https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/issue/feed ANGON: Journal of Animal Science and Technology 2024-02-01T14:30:18+00:00 Setya Agus Santosa angon.unsoed@gmail.com Open Journal Systems <p align="justify"><strong>ANGON: Journal of Animal Science and Technology</strong> is a scientific journal devoted to publishing research articles, ideas, or reviews in the field of animal science. Articles published in <strong>ANGON: Journal of Animal Science and Technology&nbsp;</strong>came from the best papers selected by the editorial board and got blind review. The journal will be published three times a year and published articles are available in free access on PDF format.</p> <p align="justify">'Angon' is a word from the Javanese which means rising animal. The <strong>ANGON</strong> Journal is expected to provide a good ecosystem in the development of technology in the field of animal science, thus providing benefits to the wider community.</p> <p align="justify">Abbreviation : <strong><em>ANGON J. Anim. Sc. Technol.</em></strong></p> <p align="justify">Scope :</p> <p align="justify"><strong>Production, selection and animal breeding</strong><br><strong>Animal feeds and nutritions</strong><br><strong>Storage and processing technology for animal products</strong><br><strong>Socioeconomics of animal production</strong><br><strong>Animal biotechnology</strong></p> https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2522 EVALUASI PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI FODDER HIDROPONIK MILLET (Panicum milliaceum) DENGAN INTENSITAS CAHAYA DAN UMUR PANEN YANG BERBEDA 2024-02-01T03:35:39+00:00 Anisa Ayu Rini anisa.rini@mhs.unsoed.ac.id Harwanto Harwanto harwanto.fapet@unsoed.ac.id Nur Hidayat nur.hidayat@unsoed.ac.id <p><strong>Latar Balakang.</strong><span style="font-weight: 400;"> Hidroponik fodder merupakan budidaya hijauan tanaman dengan menggunakan media cair yang mengandung nutrisi untuk pertumbuhan. Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi genetik, hormon pertumbuhan dan umur. Faktor eksternal antara lain intensitas cahaya dan media tanam. </span><strong>Materi dan Metode</strong><span style="font-weight: 400;">. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh intensitas cahaya dan umur panen terhadap pertumbuhan dan produksi fodder millet (Panicum milliaceum). Penelitian menggunakan biji millet putih dengan varietas proso millet, dan media hidroponik. Penelitian menggunakan rancangan acak lengkap pola faktorial (2x3) . Faktor pertama intensitas cahaya (I) 50% dan I 100%. Faktor kedua yaitu umur panen (U) 6, 9, dan 12 hari setiap kombinasi perlakuan direplikasi sebanyak 4 kali. Kepadatan benih millet dalam media adalah 0,15 gram/cm² dan ditanam selama 12 hari menggunakan sistem hidroponik Deep Water Culture (DWC). Nilai signifikansi diuji Duncan Multiple Range Test (DMRT). Variabel yang diukur adalah panjang daun, jumlah daun, lebar daun, panjang akar, tinggi tanaman, produksi segar dan produksi kering. </span><strong>Hasil.</strong><span style="font-weight: 400;"> Hasil penelitian menunjukan bahwa intensitas cahaya dan umur panen berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terdahap pertumbuhan fodder. Hasil menunjukan Intensitas cahaya dapat meningkatkan (P&lt;0,05) tinggi fodder dari 4,51 cm (U6), 5,35 cm (U9) dan 8,43 cm (U12) sedangkan pada intensitas dari 5,51 cm (I1) menjadi I2 6,13 cm (I2) serta produksi segar dari 9,48 kg/m2 (U6), 10,04 kg/m2 (U9) dan 10,12 kg/m2 (U12) sedangkan pada intensitas dari 10,07 kg/m2 (I1) menjadi 9,69 kg/m2 (I2). </span><strong>Simpulan</strong><span style="font-weight: 400;">. Penelitian disimpulkan&nbsp; bahwa intensitas cahaya 100% (13.933 lux) dan umur panen 12 hari dapat meningkatkan pertumbuhan fodder millet.</span></p> 2023-12-15T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2525 KECERNAAN TOTAL DIGESTIBLE NUTRIENT (TDN) DAN BAHAN EKSTRAK TANPA NITROGEN (BETN) PAKAN DOMBA YANG DISUPLEMENTASI COMPLETE RUMEN MODIFIER 2024-02-01T03:53:01+00:00 Niken Rahayu Apriliyani niken.apriliyani@mhs.unsoed.ac.id Fransisca Maria Suhartati fmsuhartati@gmail.com Wardhana Suryapratama wardhana@unsoed.ac.id <p><strong>Latar Balakang</strong><span style="font-weight: 400;">. Penelitian yang&nbsp; bertujuan untuk mengkaji pengaruh suplementasi Complete Rumen Modifier terhadap kecernaan Total Digestible Nutrient (TDN) dan Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) pakan domba, telah dilaksanakan pada tanggal 8 Agustus sampai 11 Oktober 2021 di Eksperimental Farm Fakultas Peternakan Universitas Jenderal Soedirman. </span><strong>Materi dan Metode</strong><span style="font-weight: 400;">. Materi yang digunakan yaitu 18 ekor domba jantan, pakan&nbsp; yang diberikan terdiri dari&nbsp; jerami amoniasi 40% BK dan konsentrat 60% BK. Adapun konsentrat tersusun dari 49,5% onggok, 33% dedak padi, 16,5% bungkil kedelai, dan 1% mineral. Komposisi CRM terdiri dari tepung daun mengkudu&nbsp; 30%,&nbsp; tepung daun ketela rambat 30%, ampas teh kering 30%, Saccharomyches cerevisiae 3%, methionin 3% dan sulfur 4%. Penelitian menggunakan metode eksperimental Rancangan Acak Kelompok sebagai kelompok&nbsp; yaitu bobot domba awal penelitian, terdapat tiga perlakuan yang diuji yaitu P1 (Jerami padi amoniasi 40% + Konsentrat 60% + CRM 0% dari BK pakan),P2 (P1+ CRM 1% dari BK pakan), dan P3 (P1 + CRM 2% dari BK pakan). Variabel yang diukur yaitu Kecernaan TDN dan BETN, data yang diperoleh diuji menggunakan analisis ragam, dilanjutkan dengan uji orthogonal polinomial. </span><strong>Hasil.</strong><span style="font-weight: 400;"> Hasil penelitian menunjukan bahwa pakan perlakuan yang disuplementasi CRM mampu meningkatkan kecernaan TDN secara linier dengan persamaan Y = 0,0663x + 71,998 dengan r2= 0,55. Suplementasi CRM dalam pakan domba menurunkan kecernaan BETN secara linier dengan persamaan y= -4,1623x + 82,092 dengan r2= 0,45. </span><strong>Simpulan</strong><span style="font-weight: 400;">. suplementasi CRM dapat meningkatkan kecernaan TDN dengan taraf penambahan CRM terbaik yaitu 2% , tetapi semakin tinggi taraf suplementasi CRM kecernaaan BETN semakin menurun.</span></p> 2023-12-15T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2526 PENGGUNAAN LEVEL NITROGEN DARI JENIS PUPUK KIMIA PADA JUMLAH ANAKAN TIGA JENIS RUMPUT UNGGUL 2024-02-01T04:02:42+00:00 Prasetyo Prasetyo prasetyo@unsoed.ac.id Harwanto Harwanto harwanto.fapet@unsoed.ac.id Nur Hidayat nur.hidayat@unsoed.ac.id <p><strong>Latar Belakang</strong><span style="font-weight: 400;">. Tujuan penelitian adalah&nbsp; untuk mengetahui penggunaan level nitrogen dari pupuk kimia pada jumlah anakan dari tiga jenis rumput unggul. Penelitian dilakukan di Desa Limpakuwus kecamatan Sumbang dan Experimental Farm Fakutas Peternakan Unsoed dari bulan Maret 2021 hingga Oktober 2021. </span><strong>Materi dan Metode</strong><span style="font-weight: 400;">. Metode yang digunakan adalah Experiment dengan rancangan petak terbagi </span><em><span style="font-weight: 400;">(split plot design).</span></em><span style="font-weight: 400;"> Sebagai main plot adalah tiga jenis rumput unggul yang terdiri dari rumput Gajah </span><em><span style="font-weight: 400;">(Pennisetum purpureum)</span></em><span style="font-weight: 400;">, rumput Raja </span><em><span style="font-weight: 400;">(Pennisetum purpureophoides)</span></em><span style="font-weight: 400;">, dan rumput Odot </span><em><span style="font-weight: 400;">(Pennisetum purpureum cv. Mott)</span></em><span style="font-weight: 400;">. Sebagai </span><em><span style="font-weight: 400;">sub plot</span></em><span style="font-weight: 400;"> adalah tiga jenis pupuk kimia yaitu urea, ZA dan NPK, sedangkan </span><em><span style="font-weight: 400;">sub sub plot</span></em><span style="font-weight: 400;"> adalah dosis nitrogen dari ketiga jenis pupuk tersebut. Adapun penerapan dosisnya adalah disetarakan dengan pemberian dosis urea 100, 200 dan 300 kg/Ha/defoliasi, sehingga ada 27 kombinasi perlakuan dan setiap perlakuan diulang tiga kali. Penerapan perlakuannya dicampur dengan pupuk dari feses sapi perah sejumlah 3 kg/perlakuan atau setara dengan 30 ton/Ha/defoliasi. Peubah yang diukur adalah jumlah anakan dari ketiga jenis rumput unggul tersebut. Data penelitian dianalisis ANOVA dengan mengikuti rancangan petak terbagi, jika hasilnya berbeda maka diuji lanjut dengan uji beda nyata jujur (BNJ). </span><strong>Hasil.</strong><span style="font-weight: 400;"> Hasil penelitian menunjukkan penggunaan jenis dan dosis pupuk kimia pada feses sapi perah memberikan pengaruh yang sangat nyata (P ≤ 0,01) terhadap jumlah anakan tiga jenis rumput unggul serta terdapat interaksi (P ≤ 0,01) antara jenis rumput dan dosis pupuk. </span><strong>Simpulan.</strong><span style="font-weight: 400;"> Kesimpulan pada penelitian ini adalah penggunaan pupuk ZA terbaik untuk rumput Gajah, sedangkan penggunaan pupuk urea terbaik untuk rumput Raja serta&nbsp; penggunaan pupuk NPK terbaik untuk rumput Odot.&nbsp;</span></p> 2023-12-15T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2527 PENGARUH GALUR AYAM LOKAL DAN FEED ADDITIVE TERHADAP KADAR TOTAL PROTEIN PLASMA DAN FIBRINOGEN 2024-02-01T04:11:07+00:00 Nur Hidayanto nur.hidayanto@mhs.unsoed.ac.id Ismoyowati Ismoyowati ismoyowati@unsoed.ac.id Diana Indrasanti dianaindrasanti@gmail.com <p><strong>Latar Belakang</strong><span style="font-weight: 400;">. Penelitian “Pengaruh galur ayam lokal dan feed additive terhadap kadar total protein plasama dan fibriogen” telah dilaksanakan pada 13 Juli 2021 – 13 Oktober 2021, bertempat di Experimental farm, Fakultas Peternakan, Universitas Jenderal Soedirman, Purwokerto dan analisis darah di Laboratorium Patologi Klinik, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi galur ayam lokal dan feed additive terhadap kadar TPP dan fibrinogen. Rancangan penelitian yang digunakan adalah RAL (Rancangan Acak Lengkap) pola faktorial terdapat 2 faktor terdiri dari faktor A (galur ayam) dan faktor B (immunomodulator feed), faktor A terdapat 3 jenis galur ayam lokal dan faktor B terdapat 4 feed yang berbeda, sehingga perlakuan yang diujicobakan 3 x 4 = 12 perlakuan dan terdapat 4 kali ulangan. </span><strong>Materi dan Metode</strong><span style="font-weight: 400;">. Materi penelitian menggunakan 3 jenis galur ayam lokal antara lain A1 (Ayam Kampung), A2 (Ayam KUB) dan A3 (Ayam Kedu) yang sudah dipelihara sebelumnya dari DOC masing-masing sebanyak 160 ekor sehingga total 480 ekor, pakan ayam periode awal sampai dengan pertumbuhan (complete feed), pakan basal, feed additive sebagai immunomodulator, dan bahan kimia untuk analisa darah. Pakan yang digunakan adalah pakan basal dengan penambahan beberapa jenis feed additive terdiri dari B1 (pakan basal/kontrol), B2 (penambahan 1% tepung sambiloto), B3 (penambahan 1% tepung bawang putih), dan B4 (penambahan 1% tepung Kalimun®). Perlakuan yang diberikan adalah A1B1, A1B2, A1B3, A1B4, A2B1, A2B2, A2B3, A2B4, A3B1, A3B2, A3B3, A3B4. Peubah yang diukur meliputi kadar TPP dan Fibrinogen. Analisis data menggunakan analisis variansi (ANAVA). Hasil rataan kadar total protein plasma yaitu 2,4 ± 0,3 g/dL sampai dengan 2,8 ± 0,4 g/dL. </span><strong>Hasil.</strong><span style="font-weight: 400;"> Hasil rataan kadar fibrinogen sebesar 0,1 ± 0,1 - 0,3 ± 0,1 g/dL. Hasil analisis variansi (ANAVA) menunjukkan bahwa interaksi antara galur ayam lokal dan suplementasi feed additive maupun masing-masing faktor berpengaruh tidak nyata (F hitung &lt; F tabel 0,05) terhadap kadar total protein plasma dan fibrinogen (P&gt;0,05). </span><strong>Simpulan.</strong><span style="font-weight: 400;"> Penelitian ini dapat disimpulkan bahwa galur ayam kampung, KUB, dan Kedu memiliki kadar TPP dan fibrinogen yang relatif sama. Supementasi feed additive tidak mengganggu status fisiologi ayam berdasarkan kadar fibrinogen dan TPP. Ayam Kedu dengan kombinasi perlakuan pakan basal dengan penambahan feed additive Kalimun® (1%) cenderung memiliki rataan kadar TPP dan fibrinogen lebih tinggi dibandingkan kontrol dan perlakuan lainnya.</span></p> 2023-12-15T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2533 PENGARUH GALUR DAN SUPLEMENTASI FEED ADDITIVE TERHADAP PERTUMBUHAN AYAM LOKAL PERIODE AWAL SAMPAI UMUR 12 MINGGU 2024-02-01T13:50:12+00:00 Regita Indriana regita.indriana@mhs.unsoed.ac.id Elly Tugiyanti tugiyanti.elly@gmail.com Imam Suswoyo imam.suswoyo@unsoed.ac.id <p><span class="fontstyle0">Latar Belakang</span><span class="fontstyle2">. Penelitian telah dilaksanakan pada tanggal 13 Juli 2021- 13<br>Oktober 2021, bertempat di Experimental Farm, Fakultas Peternakan,<br>Universitas Jenderal Soedirman dan di Desa Dukuhwaluh, Kecamatan<br>Kembaran, Kabupaten Banyumas. Penelitian bertujuan untuk mengetahui<br>pengaruh galur ayam kampung, suplementasi feed additive serta interaksi<br>antara galur ayam dan suplementasi feed additive terhadap pertumbuhan<br>absolut dan pertumbuhan relatif. Rancangan penelitian adalah RAL (Rancangan<br>Acak Lengkap) pola faktorial, terdapat 2 faktor yaitu faktor A (galur ayam) dan<br>faktor B (Feed additive). Faktor A terdiri dari 3 jenis galur ayam kampung dan<br>faktor B terdiri dari 4 feed additive yang berbeda, sehingga perlakuan yang<br>diujicobakan ada 12 perlakuan dan 4 kali ulangan. </span><span class="fontstyle0">Materi dan Metode</span><span class="fontstyle2">. Materi<br>Materi penelitian menggunakan 3 jenis galur ayam lokal antara lain A1 (Ayam<br>Kampung), A2 (Ayam KUB) dan A3 (Ayam Kedu) yang sudah dipelihara<br>sebelumnya dari DOC masing-masing sebanyak 160 ekor sehingga total 480<br>ekor, pakan ayam periode awal sampai dengan pertumbuhan (complete feed),<br>pakan basal, feed additive sebagai immunomodulator. Pakan yang digunakan<br>adalah pakan basal dengan penambahan beberapa jenis feed additive terdiri<br>dari B1 (pakan basal/kontrol), B2 (penambahan 1% tepung sambiloto), B3<br>(penambahan 1% tepung bawang putih), dan B4 (penambahan 1% tepung<br>Kalimun). Peubah yang diukur meliputi pertumbuhan absolut dan relatif.<br>Analisis data menggunakan analisis variansi (ANAVA). Hasil rataan<br>pertumbuhan absolut yaitu 435,575 ± 21,639 gram/12 minggu sampai dengan<br>717,317 ± 68,029 gram/12 minggu. Hasil rataan laju percepatan pertumbuhan<br>relatif yaitu 734,00% sampai dengan 1169,00%. </span><span class="fontstyle0">Hasil</span><span class="fontstyle2">. Hasil analisis variansi<br>(ANAVA) menunjukan bahwa interaksi antara galur ayam lokal dengan<br>suplementasi feed additive berpengaruh tidak nyata (F hit &lt; F 0,05) terhadap<br>pertumbuhan absolut dan relatif. Galur ayam dan feed additife masing masing<br>memberikan pengaruh yang nyata ( F hit &gt; 0,01 ) terhadap pertumbuhan abolut<br>dan relatif. </span><span class="fontstyle0">Simpulan</span><span class="fontstyle2">. Kesimpulan dari penelitian ini adalah penambahan<br>suplementasi feed additive dan interaksi antara galur ayam dengan berbagai<br>macam feed additive masih belum efektif menaikan pertumbuhan absolut<br>maupun relatif ayam kampung. Galur ayam Kedu mempunyai pertumbuhan<br>absolut dan relatif yang paling baik dibandingkan dengan ayam kampung<br>maupun ayam KUB.</span> </p> 2023-03-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2534 KAJIAN BENTUK INDIGOFERA SP. PADA KONSUMSI PROTEIN KASAR DAN SERAT KASAR KAMBING SAPERA JANTAN 2024-02-01T13:53:38+00:00 Efrizhal Rafi Maulana efrizhal.maulana@mhs.unsoed.ac.id Agustinah Setyaningrum agustinah.setyaningrum@unsoed.ac.id Nur Hidayat nur.hidayat@unsoed.ac.id <p><span class="fontstyle0">Latar Belakang</span><span class="fontstyle2">. Penelitian bertujuan untuk mengkaji penggunaan bentuk<br>Indigofera sp. yang berbeda pada pakan terhadap konsumsi protein kasar dan<br>serat kasar kambing Sapera jantan. </span><span class="fontstyle0">Materi dan Metode</span><span class="fontstyle2">. Metode penelitian<br>adalah eksperimental. Rancangan yang digunakan adalah </span><span class="fontstyle3">Cross Over Design</span><span class="fontstyle2">.<br>Materi penelitian yang digunakan adalah 6 ekor kambing Sapera jantan, dengan<br>3 periode, 3 perlakuan dan 2 ulangan. Pakan perlakuan yang diberikan yaitu P1<br>= 20% Rumput segar + 40% Konsentrat komersial +40% Indigofera sp. segar;<br>P2 = 20% Rumput segar + 40% Konsentrat komersial + 40% Indigofera sp. hay;<br>P3 = 20% Rumput segar + 40% Konsentrat komersial + 40% Indigofera sp.<br>tepung. Rataan konsumsi protein kasar pada P1 sebesar 270,01 ± 37,38<br>g/ekor/hari, pada P2 sebesar 237,69 ± 29,85 g/ekor/hari dan P3 sebesar<br>230,10 ± 39,22 g/ekor/hari. Rataan konsumsi serat kasar pada P1 sebesar<br>513,75 ± 71,13 g/ekor/hari, pada P2 sebesar 505,57 ± 63,52 g/ekor/hari dan<br>P3 sebesar 588,22 ± 100,27 g/ekor/hari. </span><span class="fontstyle0">Hasil. </span><span class="fontstyle2">Hasil analisis ragam<br>menunjukkan pemberian Indigofera sp. dengan bentuk yang berbeda tidak<br>berbeda nyata (P&gt;0,05) terhadap konsumsi protein kasar maupun konsumsi<br>serat kasar kambing Sapera jantan. </span><span class="fontstyle0">Simpulan</span><span class="fontstyle2">. Kesimpulan adalah penggunaan<br>indigofera sp. dalam bentuk segar, kering (hay) dan tepung sebesar 40% pada<br>pakan (menggantikan 80% konsentrat komersial), tidak meningkatkan maupun<br>menurunkan konsumsi protein dan serat kasar kambing sapera jantan.</span></p> 2023-11-30T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2535 PENGARUH PENAMBAHAN BUBUK DAUN KELOR (Moringa oliefera L.) DENGAN PERSENTASE YANG BERBEDA TERHADAP YIELD DAN WARNA KEJU SUSU LOW FAT 2024-02-01T13:55:04+00:00 Fatiya Qonita fatiya.qonita@mhs.unsoed.ac.id Triana Setyawardani triana.setyawardani@unsoed.ac.id Agustinus Hantoro Djoko Rahardjo agustinus.raharjo@unsoed.ac.id <p><span class="fontstyle0">Latar Belakang. </span><span class="fontstyle2">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh<br>penambahan bubuk daun kelor dengan persentase berbeda terhadap </span><span class="fontstyle3">yield </span><span class="fontstyle2">dan<br>warna keju susu </span><span class="fontstyle3">low fat</span><span class="fontstyle2">. Penelitian dilaksanakan pada tanggal 24 Mei – 7 Juni<br>2022 di Laboratorium Teknologi Hasil Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas<br>Jenderal Soedirman, Purwokerto. </span><span class="fontstyle0">Materi da Metode. </span><span class="fontstyle2">Materi penelitian yang<br>digunakan yaitu 20.000 gr susu </span><span class="fontstyle3">low fat pasteurized Greenfields</span><span class="fontstyle2">, 100 gr bubuk<br>daun kelor, 1 gr bakteri mesofilik, 20 ml rennet cair, 400 gr susu </span><span class="fontstyle3">skim </span><span class="fontstyle2">bubuk, 4<br>gr CaCl</span><span class="fontstyle2">2</span><span class="fontstyle2">, dan 200 ml aquades. Penelitian menggunakan Rancangan Acak<br>Lengkap (RAL) yang terdiri dari 5 perlakuan dan masing-masing perlakuan<br>diulang sebanyak 4 kali. Perlakuan yang dilakukan pada penelitian adalah tanpa<br>penambahan bubuk daun kelor (P</span><span class="fontstyle2">0</span><span class="fontstyle2">), penambahan bubuk daun kelor 0,25%<br>(P</span><span class="fontstyle2">1</span><span class="fontstyle2">), 0,5% (P</span><span class="fontstyle2">2</span><span class="fontstyle2">), 0,75% (P</span><span class="fontstyle2">3</span><span class="fontstyle2">), dan 1% (P</span><span class="fontstyle2">4</span><span class="fontstyle2">). Variabel yang diamati pada penelitian<br>ini adalah </span><span class="fontstyle3">yield </span><span class="fontstyle2">dan warna pada keju susu </span><span class="fontstyle3">low fat</span><span class="fontstyle2">. Data dianalisis menggunakan<br>analisis variansi dengan uji lanjut ortogonal polinomial, selanjutnya diuji<br>menggunakan uji BNJ untuk menguji perbedaan antar hasil perlakuan. </span><span class="fontstyle0">Hasil.<br></span><span class="fontstyle2">Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan bubuk daun kelor (</span><span class="fontstyle3">Moringa<br>oleifera L.</span><span class="fontstyle2">) tidak berpengaruh nyata terhadap </span><span class="fontstyle3">yield </span><span class="fontstyle2">dan nilai b* (nilai kuning<br>hingga biru), namun berpengaruh sangat nyata terhadap </span><span class="fontstyle3">whiteness index</span><span class="fontstyle2">, nilai<br>L*, dan nilai a*. Rataan </span><span class="fontstyle3">yield </span><span class="fontstyle2">keju susu </span><span class="fontstyle3">low fat </span><span class="fontstyle2">dengan penambahan bubuk daun<br>kelor (</span><span class="fontstyle3">Moringa oleifera L.</span><span class="fontstyle2">) adalah 13,47% ± 1,26. Rataan warna nilai L* keju<br>susu </span><span class="fontstyle3">low fat </span><span class="fontstyle2">dengan penambahan bubuk daun kelor (</span><span class="fontstyle3">Moringa oleifera L.</span><span class="fontstyle2">) adalah<br>36,88 ± 3,75. Rataan warna nilai a* keju susu </span><span class="fontstyle3">low fat </span><span class="fontstyle2">dengan penambahan<br>bubuk daun kelor (</span><span class="fontstyle3">Moringa oleifera L.</span><span class="fontstyle2">) adalah 2,78 ± 0,95. Rataan warna nilai<br>b* keju susu </span><span class="fontstyle3">low fat </span><span class="fontstyle2">dengan penambahan bubuk daun kelor (</span><span class="fontstyle3">Moringa oleifera<br>L.</span><span class="fontstyle2">) adalah 21,04 ± 1,59. Rataan warna nilai </span><span class="fontstyle3">whiteness index </span><span class="fontstyle2">keju susu </span><span class="fontstyle3">low fat<br></span><span class="fontstyle2">dengan penambahan bubuk daun kelor (</span><span class="fontstyle3">Moringa oleifera L.</span><span class="fontstyle2">) adalah 33,30±3,15.<br></span><span class="fontstyle0">Simpulan. </span><span class="fontstyle3">Yield </span><span class="fontstyle2">keju susu low fat yang ditambahkan bubuk daun kelor<br>(</span><span class="fontstyle3">Moringa oleifera L</span><span class="fontstyle2">.) sampai dengan 1% relatif sama dan perlakuan<br>penambahan bubuk daun kelor (</span><span class="fontstyle3">Moringa oleifera L</span><span class="fontstyle2">.) memberikan warna hijau<br>pekat pada keju susu low fat.</span> </p> 2023-11-30T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2536 ABNORMALITAS DAN MORFOMETRI SPERMATOZOA KAMBING SAANEN HASIL SEXING MENGGUNAKAN BOVINE SERUM ALBUMIN DENGAN PERBANDINGAN KONSENTRASI YANG BERBEDA 2024-02-01T14:17:47+00:00 Fachmi Angga Permana fachmi.permana@mhs.unsoed.ac.id Dadang Mulyadi Saleh dadang.saleh@unsoed.ac.id Hermawan Setyo Widodo hsw@unsoed.ac.id Chomsiatun Nurul Hidayah nurulchomsa@unsoed.ac.id <p><span class="fontstyle0">Latar Belakang. </span><span class="fontstyle2">Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas dan<br>keakuratan hasil </span><span class="fontstyle3">sexing </span><span class="fontstyle2">dengan mengamati abnormalitas dan morfometri<br>spermatozoa. Penelitian dilakukan dengan menggunakan semen dari seekor<br>ternak pejantan kambing Saanen berumur 2 tahun di Experimental Farm,<br>Universitas Jenderal Soedirman. </span><span class="fontstyle0">Materi dan Metode. </span><span class="fontstyle2">Metode penelitian ini<br>adalah metode experimental dengan perlakuan perbandingan konsentrasi<br></span><span class="fontstyle3">Bovine Serum Albumin </span><span class="fontstyle2">berbeda yang dirancang sebanyak 8 kali ulangan dan 2<br>perlakuan. Analisis data dilakukan dengan uji beda t </span><span class="fontstyle3">student equal </span><span class="fontstyle2">dan korelasi<br>pearson. </span><span class="fontstyle0">Hasil. </span><span class="fontstyle2">Hasil dari penelitian diperoleh rataan abnormalitas<br>spermatozoa pada P1 konsentrasi 5% = 11,53±5,77% dan 10% = 8,00±3,87%<br>sedangkan pada P2 konsentrasi 15% = 12,79±3,85% dan 20% = 12,27±6,13%<br>dan morfometri spermatozoa pada P1 konsentrasi 5% = 7,88±0,79 </span><span class="fontstyle4">μ</span><span class="fontstyle2">m</span><span class="fontstyle2">2 </span><span class="fontstyle2">dan<br>10% = 6,42±0,23 </span><span class="fontstyle4">μ</span><span class="fontstyle2">m</span><span class="fontstyle2">2 </span><span class="fontstyle2">sedangkan pada P2 konsentrasi 15% = 7,02±0,30 </span><span class="fontstyle4">μ</span><span class="fontstyle2">m</span><span class="fontstyle2">2<br></span><span class="fontstyle2">dan 20% = 6,91±0,40 </span><span class="fontstyle4">μ</span><span class="fontstyle2">m</span><span class="fontstyle2">2</span><span class="fontstyle2">. Hasil uji beda t </span><span class="fontstyle3">student equal </span><span class="fontstyle2">menunjukkan<br>abnormalitas spermatozoa </span><span class="fontstyle3">pre sexing </span><span class="fontstyle2">berpengaruh nyata terhadap<br>abnormalitas hasil </span><span class="fontstyle3">sexing</span><span class="fontstyle2">. Hasil uji beda t </span><span class="fontstyle3">student equal </span><span class="fontstyle2">menunjukkan<br>morfometri spermatozoa </span><span class="fontstyle3">pre sexing </span><span class="fontstyle2">berpengaruh nyata terhadap abnormalitas<br>hasil </span><span class="fontstyle3">sexing </span><span class="fontstyle2">pada konsentrasi BSA 5% dan 10%, serta morfometri konsentrasi<br>5% dengan 10%. Hasil uji korelasi pearson menunjukkan adanya korelasi<br>lemah antara ukuran morfometri dengan nilai abnormalitas spermatozo.<br></span><span class="fontstyle0">Simpulan</span><span class="fontstyle2">. Kualitas spermatozoa kambing Saanen hasil </span><span class="fontstyle3">sexing </span><span class="fontstyle2">yang<br>mendapatkan hasil terbaik yakni semen hasil </span><span class="fontstyle3">sexing </span><span class="fontstyle2">dengan menggunakan<br>perbandingan </span><span class="fontstyle3">Bovine Serum Albumin </span><span class="fontstyle2">dengan konsentrasi 5% : 10%<br>berdasarkan peninjauan abnormalitas, keakuratan morfometri dan<br>korelasinya.</span> </p> 2023-11-30T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2529 PENGARUH TINGKAT KEBERSIHAN TERHADAP JUMLAH BAKTERI COLIFORM DAN TELUR CACING PADA FESES AYAM BROILER PASCA PELARANGAN AGP DI KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN BANYUMAS 2024-02-01T14:20:15+00:00 Muhammad Aditya Ramadani muhammad.ramadani@mhs.unsoed.ac.id Mohandas Indradji mohandas.indradji@unsoed.ac.id Diana Indrasanti dianaindrasanti@gmail.com <p class="angonabstrak"><strong><span lang="id">Latar Belakang. </span></strong><span lang="id">Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jumlah bakteri <em>Coliform </em>dan telur cacing serta pengaruh tingkat kebersihan terhadap jumlah bakteri <em>Coliform </em>dan telur cacing pada feses ayam broiler pasca pelarangan AGP di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 01 April 2022 sampai 02 Juni 2022 di peternakan ayam broiler Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. <strong>Materi dan Metode. </strong>Sasaran penelitian ini adalah ayam broiler fase <em>starter </em>dan <em>finisher </em>pada kandang tipe <em>open house </em>dan <em>closed house</em> di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. Penentuan jumlah sampel untuk bakteri <em>Coliform </em>adalah 40 sampel dari 20 peternakan, untuk sampel telur cacing menggunakan rumus slovin dengan hasil 100 sampel. Penelitian ini menggunakan 25 gram untuk sampel bakteri <em>Coliform </em>dan 5 gram untuk sampel telur cacing. Variabel yang diamati adalah tingkat kebersihan terhadap jumlah bakteri <em>Coliform </em>dan tingkat kebersihan terhadap jumlah telur cacing. Metode untuk menghitung jumlah bakteri <em>Coliform </em>menggunakan <em>Most Probable Number </em>(MPN) dan menggunakan uji apung untuk menghitung jumlah telur cacing. Pengaruh tingkat kebersihan terhadap hasil pemeriksaan sampel dilakukan analisis <em>Chi-square</em>. <strong>Hasil. </strong>Hasil pemeriksaan sampel menunjukkan hasil jumlah sampel bakteri <em>Coliform</em> paling banyak terdapat pada kandang kategori sangat kotor, dengan hasil tingkat rendah sebanyak 14 atau 35%, dan pada tingkat sedang sebanyak 2 atau 5% dari total sampel, dan pada hasil jumlah telur cacing menunjukkan bahwa sampel negatif berjumlah 63% serta sampel yang positif berjumlah 37%, jumlah sampel positif juga menunjukkan bahwa ada 21 atau 56,7% dari total sampel positif yang menunjukkan infeksi ganda. Analisis data menggunakan <em>Chi-square </em>menunjukkan hasil P&gt;0.05 yang berarti tidak ada hubungan signifikan antara tingkat kebersihan terhadap jumlah bakteri <em>Coliform </em>dan telur cacing pada feses ayam broiler pasca pelarangan AGP di Kecamatan Sumbang Kabupaten Banyumas. <strong>Simpulan. </strong>Kesimpulan yang didapatkan yaitu tingkat kebersihan tidak berpengaruh terhadap jumlah bakteri <em>Coliform </em>dan telur cacing, Jumlah bakteri <em>Coliform </em>paling banyak terdapat pada kategori kandang sangat kotor dengan tingkat rendah sebesar 35% dan tingkat sedang sebesar 5% dari total sampel, dan Jumlah telur cacing paling banyak terdapat pada kategori kandang kotor dengan tingkat rendah sebanyak 20% dan tingkat sedang sebanyak 9%.</span></p> 2023-12-15T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2530 ANALISIS POTENSI PENGEMBANGAN TERNAK KERBAU DAN DAYA DUKUNG HIJAUAN DI KABUPATEN CILACAP 2024-02-01T14:21:15+00:00 Irda Nur Meilani irda.meilani@mhs.unsoed.ac.id Nunung Noor Hidayat nunung.hidayat@unsoed.ac.id Imbang Haryoko imbang.haryoko@unsoed.ac.id <p><strong>Latar Belakang. </strong>Penelitian dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui potensi pengembangan ternak kerbau dan daya dukung hijauan untuk pengembangan ternak kerbau di wilayah Kabupaten Cilacap. <strong>Materi dan Metode. </strong>Metode penelitian yang digunakan adalah metode survey menggunakan data sekunder sebagai data utama. Penetapan sampel wilayah menggunakan metode <em>purposive sampling </em>dengan kriteria kecamatan yang memiliki indeks LQ &gt; 1 untuk potensi perkembangan ternak kerbau dan KPPTR untuk daya dukung hijauan. Analisis data yang digunakan adalah analisis LQ (<em>Location Quentient</em>) dan analisis Kapasitas Peningkatan Populasi Ternak Ruminansia (KPPTR). <strong>Hasil. </strong>Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kecamatan yang merupakan basis ternak kerbau dengan LQ &gt; 1, yaitu Kecamatan Wanareja, Majenang, Cimanggu, Jeruklegi, Kesugihan, Adipala dan Nusawungu. Nilai KPPTR (SL) sebesar 106.030,8 ST dan KPPTR (KK) sebesar 296.123,9 ST sehingga KPPRT efektifnya adalah KPPTR (SL).</p> 2023-12-15T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2531 DAMPAK PANDEMI COVID-19 TERHADAP BEP DAN PAYBACK PERIOD USAHA AYAM NIAGA PEDAGING DI KABUPATEN BANYUMAS 2024-02-01T14:23:09+00:00 Farizal Muhghobi farizal.muhghobi@mhs.unsoed.ac.id Nunung Noor Hidayat nunung.hidayat@unsoed.ac.id Oentoeng Edy Djatmiko untung.e.djatmiko@gmail.com <p><strong>Latar Belakang</strong>. Penelitian ini mempunyai tujuan: 1). Mengetahui <em>BEP</em> dan <em>Payback Period</em> usaha ayam niaga pedaging di Kabupaten Banyumas.; 2). Mengetahui&nbsp; dampak pandemi Covid-19 terhadap BEP dan <em>Payback Period</em> usaha ayam niaga pedaging di Kabupaten Banyumas. <strong>Materi dan Metode. </strong>Metode penelitian yang dipakai pada penelitian ini adalah menggunakan metode survey, teknik pengambilan sampel dengan cara metode <em>purposive sampling.</em> Responden pada penelitian ini berjumlah 40 peternak dengan kriteria usahanya minimal selama tiga tahun dan merupakan usaha dengan pola kemitraan. <strong>Hasil. </strong>Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa pandemi Covid-19 berdampak pada BEP produk, BEP harga, dan <em>Payback Period</em> usaha ayam niaga pedaging di Kabupaten Banyumas. BEP produk pada masa sebelum pandemi Covid-19 sebesar 1.690 kg, sedangkan pada saat pandemi Covid-19 sebesar 2.038 kg, BEP harga pada masa sebelum pandemi Covid-19 sebesar Rp. 15.893, sedangkan BEP harga pada saat pandemi Covid-19 sebesar Rp. 18.313. <em>Payback period</em> pada masa sebelum pandemi Covid-19 selama 25 periode, sedangkan pada saat pandemi Covid-19 selama 35 periode. Berdasarkan hasil uji t menunjukkan hasil untuk BEP produk berbeda sangat nyata, BEP harga berbeda sangat nyata, dan untuk <em>Payback Period</em> berbeda tidak nyata. Maka dapat disimpulkan bahwa BEP produk dan BEP harga pada masa pandemi Covid-19 lebih tinggi dibandingkan masa sebelum pandemi Covid-19. <em>Payback period</em> pada masa pandemi Covid-19 juga lebih lama dibandingkan masa sebelum pandemi Covid-19.</p> 2023-12-15T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2497 ANALISIS EKONOMI DAN PRODUKSI USAHA PETERNAKAN AYAM NIAGA PEDAGING MENGGUNAKAN TIPE KANDANG SEMI CLOSED HOUSE DAN CLOSED HOUSE DI PT. CEMERLANG UNGGAS LESTARI KABUPATEN KEBUMEN 2024-02-01T14:26:24+00:00 Fitri Dwi Lestari fitrilestari.1631@gmail.com Ibnu Hari Sulistyawan ibnu.hari.sulistyawan@unsoed.ac.id Novie Andri Setianto Novie.setianto@unsoed.ac.id <p>Penelitian dengan judul “Analisis Ekonomi dan Produksi Usaha Peternakan Ayam Niaga Pedaging menggunakan Tipe Kandang <em>Semi Closed House </em>dan<em> Closed House </em>di PT. Cemerlang Unggas Lestari Kabupaten Kebumen”&nbsp; dilaksanakan pada tanggal 24 September 2021 sampai 13 Januari 2022 di kandang Riswiyadi Desa Jembangan, Kecamatan Poncowarno, Kabupaten Kebumen (kandang <em>semi closed house) </em>dan kandang Kismo Desa Lancar, Kecamatan Wadaslintang, Kabupaten Wonosobo (kandang <em>closed house)</em>. <strong>Tujuan</strong> dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui performa produksi dan kelayakan usaha peternakan ayam niaga pedaging pada kandang tipe <em>semi closed house </em>dan <em>closed house </em>di PT. Cemerlang Unggas Lestari, Kebumen. <strong>Metode </strong>penelitian meliputi materi penelitian yang digunakan yaitu kandang pemeliharaan Riswiyadi (tipe <em>semi closed house) </em>dua lantai dengan ukuran 40 m² x 10 m² dengan total populasi 25.000 ekor dan kandang Kismo (tipe <em>closed house)</em> tiga lantai dengan ukuran 120 m² x 12 m² dengan total populasi 63.000 ekor. Penelitian dilakukan secara non eksperimental menggunakan uji T yang diolah pada program SPSS <em>(Statistical Program for Social Science)</em>. Analisis data terdiri dari analisis ekonomi dan analisis produksi. Analisis ekonomi yang diukur meliputi penerimaan, pendapatan, BEP, R/C <em>ratio</em>, dan rentabilitas. Analisi produksi&nbsp; yang diukur meliputi daya hidup, FCR, dan indeks performa. <strong>Hasil </strong>analisis menunjukkan bahwa kandang <em>semi closed house </em>dan <em>closed house </em>memiliki analisis ekonomi, R/C &gt;1 dan Rentabilitas &gt; 5%. Berdasarkan analisis performa produksi menggunakan uji T memperoleh hasil sig 0,96&lt;0,05 sehingga X1 (tipe kandang<em>) </em>tidak berpengaruh nyata terhadap Y1 (Performa produksi). <strong>Kesimpulan</strong> tipe kandang <em>semi closed house </em>dan <em>closed house </em>memiliki analisis kelayakan usaha dan analisis produksi yang relatif sama sehingga kedua tipe kandang tersebut layak untuk dijalankan. Kandang tipe <em>closed house</em> lebih direkomendasikan apabila populasi ternak lebih dari 25.000 ekor.</p> <p>Research with the title "Economic and Production Analysis of Broiler Chicken Farm Businesses using Semi Closed House and Closed House Cage Types at PT. Cemerlang Unggas Lestari, Kebumen Regency" was held from 24 September 2021 to 13 January 2022 at Riswiyadi’s cage in Jembangan Village, Poncowarno District, Kebumen Regency (semi closed house) and Kismo’s cage in Lancar Village, Wadaslintang District, Wonosobo Regency (closed house). The <strong>purpose</strong> of this research is to determine the production performance and feasibility of broiler farming in semi closed house and closed house cages at PT. Cemerlang Unggas Lestari, Kebumen. The <strong>method</strong> includes the research materials used consisting of two-floors cage in Riswiyadi’s cage (semi closed house type) with a size of 40 m² x 10 m² and a total population of 25,000 chickens, also the three-floors cage in Kismo’s cage (closed house type) with a size of 120 m² x 12 m² and a total population of 63,000 chickens. The research was carried out non-experimentally using T-test in SPSS (Statistical Program for Social Science) program. Data analysis consists of economic analysis and production analysis. The economic analysis measured includes revenue, income, BEP, R/C ratio, and profitability. The production analysis measured includes viability, FCR, and performance index. The <strong>results</strong> of the analysis show that semi closed house and closed house cages have economic analysis R/C &gt; 1 and Profitability &gt; 5%. Based on the production performance analysis using T-test, significancy results were 0.96&lt;0.05 so that X1 (cage type) had no effect on Y1 (production performance). The <strong>conclusion</strong> the semi-closed house and closed house cage types have relatively the same business feasibility analysis and production analysis so that both types of cages are feasible to run. Closed house type are recommended if the livestock population is more than 25,000 chicken.</p> 2023-12-15T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2510 PERFORMA KAMBING PERAH LOKAL HASIL PERSILANGAN ETAWA: STUDI LITERATUR 2024-02-01T14:28:37+00:00 Afduha Nurus Syamsi afduha.nurus.syamsi@unsoed.ac.id Merryafinola Ifani merryafinola.ifani@unsoed.ac.id Hermawan Setyo Widodo hsw@unsoed.ac.id Yusuf Subagyo yusuf.subagyo@unsoed.ac.id <p><strong>Latar Balakang.</strong> Kambing Etawa telah dikawinsilangkan dengan beberapa jenis kambing lokal dan menghasilkan rumpun perah lokal. Kambing keturunan Etawa ini perlu dikaji dan dibandingkan satu sama lain untuk mengetahui potensinya. Hal ini akan menjadi informasi yang penting bagi banyak peneliti dan pemerintah dalam menentukan rumpun keturunan Etawa yang paling potensial untuk dikembangakan. <strong>Materi dan Metode</strong>. Artikel disusun dengan metode review sederhana. Tahapan penyusunan artikel meliputi eligibilitas dokumen, penelusuran dokumen, seleksi dan ektraksi data, kemudian sintesis artikel. <strong>Hasil.</strong> Rumpun baru hasil persilangan Etawa di Indonesia meliputi Kambing Peranakan Etawa (PE), Senduro, Jawa Randu (Bligon) dan Sapera. Karakteristik PE dan Seduro lebih dekat dengan Etawa, Jawa Randu lebih dekat dengan kambing lokal, dan Sapera lebih dekat dengan Saanen. Kambing PE memiliki rerata ukuran linier yang lebih tinggi dibandingkan yang lain. Kambing Sapera dan Seduro memiliki profil reproduksi yang lebih baik dibandingkan yang lain. Kambing Sapera memiliki karakteristik produksi susu terbaik diantara yang lain. <strong>Simpulan</strong>. Kambing lokal hasil persilangan dari Etawa memiliki potensi produksi yang lebih rendah dibandingkan Kambing Etawa itu sendiri. Berdasarkan kajian menyeluruh dari performa kambing keturunan Etawa yang paling potensial untuk terus dikembangkan sebagai ras perah lokal adalah Kambing Sapera.</p> 2023-12-15T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2518 PENGGUNAAN BAHAN LOKAL SILASE DAUN RAMI PADA PAKAN DOMBA WONOSOBO 2024-02-01T14:29:17+00:00 Emmy Susanti emmy.susanti@unsoed.ac.id Tri Rahardjo Sutardi tr.sutardi@unu.ac.id Dwi Susilowati dwi.s@gmail.com Saminah Ummu Radhwa saminah@gmail.com <p><strong>Latar Belakang. </strong>Penelitian bertujuan memanfaatkan daun rami-rumput menjadi silage untuk pakan ternak domba Wonosobo periode pertumbuhan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Agustus sampai November 2022 pada domba Wonosobo milik anggota kelompok peternak “Berkah Raja Kaya” dan</p> <p>“Berkah Jaya Lestari”, Kabupaten Wonosobo. <strong>Materi dan Metode. </strong>Penelitian</p> <p>dilakukan secara <em>in situ </em>menggunakan percobaan eksperimental dengan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL).&nbsp;&nbsp; Perlakuan adalah 2 jenis pakan dengan 20 ulangan. Perbandingan pakan perlakuan adalah 60% hijauan: 40% konsentrat. Hijauan pada kelompok “Berkah Raja Kaya” (P0) adalah rumput sedangkan pada kelompok “Berkah Jaya Lestari” (P1) adalah silase rumput-rami (50%:50%). Pakan perlakuan mempunyai PK 11,27% dan TDN 60% (P0) dan PK 13,57% dan TDN 57,3% (P1).&nbsp; &nbsp;Parameter yang diukur adalah pertambahan bobot badan harian (pbbh), babot akhir dan ukuran-ukuran tubuh. &nbsp;<strong>Hasil. </strong>Hasil pengukuran pbbh rata-rata adalah 103,96 (P0) vs 92,833 (P1) (g/ekor/hari) (P&gt;0,05), bobot akhir rata-rata 25,84±3,58 (P0) vs 25,36±5,56 (P1) kg (P&gt;0,05) dan hubungan bobot badan dengan lingkar dada ditunjukkan dengan persamaan y= 1,34 x &nbsp;+</p> <p>38,62 dengan nilai r = 0,418. &nbsp;Pemberian silase daun rami-rumput dalam pakan domba Wonosobo memberikan hasil yang sama bila dibandingkan dengan pemberian rumput terhadap pbbh dan bobot akhir.&nbsp;&nbsp; <strong>Simpulan, </strong>Nilai korelasi bobot badan terdekat adalah dengan ukuran panjang badan.</p> 2024-02-01T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement## https://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/angon/article/view/2537 KANDUNGAN BAHAN KERING DAN BAHAN ORGANIK AMOFER JERAMI PADI YANG DIFERMENTASI DENGAN PENAMBAHAN MOL BERBASIS LIMBAH 2024-02-01T14:30:18+00:00 Kamso Kamso novitahindra@gmail.com Novita Hindratiningrum novitahindra@gmail.com Restuti Fitria novitahindra@gmail.com <p><span class="fontstyle0">Latar Belakang</span><span class="fontstyle2">. Jerami padi merupakan salah satu limbah pertanian yang<br>potensial karena tersedia dengan jumlah yang berlimpah dan mudah diperoleh<br>untuk dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Pemanfaatan jerami padi sebagai<br>pakan ternak terkendala karena kualitas nutrisi yang rendah. Teknologi<br>pengolahan pakan baik secara fisik, kimia, ataupun biologis dapat diterapkan<br>dan mampu memperbaiki kualitas nutrisi jerami padi. Salah satu teknologi<br>yang dapat diterapkan adalah amoniasi fermentasi (amofer). Amoniasi dapat<br>dilakukan dengan menambahkan urea dan diharapkan dapat berfungsi<br>memecah ikatan-ikatan lignin, selulosa dan silika. Fermentasi merupakan<br>proses pemecahan senyawa organik menjadi sederhana yang melibatkan<br>mikroorganisme atau dengan penambahan </span><span class="fontstyle3">starter</span><span class="fontstyle2">. </span><span class="fontstyle3">Starter </span><span class="fontstyle2">yang biasa<br>digunakan adalah EM-4, namun pada dasarnya dapat juga diperoleh dari<br>lingkungan sekitar kita atau limbah. Starter seperti ini biasa disebut dengan<br>mikroorganisme lokal (MOL). Mikroorganisme lokal dapat dibuat dengan<br>memanfaatkan bahan dari limbah rumah tangga atau industry seperti nasi basi<br>dan onggok. Tujuan penelitian ini adalah u</span><span class="fontstyle4">ntuk </span><span class="fontstyle2">mengetahui kandungan bahan<br>kering dan bahan organik dari amofer jerami padi dengan penambahan<br>berbagai </span><span class="fontstyle3">starter </span><span class="fontstyle2">MOL asal limbah (nasi basi dan onggok) serta membandingkan<br>hasilnya dengan starter EM-4. </span><span class="fontstyle0">Materi dan Metode</span><span class="fontstyle2">. Penelitian dilakukan<br>menggunakan metode eksperimental dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL),<br>4 perlakuan dan 5 kali ulangan dan uji lanjut </span><span class="fontstyle3">Duncan’s Multi Range Test<br></span><span class="fontstyle2">(DMRT). Penelitian dilakukan dengan perlakuan penambahan starter yang<br>berbeda yaitu P0 : tanpa starter (kontrol), P1 : starter EM-4, P2 : starter MOL<br>nasi basi dan P3 : sarter MOL onggok. Variabel yang diamati adalah kandungan<br>Bahan Kering dan Bahan Organik. </span><span class="fontstyle0">Hasil. </span><span class="fontstyle2">Hasil penelitian menunjukkan bahwa<br>penambahan starter yang berbeda berpengaruh nyata (P&lt;0,05) terhadap<br>kandungan Bahan Kering dan Bahan Organik amofer jerami padi. Bahan Kering<br>tertinggi (P&lt;0,05)nampak pada perlakuan tanpa starter (kontrol) dibandingkan<br>perlakuan yang lainnya sedangkan Bahan Organik terendah nampak pada<br>perlakuan dengan penambahan starter MOL nasi basi (P2) yaitu sebesar 11,81<br>± 0,43% dan 24,75 ± 0,14%. </span><span class="fontstyle0">Simpulan. </span><span class="fontstyle2">Starter MOL nasi basi memiliki<br>kemampuan mendegradasi substrat jerami padi lebih baik daripada starter<br>lainnya yang digunakan.</span> </p> 2023-11-30T00:00:00+00:00 ##submission.copyrightStatement##