang.saleh@unsoed.ac.idIbnu Hari Sulistyawanibnu.hari.sulistyawan@unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penambahan glukosa pada pengencer susu skim terhadap motilitas dan fertilitas spermatozoa ayam kampung. Bahan yang digunakan adalah semen segar dari 10 ekor pejantan ayam kampung umur antara 1-2 tahun, dan 40 ekor ayam niaga petelur dengan umur 71 minggu, glukosa, susu skim dan aquades. Penelitian ini menggunakan 2 rancangan percobaan, Rancangan Acak Kelompok (RAK) untuk motilitas dan Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk fertilitas dengan 4 jenis perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan adalah P<sub>0 </sub>= susu skim tanpa penambahan glukosa; P<sub>1 </sub>= susu skim + 20mM (0,036 gr/10 ml) glukosa; P<sub>2 </sub>= Susu skim + 50mM (0,090 gr/10 ml) glukosa; dan P<sub>3 </sub>= Susu skim dengan penambahan 80mM (0,144 gr/10 ml) glukosa. Hasil penelitian menunjukkan persentase motilitas spermatozoa ayam kampung dari semua perlakuan menunjukkan hasil yang berpengaruh sangat nyata (P<0,01), sedangkan persentase fertilitas dari semua perlakuan menunjukkan hasil yang berbeda nyata (P<0,05). Dapat disimpulkan bahwa penambahan glukosa sebanyak 50 mM pada pengencer susu skim memberikan nilai motilitas dan fertilitas spermatozoa ayam kampung yang optimal.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2741PENGARUH LAMA PENYIMPANAN SEMEN DALAM PENGENCER SUSU SKIM YANG DISIMPAN PADA TEMPERATUR 5°C TERHADAP MOTILITAS DAN FERTILITAS SPERMATOZOA AYAM KAMPUNG2024-09-06T04:48:58+00:00Muhammad Asyroful Wildan Shidanasemnasfapet@unsoed.ac.idDadang Mulyadi Salehdadang.mulyadi@unsoed.ac.idNu'man Hidayathidayatn24@unsoed.ac.id<p>Penelitian dilakukan di Laboraturium Fisiologi dan Reproduksi Ternak Terapan dan Teaching and<br>Experimental Farm, Universitas Jenderal Soedirman Purwokerto, mulai tanggal 18 Juli sampai 16 Agustus<br>2022. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh lama penyimpanan semen dalam pengencer susu<br>skim pada suhu 5°C terhadap motilitas dan fertilitas spermatozoa ayam Kampung. Materi yang digunakan<br>pada penelitian ini yaitu semen segar dari 10 ekor ayam Kampung pejantan dengan kisaran umur 1,5- 2<br>tahun dan 48 ekor ayam niaga petelur dengan umur 83 minggu, susu skim dan aquabidest dengan metode<br>eksperimen. Penelitian ini menggunakan 2 rancangan percobaan, untuk motilitas menggunakan Rancangan<br>Acak Kelompok (RAK) dan fertilitas menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 4 jenis<br>perlakuan dan 5 kali ulangan. Perlakuan yang diberikan yaitu P0= lama penyimpanan 0 jam, P1= lama<br>penyimpanan 1 jam, P2= lama penyimpanan 2 jam dan P3= lama penyimpanan 3 jam. Hasil penelitian<br>menunjukan persentase motilitas spermatozoa ayam Kampung yaitu P0= 92.16±1.72%, P1= 88.5±1.64%,<br>P2= 86±2.44% dan P3= 82.1±1.89%. Hasil penelitian menunjukan persentase fertilitas spermatozoa ayam<br>Kampung yaitu P0= 64.45±0.19%; P1= 41.86±0.25%; P2= 45.76±0.26% dan P3= 37.58±0.10%. Hasil<br>ANAVA menunjukan lama penyimpanan semen dalam pengencer susu skim pada suhu 5°C berpengaruh<br>nyata terhadap motilitas spermatozoa (P<0,05) sedangkan pada fertilitas berpengaruh tidak nyata (P>0,05).<br>Lama penyimpanan semen selama 3 jam menghasilkan motilitas yang menurun dan menghasilkan nilai<br>fertilitas yang relatif sama.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2743PENGARUH LAMA OZONISASI TERHADAP PH DAN TOTAL BAKTERI SUSU KAMBING PERANAKAN ETAWA2024-09-06T04:53:11+00:00Dinda Dwi Anggreanisemnasfapet@unsoed.ac.idRaden Singgih Sugeng Santosarsinggihsugeng@gmail.comHermawan Setyo Widodohsw@unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mencari tahu pengaruh lama ozonisasi susu kambing Peranakan<br>Etawa terhadap nilai pH dan total bakteri. Penelitian ini dilakukan secara eksperimental menggunakan<br>Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdapat 5 perlakuan dan 4 ulangan. Materi yang digunakan pada<br>penelitian kali ini yaitu menggunakan susu kambing Peranakan Etawa dan alat berupa ozon generator merek<br>vosoco, dengan konsentrasi ozon yang digunakan yaitu 1000 mg/jam, lactoscan, dan petrifilm. Perlakuan<br>yang digunakan yaitu lama waktu ozonisasi sebanyak 0, 20,40, dan 60 detik. Variabel penting yang diamati<br>pada penelitian kali ini yaitu pH dan total bakteri. Hasil data yang diperoleh dari penelitian yang telah<br>dilakukan kemudian dianalisis menggunakan anova dan dilakukan uji lanjut yaitu orthogonal polinomial.<br>Hasil penelitian pada perlakuan ozonisasi berpengaruh nyata terhadap total bakteri (P<0,05), sedangkan<br>perlakuan ozonisasi pada nilai pH susu tidak berpengaruh nyata(P>0,05). Hasil uji lanjut ortogonal<br>polinomial menyatakan bahwa lama waktu ozonisasi berpengaruh terhadap total bakteri secara regresi linear<br>dengan persamaan y = 767.18 - 12.80x dan koefisien determinan (R2) = 38%. Kesimpulan yang diperoleh<br>dari penelitian yaitu metode ozonisasi efektif dalam menjaga kualitas susu tetap optimal.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2744PENGARUH LAMA WAKTU OZONISASI TERHADAP JUMLAH BAKTERI DAN PH PADA SUSU KAMBING SAPERA2024-09-06T04:54:35+00:00Salsa Siti Sa’adahrsinggihsugengs@gmail.comSinggih Sugeng Santosarsinggihsugengs@gmail.comHermawan Setyo Widodohsw@unsoed.ac.id<p>Penelitian yang berjudul “Pengaruh Lama Waktu Ozonisasi Terhadap Jumlah Bakteri dan <em>Potential Hydrogen </em>(pH) Pada Susu Kambing Sapera”. Penelitian bertujuan untuk mengetahui lama waktu ozonisasi yang terbaik diantara perlakuan yang menghasilkan jumlah bakteri lebih sedikit dan nilai pH tetap dalam batas standar pH pada susu kambing. Materi yang digunakan diantaranya seperangkat alat ozon, <em>lactoscan</em>, 3M petrifilm AC (<em>Aerobic</em> <em>Count Plate</em>), <em>spreader</em> khusus, <em>petrifilm</em>, dan susu kambing Sapera sebanyak 18 liter. Metode yang digunakan yaitu eskperimental dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 3 perlakuan (0, 2, 4 menit) dan diulang sebanyak 6 kali. Data penelitian dianalisis menggunakan <em>anova</em> dan uji lanjut yaitu orthogonal polinomial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh lama waktu ozonisasi pada susu kambing sapera tidak berpengaruh nyata terhadap pH (P>0,05), sedangkan terhadap jumlah bakteri berpengaruh nyata (P<0,05). Hasil uji lanjut orthogonal polinomial menunjukkan jumlah bakteri berpengaruh nyata dan secara regresi linear menghasilkan persamaan y = 297,17 – 0,007x, dan koefisien determinasi (R<sup>2</sup>) sebesar 39%. Kesimpulan penelitian ini adalah bahwa proses ozonisasi susu sampai 4 menit dapat menurunkan jumlah bakteri sampai 86,44%, namun pH susu tidak berbeda dengan perlakuan saat kontrol.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2745PENGARUH MEDIUM GRADIEN PERCOLL DAN LAMA INKUBASI TERHADAP MOTILITAS DAN ABNORMALITAS SPERMATOZOA HASIL SEPARASI SEKS PADA KAMBING PERANAKAN ETAWAH2024-09-06T04:57:10+00:00Pramesti Indah Puspitasarisemnasfapet@unsoed.ac.idMas Yedi Sumaryadiyedi.sumaryadi@yahoo.comChomsiatun Nurul Hidayahsemnasfapet@unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh medium gradien percoll dan lama inkubasi<br>terhadap motilitas dan abnormalitas spermatozoa kambing Peranakan Etawah. Materi yang digunakan yaitu</p> <p>semen dari 2 ekor pejantan kambing Peranakan Etawah, medium percoll, NaCl fisiologis, dan eosin-<br>negrosin. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Rancangan Acak Kelompok (RAK) pola faktorial</p> <p>2x3 dengan ulangan sebanyak 3 kali dan terdiri dari dua faktor yaitu faktor gradien 40:55 dan 45:60 serta<br>lama inkubasi 30, 45, dan 60 menit. Data penelitian yang telah diperoleh dianalisis variansi dengan uji lanjut<br>Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ada interaksi antara<br>medium gradien percoll dan lama inkubasi terhadap motilitas dan abnormalitas (P>0,05), namun setiap<br>faktor memberikan pengaruhnya masing-masing. Beradasarkan faktor gradien percoll pada fraksi atas (Y)<br>didapatkan nilai motilitas dan abnormalitas spermatozoa masing-masing 64,4-72,36% dan 8,46-9,28%,<br>sedangkan untuk spermatozoa fraksi bawah (X) masing-masing yaitu 61,63-68,70% dan 7,27-8,35%. Nilai<br>motilitas dan abnormalitas spermatozoa Y berdasarkan faktor lama inkubasi yaitu 64,16-74,27% dan 8,32-<br>8,85%, sedangkan untuk spermatozoa X yaitu 60,44-71,70% dan 6,24-8,77%. Kesimpulan yang didapat<br>dari penelitian ini adalah motilitas dan abnormalitas spermatozoa kambing Peranakan Etawah hasil separasi<br>seks terbaik pada gradien percoll 40:55 dengan lama inkubasi 30 menit pada suhu 37oC.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2747PENAMPILAN PERINATAL MORTALITY ANAK KAMBING SAPERA DARI PARITAS YANG BERBEDA2024-09-06T05:32:32+00:00Hanif Abdillahauthor@cde.ac.idSulvia Dwi Astutisemnasfapet@unsoed.ac.idBudi Prasetyo Widyobrotosemnasfapet@unsoed.ac.idYuni Suranindyahsemnasfapet@unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perinatal mortality anak kambing Sapera dari induk<br>dengan paritas 1 sampai 4. Penelitian dilakukan di 4 peternakan kambing Sapera di Kabupaten Sleman<br>selama 4 bulan. Materi yang digunakan yaitu 61 ekor anak kambing yang dilahirkan dari 36 ekor induk.<br>Data yang dikoleksi terdiri dari tingkat kematian anak kambing pada periode perinatal (7 hari setelah lahir),<br>litter size, dan bobot lahir. Data yang diperoleh dalam penelitian dianalisis secara deskriptif kuantitatif dan<br>korelasi menggunakan aplikasi Microsoft Excel. Hasil penelitian menunjukkan rata-rata perinatal mortality<br>anak kambing Sapera yaitu 14,75%. Rata-rata litter size kambing Sapera pada paritas 1 sampai 4 1,78 anak<br>per kelahiran dengan bobot lahir 2,65 kg. Paritas memiliki korelasi sangat kuat terhadap perinatal mortality,<br>korelasi kuat terhadap litter size dan korelasi tidak searah moderat terhadap bobot lahir.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2746PENGARUH PENYUNTIKAN HORMON PG-600 TERHADAP PERSENTASE DAN INTENSITAS BERAHI DOMBA SAKUB2024-09-06T04:59:36+00:00Safa Aisyahsafaa.aisyah12@gmail.comMas Yedi Sumaryadisafaa.aisyah12@gmail.comChomsiatun Nurul Hidayahsafaa.aisyah12@gmail.com<p>Sinkronisasi berahi dilakukan untuk meningkatkan efisiensi reproduksi dan membantu dalam mendeteksi berahi ternak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh hormon PG-600 terhadap persentase dan intensitas berahi domba Sakub. Penelitian ini menggunakan domba Sakub sebanyak 2 ekor pejantan dan 21 ekor betina dengan paritas 2 dan 3, bobot 35-50 kg, dan berumur 2-3 tahun. Terdapat dua perlakuan P<sub>1</sub> = kontrol yaitu <em>double</em> injeksi hormon PGF2α masing-masing sebanyak 1,5 ml dengan selang waktu 11 hari. P<sub>2</sub> = <em>double</em> injeksi hormon PGF2α masing-masing sebanyak 1,5 ml dengan selang waktu 11 hari + hormon PG-600 sebanyak 2,5 ml pada hari ke 9 setelah penyuntikan PGF2α yang pertama. Hasil penelitian dianalisis menggunakan uji <em>chi square</em> dan uji t <em>student unequal</em>. Hasil penelitian persentase berahi menunjukan semua domba di setiap perlakuan mengalami berahi sebesar 100% (P>0,05) sedangkan hasil rataan intensitas berahi tertinggi yaitu sebesar 1,95 0,19 (P<0,05) pada kelompok P<sub>2</sub>. Disimpulkan bahwa pemberian PG-600 dan PGF2α (kontrol) untuk persentase domba Sakub relatif sama, sedangkan intensitas berahi pada domba Sakub yang diberikan perlakuan kombinasi antara PGF2α dan PG-600 sangat nyata lebih tinggi dibandingkan dengan yang hanya diberi perlakuan PGF2α (kontrol) dengan nilai tertinggi untuk kedua perlakuan sebesar 4 0,00 pada tingkah laku betina.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2748PENDAYAGUNAAN WHEY HASIL PENGOLAHAN KEJU YANG DIFORTIFIKASI TEH HITAM ORTHODOX SEBAGAI PANGAN FUNGSIONAL2024-09-06T05:36:42+00:00Irfan Fadhlurrohmanirfan.fadhlurrohman@unsoed.ac.idTriana Setyawardanisemnasfapet@unsoed.ac.idJuni Sumarmonosemnasfapet@unsoed.ac.idAgustinus Hantoro Djoko Rahardjosemnasfapet@unsoed.ac.idRaden Singgih Sugeng Santosasemnasfapet@unsoed.ac.id<p>Terjadinya Covid-19 dan meningkatnya penyakit degeneratif menjadi alasan sebagian orang<br>banyak mengonsumsi pangan fungsional. Pangan fungsional saat ini mulai banyak dikembangkan, salah<br>satunya berasal dari produk susu fermentasi yaitu keju. Produk keju dapat ditingkatkan lagi kualitasnya<br>melalui fortifikasi teh hitam orthodox. Teh hitam orthodox mengandung total fenol 297,12 mgGAE/g, total<br>flavonoid 541,81 mgQE/g, dan aktivitas antioksidan sebesar 84,85%, sehingga dinilai memiliki banyak<br>keunggulan, yaitu dapat berperan sebagai sumber antioksidan dan pewarna alami. Namun, hingga kini masih<br>banyak yang belum memanfaatkan hasil pengolahan keju. Berdasarkan pengolahannya whey keju memiliki<br>nilai yang potensial untuk dikembangkan sebagai minuman fungsional yang kaya akan nilai gizi, termasuk<br>sumber probiotik. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk merangkum hasil penelitian terkait fortifikasi teh<br>hitam orthodox pada keju dan pendayagunaan whey hasil pengolahan keju sebagai inovasi pangan<br>fungsional berbasis susu fermentasi.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2749PERAN GEN PENGONTROL KUALITAS DAGING DOMBA LOKAL: ANALISIS BIBLIOMETRIK2024-09-02T08:42:35+00:00Ari Dwi Nurasihari.dwi@unsoed.ac.idDewi Puspita Candrasariari.dwi@unsoed.ac.idImbang Haryokoari.dwi@unsoed.ac.idPambudi Yuwonoari.dwi@unsoed.ac.idAgustinah Setyaningrumari.dwi@unsoed.ac.idAkhmad Sodiqari.dwi@unsoed.ac.idSlamet Sulitiadiari.dwi@unsoed.ac.id<p>Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peran-peran gen dalam mengatur kualitas daging domba lokal di Indonesia menggunakan bibliometrik. Data artikel diperoleh dari database Scopus dalam jangka waktu 11 tahun dari mulai tahun 2012 – 2023. Judul, abstrak, dan kata kunci yang digunakan dalam pencarian terdiri dari dua kelompok, yaitu 1) ‘gen’, ‘daging’, ‘domba’; 2) ‘gen’, ‘domba’, ‘indonesia’. Sebanyak 436 artikel diidentifikasi sebagai artikel yang relevan dengan kata kunci. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelompok kata kunci yang terdiri dari istilah 'gen', 'daging', dan 'domba' menghasilkan 402 artikel yang berkaitan dengan 380 item teks, lima kelompok item yang dikelompokkan bersama, dan total 22.087 tautan. Total kekuatan tautan adalah 51.870. Kata kunci kelompok "gen, lokal, Indonesia" menghasilkan 34 artikel dengan 11 item, 2 kelompok, 54 tautan, dan 199 total kekuatan tautan. Berdasarkan analisis bibliometrik, penelitian yang berkaitan dengan gen domba masih langka karena penggunaan kata kunci yang luas sebagai parameter pada kelompok pertama, yang belum banyak dilakukan di Indonesia.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2750PERAN MEDIA SOSIAL TERHADAP PENGETAHUAN PETERNAK BABI DI KECAMATAN TOMOHON UTARA KOTA TOMOHON2024-09-02T08:37:43+00:00Roflino Armando Owayroflinooway045@student.unsrat.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran media sosial terhadap pengetahuan peternak babi<br>di Kecamatan Tomohon Utara Kota Tomohon. Penelitian ini dilaksanakan pada Januari sampai Februari<br>2024. Penentuan sampel responden konsumen menggunakan purposive sampling sebanyak 36 responden.<br>Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif untuk mengetahui peran media sosial<br>terhadap pengetahuan peternak. Hasil analisis deskriptif menunjukkan 75% responden menggunakan media<br>sosial setiap hari, 47,2% responden menggunakan whatsapp untuk platform media sosial, 41,7% responden<br>menggunakan media sosial untuk berinteraksi dengan sesame peternak. Pengetahuan tentang kesehatan<br>Ternak babi, pakan, teknik beternak, pemasaran diperoleh dengan baik lewat media sosial oleh peternak.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2751PERSEPSI DAN ATRIBUT PENENTU TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN DAGING BABI DI PASAR TRADISIONAL KAWANGKOAN KABUPATEN MINAHASA2024-09-02T08:41:02+00:00Vanessa Shearen TendaVanessatenda045@student.unsrat.ac.idRichard E.M.Fsemnasfapet@unsoed.ac.idJemmy O Rawissemnasfapet@unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh persepsi konsumen dan atribut penentu<br>terhadap keputusan pembelian daging babi di Pasar Tradisional Kawangkoan. Penelitian menggunakan<br>metode pengambilan sampel secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan tertentu. Dari<br>sampel responden diambil data variabel persepsi konsumen dan atribut penentu sebagai variabel bebas, dan<br>keputusan pembelian sebagai variabel terikat, di mana ketiga variabel diukur menggunakan skala Likert.<br>Data dianalisis menggunakan analisis regresi linear berganda untuk mengetahui pengaruh variabel persepsi<br>konsumen dan atribut penentu terhadap variabel keputusan pembelian. Hasil analisis menunjukkan tidak<br>ada pengaruh persepsi konsumen dan atribut penentu terhadap keputusan pembelian daging babi di Pasar<br>Tradisional Kawangkoan. Hal ini berarti apapun persepsi konsumen dan atribut daging babi yang diteliti<br>dalam penelitian ini, maka konsumen tetap mengambil keputusan pembelian daging babi oleh karena<br>kebutuhan atau faktor lain yang lebih mempengaruhi keputusan pembelian daging babi oleh konsumen.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2752PENGARUH FERMENTASI TEPUNG BIJI NANGKA DENGAN RHISOPUS OLIGOSPORUS TERHADAP PERUBAHAN KANDUNGAN SERAT KASAR, KALSIUM, FOSFOR DAN ENERGI2024-09-02T08:44:00+00:00Erwien Andrew Aprio Lengkong1704110498@student.unsrat.ac.idIvonne Maria Untusemnasfapet@unsoed.ac.idHengkie Liwesemnasfapet@unsoed.ac.id<p>Fermentasi merupakan upaya untuk meningkatkan nilai nutrient dengan bantuan mikroorganisme,<br>salah satunya dengan Rhizopus oligosporus untuk mengetahui perubahan kandungan Serat Kasar, Kalsium,<br>Fosfor dan Energi dari fermentasi biji nangka dengan Rhizopus oligosporus. Penelitian ini menggunakan<br>metode eksperimental desain dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) pola tersarang, Faktor A Dosis yaitu<br>D1 (1 gram), D2 (2 gram) dan D3 (3 gram) dan faktor B yaitu lama fermentasi W1 (24 jam), W2 (48 jam),<br>W3 (72 jam), dengan 3 ulangan. Hasil perhitungan rataan perubahan serat kasar dari masing-masing<br>perlakuan menunjukkan rataan persentase perubahan kandungan serat kasar tepung biji nangka selama<br>fermentasi terjadi penurunan kadar serat kasar berkisar 33,58 – 40,18%. Hasil analisis sidik ragam<br>menunjukkan berpengaruh berbeda nyata (P<0.05) terhadap perubahan kandungan serat kasar. Hasil<br>penelitian rataan perubahan kalsium dari penelitian menunjukkan rataan persentase perubahan kandungan<br>kalsium tepung biji nangka selama fermentasi terjadi peningkatan kandungan kalsium. Hasil analisis ragam<br>menunjukkan pengaruh berbeda nyata (P<0.05) terhadap perubahan kandungan kalsium berkisar 17,17 –<br>45,45%. Data hasil penelitian menunjukkan rataan persentase perubahan kandungan fosfor tepung biji<br>nangka yang difermentasikan berkisar antara 14,7 – 30,33%. Hasil analisis ragam menunjukkan berbeda<br>nyata (P<0.05) terhadap perubahan kandungan fosfor. Data hasil penelitian menunjukkan rataan persentase<br>perubahan kandungan energi tepung biji nangka yang difermentasi berkisar 3,70 – 26,04%. Hasil Analisis<br>ragam menunjukkan berbeda nyata (P<0.05). Berdasarkan hasil penelitian ini disimpulkan bahwa<br>fermentasi tepung biji nangka dengan Rhizopus oligosporus dengan faktor D3W3 merupakan yang terbaik.</p>2024-08-27T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2753PEMBUATAN SILASE DAUN RAMI DATARAN RENDAH DENGAN PENAMBAHAN DEDAK PADI TERHADAP KUALITAS FISIK DAN KUALITAS KIMIA2024-09-02T08:49:18+00:00Rudi Ardo Prayogoemmy.susanti@unsoed.ac.idEmmy Susantiemmy.susanti@unsoed.ac.idMunasik Munasikemmy.susanti@unsoed.ac.id<p>. Penelitian bertujuan untuk mengkaji pengaruh penggunaan jenis hijauan berbeda pada pembuatan dengan penambahan <em>additive </em>dedak padi terhadap kualitas fisik dan kimia. Materi yang digunakan yaitu daun rami asal dataran rendah (100 mdpl), rumput gajah dan dedak padi<em>. </em>Metode penelitian adalah <em>experimental </em>dengan Rancangan Acak lengkap (RAL) pola searah. Perlakuan terdiri atas D.P<sub>O (</sub>Rumput gajah + dedak 5%), D.P<sub>1 </sub>(Daun rami + Rumput gajah (1:1) + dedak 5%) dan D.P<sub>2 </sub>(Daun Rami + dedak 5%). Perlakuan masing-masing diulang sebanyak 5 kali, peubah yang diamati yaitu kualitas fisik (keremahan silase) dan kualitas kimia (bahan kering silase). Hasil penelitian menunjukkan kandungan rataan bahan kering adalah D.P<sub>0</sub>: 18,56 ± 0,98, D.P<sub>1</sub>: 28,32 ± 1,48 dan D.P<sub>2</sub> 38,77 ± 1,80 (P<0,05). Perlakuan jenis hijauan menunjukkan rataan keremahan pada D.P<sub>0</sub> sebesar 1,8 ± 0,84; D.P<sub>1</sub>: 1,6 ± 0,55 dan D.P<sub>2</sub>: 2 ± 0,71 (P>0,05). Hasil uji BNJ menunjukkan kualitas bahan kering terbaik adalah D.P<sub>2.</sub> Kesimpulan, silage dengan jenis hijauan berbeda mempengaruhi bahan kering, tetapi tidak mempengaruhi keremahan.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2754BIBLIOMETRIK DAN KAJIAN PUSTAKA TENTANG RISET TRANSFER EMBRIO PADA SAPI PERAH: SATU DEKADE TERAKHIR DALAM DATABASE SCOPUS2024-09-02T08:57:31+00:00Afduha Nurus Syamsiauthor@cde.ac.idNelly Kusriantyauthor@cde.ac.idChomsiatun Nurul Hidayahauthor@cde.ac.idLis Safitriauthor@cde.ac.id<p>Tujuan penulisan karya ilmiah ini adalah mengeksplorasi dan menyajikan data tren penelitian tentang transfer embrio (TE) 10 tahun terakhir pada <em>database scopus</em> untuk <em>stakeholder </em>pada industri perah di Indonesia. Kajian pustaka dilakukan dengan penelusuran ilmiah dalam <em>Google Scholar</em>, <em>skimming</em> dan seleksi, serta sintesis kajian. Analisis bibliometrik dilakukan dengan penelusuran ilmiah pada <em>database scopus</em> dengan kata kunci ("embryo transfer") AND ("dairy" OR "cattle" OR "cow" OR "bovine"), ekstraksi (<em>limit to and exclude</em>), analisis dengan Vosviewer dan RStudio, dan sintesis kajian. Hasil kajian menunjukkan bahwa kajian TE pada sapi perah mulai meningkat kembali pasca Pandemi Covid 19 (2022). Publikasi artikel TE tertinggi berdasarkan author adalah PS Baruselli dan PJ Hansen, berdasarkan institusi adalah University of Florida, berdasarkan negara adalah Brazil, berdasarkan benua adalah Amerika. Publikasi dengan korespondensi Indonesia baru tercatat sebanyak 2 dokumen. Berdasarkan kata kunci, objek penelitian berupa “<em>female”</em> dan “<em>animal</em>” adalah yang paling banyak muncul. Selain itu, kata kunci <em>embryo transfer </em>dan <em>pregnancy </em>merupakan metode dan output penelitian yang paling banyak muncul. Berdasarkan sebaran kepadatan, kata kunci yang paling ideal pada tren terkini adalah “<em>in vitro fertilization</em>” dan “<em>blastocysts</em>”, sedangkan yang paling potensial untuk mendapatkan riset <em>gap</em> dan <em>novelty</em> adalah “<em>genetic</em>”, “<em>genotype”, “genomics”, “clanixin”, “analogs and derivates”</em>, dan “<em>anti-inflammatory agents</em>”. Prosedur aplikasi TE meliputi superovulasi induk donor, inseminasi buatan, koleksi embrio, dan transfer embrio ke induk resipien. Masing-masing tahapan memiliki potensi kajian penelitian yang beragam. Penelitian TE pada sapi perah di Indonesia masih sangat terbatas, sehingga potensial di kembangkan. Kajian ini memiliki <em>riset gap</em> dan potensi <em>novelty</em> yang beragam berdasarkan pada kondisi di Indonesia, serta hasilnya akan sangat bermanfaat untuk mendukung pengembangan industri ternak perah di Indonesia.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2755PENGARUH JENIS HIJAUAN PADA PEMBUATAN SILASE DAUN RAMI DATARAN RENDAH DENGAN ADDITIVE SINGKONG TERHADAP KUALITAS FISIK DAN KIMIA2024-09-02T09:03:58+00:00Istiqomah Istiqomahemmy.susanti@unsoed.ac.idEmmy Susantiemmy.susanti@unsoed.ac.idNur Hidayatemmy.susanti@unsoed.ac.id<p><strong>. </strong>Penelitian ini dilakukan bertujuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan hijauan berbeda pada pembuatan silase yang ditambahkan <em>additive</em> singkong terhadap kualitas fisik dan kimia. Materi yang digunakan yaitu daun rami dataran rendah, rumput gajah, dan singkong. Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Acak lengkap pola searah. Perlakuan terdiri dari S.P<sub>0</sub> (Rumput Gajah + 5% Singkong), S.P<sub>1</sub> (Rumput Gajah + Daun Rami (1:1) + 5% Singkong), dan S.P<sub>2</sub> (Daun Rami + 5% Singkong), masing-masing perlakuan dilakukan pengulangan sebanyak 5 kali. Peubah yang diamati yaitu keremahan dan bahan kering silase. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas fisik berupa keremahan yaitu tidak berbeda nyata (P>0,05) dengan nilai rata-rata S.P<sub>0</sub>: 2 ± 0,71; S.P<sub>1</sub>: 1,6 ± 0,55 dan S.P<sub>2</sub>: 2 ± 0,71. Sedangkan bahan kering silase menunjukkan nilai rata-rata S.P<sub>0</sub>: 18,5 ± 1,40%; S.P<sub>1</sub>: 28,32 ± 4,10% dan S.P<sub>2</sub>: 38,77 ± 3,03% berbeda nyata (P<0,05). Hasil uji BNJ menunjukkan kualitas bahan kering terbaik adalah S.P<sub>2</sub>. Kesimpulan, <em>silage</em> dengan jenis hijauan berbeda yang ditambahkan additive singkong mempengaruhi bahan kering, tetapi tidak mempengaruhi keremahan <em>silage</em>.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2756DAMPAK WABAH PENYAKIT MULUT DAN KUKU (PMK) TERHADAP KINERJA EKONOMI USAHA PETERNAKAN SAPI PERAH DI KABUPATEN BANYUMAS2024-09-02T09:08:51+00:00Advany Suryo AdjieNovie.setianto@unsoed.ac.idNovie Andri Setiantonovie.setianto@unsoed.ac.idYusuf Subagyonovie.setianto@unsoed.ac.id<p>Dampak Wabah Penyakit Mulut dan Kuku Terhadap Kinerja Ekonomi Usaha Peternakan Sapi Perah di Kabupaten Banyumas. Penelitian ini bertujuan untuk melihat perbandingan antara kinerja ekonomi usaha peternakan sapi perah di Kabupaten Banyumas ketika terjadi <em>outbreak </em>PMK dan setelah <em>outbreak </em>PMK. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April – Mei 2024 di Desa Kemutug Lor, Desa Limpakuwus dan Desa Susukan, Kecamatan Baturraden dan Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas. Variabel pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini diantaranya adalah keuntungan dan r/c usaha peternakan sapi perah. Data yang didapatkan di analisis dengan menggunakan uji t berpasangan dengan nilai ketelitian 0,05 pada rataan keuntungan dan r/c usaha peternakan sapi perah ketika dan setelah <em>outbreak</em>. Hasil analisis menunjukan bahwa terdapat perbedaan yang nyata pada kinerja ekonomi usaha peternakan sapi perah ketika terjadi wabah PMK dan setelah terjadi wabah PMK. Hasil pengujian dengan metode uji t berpasangan menunjukan angka t hitung 2,34 dan t tabel 2,06 pada nilai keuntungan, sementa pada nilai r/c menunjukan hasil t hitung 4,42 dan t tabel 2,06. Kesimpulan, nilai analisis kinerja ekonomi usaha peternakan sapi perah di Kabupaten Banyumas mengalami penurunan efisiensi dari waktu terjadi <em>outbreak </em>dan setelah terjadi <em>outbreak</em>.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2757PROSPEK TEH HIJAU (CAMELIA SINENSIS) DAN YOGHURT SEBAGAI INOVASI DALAM PENGEMBANGAN PANGAN FUNGSIONAL2024-09-02T09:14:09+00:00Jodi Susantoirfan.fadhlurrohman@unsoed.ac.idIrfan Fadhlurrohmanirfan.fadhlurrohman@unsoed.ac.id<p>Konsep pangan fungsional berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan dan pencegahan penyakit melalui pola makan yang sehat. Perkembangan terbaru dalam pangan fungsional telah mengarah pada penambahan bahan alami yang memberikan manfaat kesehatan tambahan. Salah satu inovasi adalah penggunaan teh hijau dalam pembuatan yoghurt untuk meningkatkan sifat fungsionalnya. Teh hijau, yang diproses tanpa fermentasi, mengandung katekin tinggi, terutama epigallocatechin gallate (EGCG), yang dikenal karena efek antioksidan, anti-kanker, antiviral, dan antimikroba. Kombinasi ini menawarkan peluang menjanjikan dalam pengembangan produk pangan fungsional. Kandungan polifenol yang kaya dalam teh hijau, khususnya katekin, memainkan peran penting dalam meningkatkan kandungan aktivitas antioksidan dan aktivitas yoghurt, sehingga memberikan manfaat tambahan seperti peningkatan sifat antibakteri dan potensi penurunan obesitas. Pemanfaatan teh hijau dalam yoghurt menunjukkan pendekatan baru dalam menciptakan pangan fungsional yang mempromosikan kesehatan.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2759ANALISIS KEUNTUNGAN PEDAGANG PENGECER TELUR AYAM RAS DI PASAR PINASUNGKULAN KOTA MANADO (STUDI KASUS)2024-09-02T09:23:42+00:00Titania Rambingfrankyoroh@unsrat.ac.idFranky Frankyfrankyoroh@unsrat.ac.idNova Stanly Orohfrankyoroh@unsrat.ac.idTilly Flora Desaly Lumyfrankyoroh@unsrat.ac.id<p>Telur ayam ras merupakan bahan pangan yang mengandung protein cukup tinggi dengan susunan asam amino lengkap. Secara umum telur ayam ras merupakan pangan hasil ternak yang paling sering dikonsumsi oleh masyarakat. Selain digunakan dan dimanfaatkan sebagai bahan pangan, telur juga dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bahan pangan dalam proses pembuatan kue. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keuntungan pedagang pengecer telur ayam ras di Pasar Pinasungkulan Kota Manado. Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. pengumpulan data dengan pengamatan dan wawancara. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total biaya perbulan sebesar Rp. 120.088.000 dengan rata-rata sebesar Rp. 17.155.428,57. Total pendapatan perbulan sebesar Rp. 161.271.000 dengan rata-rata sebesar Rp. 23.038.714,29 sedangkan keuntungan yang diperoleh pedagang pengecer telur ayam ras sebesar Rp. 41.183.000 dengan rata-rata sebesar Rp. 5.883.285,71.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2760PEMBERIAN TEPUNG BAWANG PUTIH TERHADAP PRODUKSI DAN INCOME OVER FEED COST PADA PUYUH PETELUR2024-09-02T09:30:02+00:00Shovita Nurrizki Arthadinatagogosurinaka@gmail.comNovia Rahayugogosurinaka@gmail.comNurul Frasiskagogosurinaka@gmail.com<p>Upaya untuk meningkatkan produktivitas ternak adalah dengan menggunakan pakan tambahan atau <em>feed additive. </em>Namun pakan tambahan komersil memiliki resiko adanya residu antibiotik bahan kimia. Oleh karena itu, dapat memanfaatkan tanaman bawang putih. Bawang putih memiliki senyawa fitokimia yaitu <em>allicin </em>yang berfungsi sebagai antimikroba dan antibiotik alami. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian tepung bawang putih terhadap produksi dan <em>income over feed cost </em>(IOFC) pada puyuh petelur. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan diantaranya P0 (perlakuan kontrol), P1 (2% tepung bawang putih), P2 (4% tepung bawang putih), P3 (6% tepung bawang putih), dan P4 (8% tepung bawang putih). Materi penelitian ini menggunakan 60 ekor puyuh petelur dengan umur 70 hari. Data dianalisis menggunakan ANOVA dan uji lanjut DMRT. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian tepung bawang putih tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap produksi telur dan <em>Income Over Feed Cost </em>(IOFC). Nilai rataan QDP dan QHP tertinggi terdapat pada level 8% sedangkan rataan <em>egg mass </em>dan IOFC tertinggi pada level 6% pemberian tepung bawang putih. Kesimpulan penelitian ini bahwa penambahan tepung bawang putih menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata terhadap QDP, QHP,<em> Egg mass, </em>dan IOFC.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2761PENGARUH KONSENTRASI OZON TERHADAP TOTAL SOLID DAN VISKOSITAS SUSU KAMBING SAPERA2024-09-02T09:36:25+00:00Nibras Maulana Akmalrsinggihsugengs@gmail.comSinggih Sugeng Santosarsinggihsugengs@gmail.comYusuf Subagyorsinggihsugengs@gmail.com<p>Tujuan penelitian ini adalah mengkaji proses <em>non thermal</em> pada susu kambing sapera dengan memanfaatkan senyawa ozon yang bersifat oksidatif dan anti bakteri. Proses ozonisasi dilakukan dengan paparan senyawa ozon kedalam susu kambing sapera. Penelitian ini mengkaji konsentrasi ozon yang ideal untuk susu kambing sapera setelah diozonisasi pada suhu ruang yang diukur dari total solid dan viskositas. Materi yang digunakan dalam penelitian meliputi toples kaca, botol jar 300 ml, <em>backer glass</em> 50 ml, pengaduk kaca, seperangkat alat ozonisasi, <em>lactoscan</em>, <em>viscometer</em> <em>brookfield</em>, label, tisu, dan susu kambing sapera sebanyak 18 liter. Penelitian dilakukan secara eksperimen menggunakan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) terdiri dari 3 perlakuan (0 mg, 0,0 3334 mg, dan 0,06668 mg) dan diulang sebanyak 6 kali setiap perlakuan. Variabel yang diamati adalah total solid dan viskositas. Hasil analisis variansi menunjukan bahwa konsentrasi ozon yang berbeda tidak berpengaruh nyata terhadap total solid dan viskositas susu kambing sapera. Kesimpulan penelitian ini adalah metode ozonisasi dengan konsentrasi (0 mg, 0,03334 mg, dan 0,06668 mg) menghasilkan total solid dan viskositas yang sama dengan perlakuan kontrol pada susu Kambing Sapera.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2762KARAKTERISTIK REPRODUKSI SEBAGAI DASAR SELEKSI KAMBING KEJOBONG DAN JAWA RANDU PADA KELOMPOK TANI TERNAK KAMBING DI KABUPATEN PURBALINGGA2024-09-02T09:44:11+00:00Sofiyasmin Muzzafarahsetya.santosa@unsoed.ac.idDattadewi Purwantinisetya.santosa@unsoed.ac.idSetya Agus Santosasetya.santosa@unsoed.ac.idDewi Puspita Candrasarisetya.santosa@unsoed.ac.idAgus Susantosetya.santosa@unsoed.ac.id<p>Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan karakteristik reproduksi kambing Kejobong dan Jawa Randu betina dewasa sebagai dasar seleksi ternak. Penelitian dilaksanakan di Kelompok Tani Ternak Ngudi Dadi Kecamatan Kejobong, Kelompok Tani Tresno Maju, dan Kelompok Tani Tunas Kencana Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah pada bulan Februari - Maret 2024. Penelitian menggunakan 30 ekor kambing Kejobong dan 30 ekor kambing Jawa Randu. Pengambilan sampel dilakukan secara <em>purposive sampling </em>dengan kriteria kambing betina yang telah beranak minimal dua kali dan mempunyai cempe pra sapih berumur maksimal 60 hari. Variabel yang diteliti yaitu <em>litter size, kidding interval, </em>paritas, mortalitas, dan bobot pra sapih. Kambing Kejobong yang telah beranak minimal dua kali mempunyai <em>litter size </em>tunggal 40%, kembar dua 53,33%, dan kembar tiga 6,67%, rataan <em>kidding interval </em>276 ± 30,92 hari, mortalitas 8%, serta rataan bobot pra sapih 5,43 ± 0,90 kg. Kambing Jawa Randu yang telah beranak minimal dua kali mempunyai <em>litter size </em>tunggal 20%, kembar dua 70%, dan kembar tiga 10%, rataan <em>kidding interval </em>258 ± 21,72 hari, mortalitas 5,36%, serta rataan bobot pra sapih 6,41 ± 1,26 kg. Hasil penelitian menggunakan uji t pada variabel <em>kidding interval </em>dan bobot pra sapih menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan antara kambing Kejobong dan Jawa Randu. Hasil penelitian menggunakan uji <em>Chi Square</em> pada variabel mortalitas tidak menunjukkan perbedaan antara kambing Kejobong dan Jawa Randu, sedangkan pada variabel <em>litter size </em>dan paritas menunjukkan perbedaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa karakteristik <em>litter size, kidding interval</em>, paritas, dan bobot pra sapih pada kambing Jawa Randu relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kambing Kejobong, sedangkan karakteristik dan mortalitas kambing Kejobong dan Jawa Randu relatif sama.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2763UJI AKURASI PENDUGAAN BOBOT BADAN SEBAGAI DASAR SELEKSI KAMBING BETINA KEJOBONG DAN JAWA RANDU DI KELOMPOK TANI TERNAK KABUPATEN PURBALINGGA2024-09-02T09:51:35+00:00Nadila Prames Dia Jatisetya.santosa@unsoed.ac.idDattadewi Purwantinisetya.santosa@unsoed.ac.idSetya Agus Santosasetya.santosa@unsoed.ac.idDewi Puspita Candrasarisetya.santosa@unsoed.ac.idAgus Susantosetya.santosa@unsoed.ac.id<p>Tujuan penelitian adalah mengetahui ukuran linier tubuh kambing betina Kejobong dan Jawa Randu untuk menduga bobot badannya dan menguji akurasi rumus pendugaan bobot badan menggunakan rumus Regresi berganda, <em>Winter,</em> Ningsih, dan <em>Schrool</em> sebagai dasar seleksi kambing betina Kejobong dan Jawa Randu. Teknik pengambilan sampel menggunakan <em>purposive sampling </em>yaitu pengukuran dilakukan pada ternak kambing betina Kejobong dan kambing Jawa Randu umur 12-18 bulan, masing-masing sebanyak 35 ekor. Variabel yang diamati adalah panjang badan (X<sub>1</sub>), lingkar dada (X<sub>2</sub>), tinggi pundak (X<sub>3</sub>), dan bobot badan (Y). Uji t Student digunakan untuk mengetahui perbedaan rata-rata antara bobot badan kambing betina Kejobong dan Jawa Randu. Hasil penelitian menunjukkan kambing Kejobong betina umur 12-18 bulan memiliki rataan panjang badan 59,29 ± 4,03 cm, lingkar dada 70,88 ± 4,89 cm, tinggi pundak 67,77 ± 4,12 cm, dan bobot badan 24,21 ± 3,75 kg, kambing Jawa Randu betina umur 12-18 bulan memiliki rataan panjang badan 61,69 ± 4,10 cm, lingkar dada 73,26 ± 5,05 cm, tinggi pundak 69,74 ± 3,73 cm, dan bobot badan 28,34 ± 4,04 kg. Berdasarkan hasil penelitian menggunakan regresi berganda kambing Kejobong betina umur 12-18 bulan bobotnya dapat diduga dengan persamaan regresi Y = -14,848 – 0,003(X<sub>1</sub>) + 0,409(X<sub>2</sub>) + 0,147(X<sub>3</sub>), sedangkan kambing Jawa Randu betina umur 12-18 bulan bobotnya dapat diduga dengan persamaan regresi Y= -8,989 + 0,096(X<sub>1</sub>) + 0,56(X<sub>2</sub>) – 0,138(X<sub>3</sub>). Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa ukuran tubuh dan bobot badan kambing Kejobong relatif lebih kecil dibanding kambing Jawa Randu pada umur 12-18 bulan. Tingkat akurasi pendugaan bobot badan kambing betina Kejobong dan Jawa Randu umur 12-18 bulan berturut-turut dari yang tertinggi yaitu rumus Regresi berganda, <em>Winter,</em> Ningsih, dan <em>Schrool.</em></p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2764TINGKAH LAKU PIYIK BURUNG MALEO DI PENETASAN BUATAN SANCTUARY MALEO TAMBUN2024-09-02T09:57:29+00:00Rivaldo Y. Monintjarivaldomonintja045@student.unsrat.ac.idJ. L.P. Saerangrivaldomonintja045@student.unsrat.ac.idL. J. Lambeyrivaldomonintja045@student.unsrat.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkah laku piyik burung maleo <em>(Macrocephalon maleo) </em>yang terdapat di Penangkaran <em>Sanctuary</em> Maleo Tambun Kec. Dumoga, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari tahun 2024 di Penetasan Buatan <em>Sanctuary</em> Maleo Tambun Kec. Dumoga, Kabupaten Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara. Metode dalam penelitian ini adalah melakukan pengamatan langsung. Data dianalisis dengan menggunakan metode analisis data deskriptif dan observasi. Hasil penelitian tingkah laku piyik burung maleo selama 5 hari dengan waktu pengawasan 12 jam /hari dan total keseluruhan waktu pengawasan 60 jam adalah berjalan selama 10 jam 2 menit (17%), istirahat selama 16 jam 2 menit (27%), tidur selama 7 jam 8 menit (13%), mengais selama 4 jam 2 menit (7%), meregangkan selama 2 jam 4 menit (4%), terbang selama 1 jam 2 menit (2%), menyelisik selama 7 jam 2 menit (12%), mematuk selama 9 jam 6 menit (16%), minum dan makan masing-masing selama 6 menit (1%). Hasil penelitian ini dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: Selama 12 jam (06:00-18:00) piyik burung maleo paling banyak beristirahat dengan total durasi 3 jam 24 menit (27%), dan paling sedikit melakukan aktivitas makan dan minum dengan total durasi masing-masing aktivitas selama 12 menit.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2765POTENSI CAMPURAN LIMBAH TAUGE KACANG HIJAU DAN KOTORAN SAPI SEBAGAI PENGHASIL BIOGAS2024-09-02T10:31:41+00:00Monasdir Monasdirmonasdirmonasdir@apps.ipb.ac.idSalundik Salundikmonasdirmonasdir@apps.ipb.ac.idMuhammad Baihaqimonasdirmonasdir@apps.ipb.ac.idYodilla Agpretasiamonasdirmonasdir@apps.ipb.ac.idDuta Setiawanmonasdirmonasdir@apps.ipb.ac.id<p>Biogas merupakan gas yang dapat menyala yang dihasilkan oleh mikroba anaerobik apabila bahan organik mengalami fermentasi dalam keadaan anaerob. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis potensi campuran kotoran sapi dan limbah tauge kacang hijau sebagai penghasil biogas. Perlakuan penelitian ini dengan tiga perlakuan yaitu kontrol komposisi campuran kotoran sapi dan limbah tauge kacang hijau yaitu S<sub>100</sub>T<sub>0</sub> (100% kotoran sapi), S<sub>75</sub>T<sub>25</sub> (75% kotoran sapi + 25% Limbah tauge) dan S<sub>50</sub>T<sub>50</sub> (50% kotoran sapi + 50% limbah tauge). Penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap (RAL). Data yang diperoleh dianalisis dengan ANOVA satu faktor dan diuji lanjut dengan uji tukey. Hasil penelitian menunjukkan bahwa campuran kotoran sapi dan limbah tauge berpengaruh nyata (P<0.05) terhadap produksi biogas dan kadar metan yang dihasilkan. Warna api yang dihasilkan dengan penambahan limbah tauge berwarna biru. Rata-rata Kadar metan yaitu pada perlakuan S<sub>100</sub>T<sub>0</sub> sebesar 4,34%, perlakuan S<sub>75</sub>T<sub>25</sub> sebesar 27,39% dan perlakuan S<sub>50</sub>T<sub>50</sub> menghasilkan kadar metan sebesar 35,3%. Penambahan limbah tauge kacang hijau dengan kombinasi 50% kotoran sapi dan 50% limbah tauge berpotensi sebagai penghasil biogas yaitu dapat meningkatkan kandungan metan pada biogas yang dihasilkan.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2766HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN HORMON EKSOGEN DENGAN PERFORMA BERAHI PADA DOMBA EKOR TIPIS2024-09-02T10:37:35+00:00Mas Yedi Sumaryadimas.sumaryadi@unsoed.ac.idDadang Mulyadi Salehmas.sumaryadi@unsoed.ac.idChomsiatun Nurul Hidayahmas.sumaryadi@unsoed.ac.idAras Prasetiyo Nugrohomas.sumaryadi@unsoed.ac.id<p>Empat puluh satu ekor domba ekor tipis digunakan dalam penelitian ini, dengan tujuan untuk mengetahui hubungan pemberian hormon eksogen dengan performa berahi pada domba ekor tipis. Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimen yang dirancang ke dalam dua kelompok peubah, yaitu pemberian hormon eksogen sebagai peubah bebas berupa peubah <em>dumy, </em>yaitu D = 0 (Do) jika ternak domba diberi hormon prostaglandin 1 ml per ekor, dan D = 1 (D<sub>1</sub>) jika ternak domba diberi hormon prostaglandin 2 ml per ekor ditambah <em>gonadotropin releasing hormone</em> 1 ml per ekor dan performa berahi sebagai peubah (Y). Respon performa berahi yang diamati meliputi persentase berahi, onset dan lama berahi, intensitas berahi. Hasil penelitian ternyata pada kelompok domba Do menunjukkan bahwa persentase berahi sebesar 84.21%, sedangkan pada kelompok domba D<sub>1</sub> seluruh ternak domba 100% menunjukkan respon berahi. Hasil analisis regresi pemberian hormon secara eksogen memiliki hubungan yang sangat nyata (P<0.01) dengan intensitas berahi yang mengikuti persamaan garis regresi Y = 2.502 + 0.518 D dan koefisien determinasi (r<sup>2</sup>) = 0.2264; sedangkan dengan onset dan lama berahi tidak memiliki hubungan yang nyata (P>0.05). Nilai rataan intensitas berahi domba adalah 2.78 ± 0.55, sedangkan rataan <em>onset</em> dan lama berahi masing-masing adalah 23.62 ± 8.02 Jam dan 30.64 ± 6.14 Jam. Disimpulkan bahwa pemberian hormon eksogen PGF<sub>2</sub>α dan GnRH memiliki hubungan yang sangat nyata berperan dalam peningkatan persentase berahi dan intensitas berahi sehingga memberi peluang terjadinya waktu kawin yang tepat.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/2767PERFORMA AYAM PEDAGING YANG DIBERI JUS DAUN KUMIS KUCING DALAM AIR MINUM2024-09-02T10:42:42+00:00Jola Josephien Marianejolalondok_unsrat@yahoo.comRoosje Londokjolalondok_unsrat@yahoo.comCherly Youla Pontohjolalondok_unsrat@yahoo.com<p>. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian jus daun kumis kucing dalam air minum terhadap performa ayam pedaging. Sebanyak 200 ekor ayam pedaging umur sehari strain MB 202 telah digunakan dalam penelitian ini. Ayam-ayam tersebut dibagi secara acak ke dalam 20 unit kandang, masing-masing berisi sepuluh ekor. Ayam dipelihara sampai 35 hari, perlakuan jus daun kumis kucing (J<em>ET AL.,</em>) diberikan melalui air minum mulai hari ke 8 dengan level 0, 1%, 2%, dan 3%, rancangan yang digunakan yaitu rancangan acak lengkap (RAL) 4 perlakuan dan 5 ulangan. Data dianalisis keragamannya serta uji antar perlakuan menggunakan Minitab 16. Analisis keragaman menunjukkan perbedaan antar perlakuan terhadap peubah yang diukur. Uji Tukey menunjukkan bahwa perlakuan tanpa J<em>ET AL.,</em> memberikan pengaruh berbeda nyata lebih tinggi dengan perlakuan 1% dan 2%, namun berbeda tidak nyata dengan perlakuan 3%, terhadap konsumsi pakan dan konsumsi air minum. Selanjutnya terhadap pertambahan bobot badan, tanpa pemberian J<em>ET AL.,</em> berbeda nyata lebih tinggi dibandingkan dengan 1%, namun berbeda tidak nyata dengan 2% dan 3%. Konversi pakan menunjukkan perbedaan sangat nyata antara 3% dengan 1%, namun berbeda tidak nyata dengan tanpa J<em>ET AL.,</em> dan 2%. Disimpulkan bahwa kumis kucing dapat digunakan sampai 3% dalam air minum memberi performa ayam pedaging yang baik.</p>2024-08-28T00:00:00+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/1110PENDUGAAN BOBOT BADAN BERDASARKAN PANJANG BADAN DAN TINGGI PUNDAK DOMBA DORPER PERSILANGAN DENGAN METODE REGRESI LINIER BERGANDA2024-09-03T08:26:07+00:00Selvia Indriyanaselvia.indriyana@mhs.unsoed.ac.idAgus Susantoselvia.indriyana@mhs.unsoed.ac.idImbang Haryokoselvia.indriyana@mhs.unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan ukuran linier tubuh dan bobot domba Dorper persilangan dengan persamaan regresi linier berganda berdasarkan panjang badan dan tinggi pundak. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 12 Desember 2023-12 Januari 2024 bertempat di Gebas Farm,<br>Kecamatan Kedungbanteng, Kabupaten Banyumas. Materi penelitian yang digunakan yaitu domba Dorper persilangan umur anakan (<1 tahun), pejantan dan betina (2-4 tahun). Metode digunakan adalah teknik purposive sampling. Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis deskriptif, analisis regresi linier, analisis korelasi, analisis determinasi, uji keakuratan dan uji t. Hasil jantan dewasa rata-rata bobot badan 30,40 + 13,88kg, panjang badan 59,06 + 9,46cm, tinggi pundak 59,99 + 6,57cm, betina dewasa rata-rata bobot badan 21,55 + 3,32kg, panjang badan 52,38 + 2,93cm, tinggi pundak 59,51 + 5,14cm, jantan anakan rata-rata bobot badan 14,18 + 6,52kg, panjang badan 45,49 + 8,25cm, tinggi pundak 49,67 + 8,89cm, ternak betina anakan rata-rata bobot badan 7,06 + 2,72kg, panjang badan 35,36 + 3,96cm, tinggi pundak 43,08 + 4,27cm. Nilai koefisien korelasi dan koefisien determinasi sebesar 0,917 dan 84,1%. Persamaan regresi yang diperoleh yaitu -31,50 + 0,72X1 + 0,27X2 dengan nilai persen deviasi absolut sebesar 19,22%. Panjang badan memberikan sumbangan sebesar 70% dan tinggi pundak sebesar 30%.</p>2024-09-03T08:26:06+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/1580PENDAPATAN USAHA SAPI POTONG PENGGARAP LAHAN PERUSAHAAN PERKEBUNAN KELAPA DI KECAMATAN SINONSAYANG2024-09-03T08:32:55+00:00Richard E. M. F. Osakrichard.osak@unsrat.ac.idTilly F. D. Lumyrichard.osak@unsrat.ac.idStevy P. Pangemananrichard.osak@unsrat.ac.id<p>Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan memiliki perusahaan perkebunan kelapa milik negara (BUMN) yaitu PTPN IV Tiniawangko dan beberapa perusahaan perkebunan milik swasta pemegang Hak Guna Usaha (HGU). Lahan perusahaan perkebunan kelapa tersebut dijadikan lahan<br>penggembalaan ternak sapi potong oleh sebagian petani penggarap. Usaha ternak sapi potong memberi kontribusi terhadap pendapatan rumahtangga peternak. sehingga perlu dilakukan penelitian tentang pendapatan usaha ternak sapi petani penggarap lahan perusahaan perkebunan kelapa di Kecamatan Sinonsayang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pendapatan usaha ternak sapi petani penggarap lahan perkebunan kelapa dan mengetahui pengaruh beberapa faktor produksi (jumlah ternak, curahan waktu kerja usaha ternak sapi dan pengalaman beternak sapi) terhadap pendapatan usaha ternak sapi petani penggarap lahan perkebunan kelapa di Kecamatan Sinonsayang Kabupaten Minahasa Selatan. Penelitian<br>menggunakan metode survei dengan pengambilan sampel secara sengaja (purposive sampling) yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan penelitian, atas dasar pertimbangan bahwa peternak sapi merupakan petani penggarap dan menggembalakan ternak sapi di lahan perusahaan perkebunan kelapa. Metode analisis data secara deskriptif dan statistik regresi berganda. Hasil penelitian<br>disimpulkan: (1) Pendapatan usaha ternak sapi petani penggarap lahan perusahaan perkebunan di Kecamatan Sinonsayang sebesar Rp.457.047.850 total per tahun, dengan rata-rata sebesar Rp.15.234.928,34/tahun per responden atau rata-rata hanya sebesar Rp.1.269.577,36/bulan per responden,<br>dan (2) variabel jumlah ternak sapi (X1) berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap jumlah pendapatan usaha ternak sapi (Y), dan variabel curahan waktu kerja usaha ternak sapi (X2) berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap jumlah pendapatan usaha ternak sapi, sedangkan variabel pengalaman beternak sapi (X3) ternyata berpengaruh tidak signifikan (p>0,05) terhadap pendapatan usaha ternak sapi di lahan perusahaan perkebunan kelapa (Y).</p>2024-09-03T08:32:54+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/1588STRATEGI TERKINI UNTUK MENINGKATKAN SIFAT FUNGSIONAL PRODUK OLAHAN SUSU2024-09-03T08:36:57+00:00Juni Sumarmonojuni.sumarmono@unsoed.ac.idIrfan Fadhlurrohmanjuni.sumarmono@unsoed.ac.idMays Tianlingjuni.sumarmono@unsoed.ac.id<p>Beberapa metode pengolahan susu segar dapat menurunkan kandungan senyawa fungsional alamiah yang terkandung di dalamnya. Metode pengolahan yang tidak tepat menyebabkan berkurangnya komponen fungsional secara signifikan. Strategi terkini untuk menghasilkan sekaligus meningkatkan sifat fungsional produk olahan susu dapat berupa (1) penerapan teknik fermentasi secara lebih optimal, (2) menambahkan bahan yang merupakan sumber senyawa fitokimia fungsional, (3) menambahkan bahan dengan kandungan protein tinggi, (4) menambahkan enzim.</p>2024-09-03T08:36:57+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/1646ALOKASI TENAGA KERJA DALAM MENGEMBANGKAN USAHA INTEGRASI TERNAK ITIK-PADI (INTIP)2024-09-03T09:19:05+00:00Femi H. Ellyfemihelly@unsrat.ac.idErwin Wantasenfemihelly@unsrat.ac.idJenny Morasafemihelly@unsrat.ac.idMeity R. Imbarfemihelly@unsrat.ac.id<p>Prospek pengembangan usaha ternak itik lokal di Sulawesi Utara pada umumnya sangat besar ditinjau dari sumberdaya yang tersedia. Sumberdaya dimaksud diantaranya sumberdaya lahan padi, ternak itik, petani, dan keuntungan yang diperoleh. Ternak itik di Kabupaten Minahasa dikembangkan melalui sistem integrasi ternak itik-padi (INTIP). Permasalahannya sejauhmana petani mengalokasikan tenaga kerjanya untuk pengembangan usaha ternak itik dengan sistem tersebut. Berdasarkan permasalahan tersebut maka telah dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menganalisis alokasi tenaga kerja dalam usaha integrasi ternak itik-padi di Kecamatan Tondano Selatan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan lokasi di Kecamatan Tondano Selatan. Desa sampel ditentukan secara purposive sampling. Jumlah responden 30 petani yang mengembangkan ternak itik lokal di lahan sawah. Analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik tenaga kerja petani<br>dilihat berdasarkan umur, pendidikan, jumlah anggota keluarga dan pengalaman. Tenaga kerja yang digunakan dalam budidaya ternak itik yaitu tenaga kerja keluarga. Total alokasi jam kerja keluarga sebesar 30,5 jam atau rata-rata 1,02 jam per petani peternak per hari. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa alokasi jam kerja petani peternak untuk usaha integrasi ternak itik-padi (INTIP) merupakan usaha sampingan dan tidak berdampak terhadap usahatani utama.</p>2024-09-03T09:19:04+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/1689TAMPILAN KADAR PROTEIN TOTAL DAN TERLARUT SEBAGAI KAJIAN AWAL PRODUKSI GELATIN MEMBRAN KERABANG TELUR AYAM ARAB2024-09-03T09:30:18+00:00Sri Semi Noviatihsw@unsoed.ac.idHermawan Setyo Widodohsw@unsoed.ac.idRina Wahyuningsihhsw@unsoed.ac.id<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji kandungan protein total dan terlarut gelatin membran kerabang telur ayam arab. Gelatin diekstraksi menggunakan metode asam, analisis protein total menggunakan metode kjeldahl, dan protein terlarut menggunakan metode lowry. Data disajikan secara deskriptif, korelasi, dan regresi. Hasil analisis menunjukkan bahwa gelatin membran kerabang telur ayam arab memiliki rata-rata protein total 19.75 ± 0.21%, kadar terendah 19.54%, dan tertinggi 19.96%. Kandungan protein terlarut gelatin membran kerabang telur ayam arab rata-rata sebesar 1.78 ± 0.04 mg/ml, kadar terendah 1.75 mg/ml, dan tertinggi 1.82 mg/ml. Hasil regresi Y = – 1.04 + 0.14X dengan nilai koefisien determinasi antara protein total (X) dengan protein terlarut (Y) adalah 0.628. Membran kerabang telur ayam arab berpotensi untuk dikembangkan sebagai bahan fungsional produksi gelatin. Diperoleh kesimpulan bahwa peningkatan kadar protein terlarut berbanding lurus dengan meningkatnya protein total.</p>2024-09-03T09:30:18+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/1162PENGARUH VOLUME ARANG AKTIF TERHADAP JUMLAH BAKTERI, KUALITAS SUSU DAN ORGANOLEPTIK SUSU SEGAR KAMBING ETAWAH2024-09-05T08:46:06+00:00R. Singgih Sugeng Santosarsinggihsugengs@gmail.comDattadewi Purwantinirsinggihsugengs@gmail.com<p class="p1">Tujuan penelitian ini untuk mengkaji pengaruh volume arang aktif pada bejana berdiameter 2,5 cm terhadap total bakteri, kualitas susu dan organoleptik susu segar kambing Etawah. Materi yang digunakan adalah susu segar kambing Etawah kambing Etawah 5 liter, arang aktif produk PURE IT sebanyak 2 paket, media NA (<em>Nutrient Agar</em>) sebanyak 45 gram, dan akuades sebanyak 3150 ml. Penelitian menggunakan dua rancangan yaitu Rancangan Acak Lengkap (RAL) untuk percobaan total bakteri dan kualitas susu dengan 4 perlakuan yaitu susu tidak dilewatkan pada arang aktif (P0), susu dilewatkan pada arang aktif dengan volume 19,625 cm<span class="s1">3</span> (P1), 39,25 cm<span class="s1">3</span> (P2), dan 58,875 cm<span class="s1">3</span> (P3) dan setiap perlakuan diulang 5 kali, sedang Rancangan Acak Kelompok untuk percobaan uji organoleptic bau susu dengan ulangan sebanyak 20 kali sesuai jumlah panelis panelis Data dianalisis menggunakan analisis variansi dan dilanjutkan Uji Orthogonal Polinominal. Hasil penelitian menunjukan bahwa volume arang aktif pada bejana berdiameter 2,5 cm berpengaruh sangat nyata (P<0,01) menurunkan total bakteri (Y=6,930 - 0,050 X), namun tidak berpengaruh nyata (P>0,05) terhadap kualitas susu dan organoleptik susu segar kambing Etawah kambing Etawah, Kesimpulan dari penelitian ini penggunaan volume arang aktif sampai 58,875 cm<span class="s1">3</span> pada bejana berdiamater 2.5 cm mampu menurunkan total bakteri, dapat mempertahankan kualitas dan memperbaiki organoleptic susu segar kambing Etawah.</p>2024-09-05T08:46:06+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/1595PENINGKATAN BOBOT TELUR, ALBUMEN DAN YOLK MELALUI SUPLEMENTASI PROBIOTIK DALAM PAKAN AYAM NIAGA PETELUR Author(s)2024-09-05T09:25:44+00:00Rosidi Rosidiismoyowati@unsoed.ac.idIsmoyowati Ismoyowatiismoyowati@unsoed.ac.idNu’man Hidayatismoyowati@unsoed.ac.idAras Prasetiyo Nugrohoismoyowati@unsoed.ac.id<p>Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh suplementasi probiotik dalam meningkatkan bobot telur, putih telur, dan kuning telur ayam niaga petelur pasca puncak produksi. Materi penelitian adalah ayam niaga petelur strain Isa Brown umur 64 minggu sebanyak 80 ekor. Bahan penelitian terdiri atas: probiotik pabrikan dengan dominasi populasi bakteri 106-108CFU, dan pakan pabrikan (<em>complete feed</em>) periode produksi. Penelitian dilakukan dengan metode eksperimental, berdasarkan rancangan acak lengkap (RAL). Perlakuan yang diujicobakan adalah suplementasi probiotik di dalam pakan basal terdiri atas 4 level yaitu: P0: 0% (Kontrol); P1: 0,5%; P2: 1% dan P3: 1,5%. Setiap unit percobaan terdiri atas 4 ekor ayam niaga petelur dan setiap perlakuan diulang 5 kali. Variabel yang diukur meliputi: bobot telur, albumen, yolk dan rasio yolk terhadap albumen. Data yang diperoleh dianalisis variansi, dengan uji lanjut Duncan multiple range test. Hasil analisis variansi menunjukkan suplementasi probiotik di dalam pakan basal berpengaruh sangat nyata terhadap bobot telur (P<0,01). Suplementasi probiotik sebanyak 1,0% dan 1,5% menghasilkan bobot telur lebih tinggi disbanding suplementasi probiotik 0,5% dan kontrol (tanpa suplementasi probiotik). Suplementasi probiotik di dalam pakan berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap bobot putih telur dan kuning telur, akan tetapi memberikan pengaruh tidak nyata terhadap rasio kuning dan putih telur ayam niaga petelur. Penelitian disimpulkan suplementasi probiotik 1% paling efektif meningkatkan bobot telur dan putih telur, sedangkan suplementasi probiotik 1,5% paling efektif meningkatkan bobot albumen, dengan rasio kuning telur terhadap putih telur relative sama.</p>2024-09-05T09:25:43+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/1574ANALISIS KINERJA EKONOMI USAHA TERNAK SAPI POTONG PO KEBUMEN2024-09-05T09:01:14+00:00Nunung Noor Hidayatnunung.hidayat@unsoed.ac.idImbang Haryokonunung.hidayat@unsoed.ac.idPambudi Yuwononunung.hidayat@unsoed.ac.idSri Mastutinunung.hidayat@unsoed.ac.idRahayu Widiyantinunung.hidayat@unsoed.ac.id<p class="p1">Sapi potong di Kabupaten Kebumen merupakan ternak unggulan yang diharapkan dapat berkontribusi dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Kebumen dengan tujuan: 1. Mengetahui kinerja ekonomi yaitu mengidentifikasi besarnya pendapatan, efisiensi usaha, rentabilitas, BEP dan Payback period. 2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan peternak sapi potong. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode penelitian survey dengan data utama adalah data primer yang diambil dengan metode observasi dan indeph interview terhadap peternak sapi potong. Pemilihan sampel dilakukan dengan metode purposive sampling yaitu pada wilayah yang merupakan basis pengembangan ternak sapi potong di Kabupaten Kebumen. Data yang terkumpul dianalisis menggunakan metode cash out flow karena peternak merupakan peternakan rakyat dengan skala usaha yang masih kecil, kemudian dihitung secara statistik sederhana berupa nilai rata-rata, standar deviasi, frekuensi distribusi, dan tabulasi silang dan dilaporkan secara deskriptif. Untuk mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan peternak sapi potong dianalisis menggunakan regresi linier berganda (multiple regression Hasil penelitian menunjukkan bahwa usaha ternak sapi potong di Kabupaten dukup menguntung terlihat pendapatan peternak rata-rata sebesar Rp 9.289.746,- + 3.549.006,-. Efisiensi usaha (R/C) sebesar 1.55 + 0.15 Rentabilitas sebesar 17,611 %, dan <em>payback periode</em> sebesar 5,68 tahun. Hasil analisis regresi berganda Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pendapatan membentuk garis regresi Y = - 736.699 + 799.233 X<span class="s1">1</span> + 326,85 X<span class="s1">2</span> – 77.269 X<span class="s1">3</span> + 181.262 X<span class="s1">4</span> + 200.676 X<span class="s1">5</span> + 56.288 X<span class="s1">6 </span>– 1.664.446 D, secara parsial paktor yang berpengaruh terhadap pendapatan peternak adalah Jumlah kepemilikan ternak (P < 0,05), jumlah pakan (P < 0,01), pengalaman beternak (P < 0,05), tingkat pendidikan (P < 0,10) dan umur peternak (P < 0,10). Kesimpulan dari penelitian ini adalah bahwa usaha ternak sapi potong di Kabupaten Kebumen cukup potensial sebagai salah satu alternatif berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, perlu adanya peningkatan skala usaha.</p>2024-09-05T08:59:56+00:00##submission.copyrightStatement##https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/1596KONTRIBUSI PENDAPATAN TENAGA KERJA WANITA PADA USAHA TERNAK ITIK DI KABUPATEN BREBES JAWA TENGAH2024-09-05T09:30:54+00:00Annisah Siti Nurjannasri.mastuti@unsoed.ac.idSri Mastutisri.mastuti@unsoed.ac.idYusmi Nur Wakhidatisri.mastuti@unsoed.ac.idEndro Yuwonosri.mastuti@unsoed.ac.id<p>Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha ternak itik cukup penting untuk upaya meningkatkan pendapatan keluarga di Kabupaten Brebes. Tujuan penelitian ini adalah: 1). Mengetahui besaran kontribusi curahan kerja wanita terhadap total curahan kerja usaha ternak itik di Kabupaten Brebes.; 2). Mengetahui besaran kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita terhadap total pendapatan usaha ternak itik di Kabupaten Brebes.; dan 3). Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita pada usaha ternak itik di Kabupaten Brebes. Penelitian dilaksanakan menggunakan metode survei (<em>survey method</em>) terhadap peternak itik petelur di Kabupaten Brebes. Sampel wilayah dambil dengan metode <em>purposive sampling</em> yaitu melilih tiga kecamatan yang memiliki populasi ternak itik terbanyak, sehingga terpilih Kecamatan Brebes, Bulakamba, dan Losari. Jumlah responden dipilih menggunakan metode <em>cluster random sampling</em>, diperoleh responden sebanyak 60 orang. Metode analisis yang digunakan yaitu analisis deskriptif, analisis curahan waktu tenaga kerja wanita, analisis kontribusi tenaga kerja wanita, analisis kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita dan analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1). Kontribusi curahan kerja tenaga kerja wanita sebesar 22,87 persen; 2). Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita sebesar Rp 21.424.738; dan 3). Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita dipengaruhi oleh jumlah ternak, curahan kerja. Kontribusi pendapatan tenaga kerja wanita masih dapat ditingkatkan dengan jalan menambah jumlah kepemilikan ternak sehingga alokasi tenaga kerja wanita dimanfaatkan secara optimal.</p>2024-09-05T09:30:53+00:00##submission.copyrightStatement##