DINAMIKA PERTUMBUHAN DAN HAMBATAN PENINGKATAN POPULASI KERBAU POTONG PADA PEMELIHARAAN TRADISIONAL DI PETERNAKAN RAKYAT

  • Chalid Talib Balai Penelitian Ternak, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
  • Rasali Hakim Matondang Pusat Peneltian dan Pengembangan Peternakan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
  • Tati Herawati Balai Penelitian Ternak, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian

Abstract

Kerbau potong yang pada masa lalu dikenal sebagai kerbau lumpur terkesan sebagai ternak potong asli Indonesia yang memiliki pertumbuhan lambat dan kemampuan reproduksi yang rendah. Alasan inilah yang membuat kebijakan pemerintah Indonesia lebih mengutamakan pengembangan sapi dari kerbau potong. Penelitian ini bertujuan memperlihatkan bahwa kerbau potong bukanlah ternak dengan kemampuan pertumbuhan dan reproduksi rendah. Penelitian menggunakan 442 ekor ternak kerbau jantan dan betina dengan umur 1 hari – 12 tahun. Data dikumpulkan secara recording pada kelompok peternak dan data peserta kontes ternak di Banten. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan kerbau ternyata tidak kalah dengan sapi potong demikian pula daya reproduksinya. Kelemahannya adalah lama bunting yang lebih panjang dari sapi, Kerbau memiliki umur produktif yang lebih panjang. Daya reproduksi yang rendah pada pemeliharaan tradisional ternyata disebabkan karena kurang tersedianya pejantan yang layak kawin, sehingga kesempatan kerbau dara siap kawin dan induk untuk menjadi bunting lebih panjang. Hal ini berdampak pada umur melahirkan pertama menjadi lambat dan jarak beranak menjadi panjang. 

Kata kunci: kerbau, pertumbuhan, jantan, betina

Published
2018-05-20
How to Cite
Talib, C., Matondang, R., & Herawati, T. (2018). DINAMIKA PERTUMBUHAN DAN HAMBATAN PENINGKATAN POPULASI KERBAU POTONG PADA PEMELIHARAAN TRADISIONAL DI PETERNAKAN RAKYAT. PROSIDING SEMINAR NASIONAL TEKNOLOGI AGRIBISNIS PETERNAKAN (STAP), 5, 251-256. Retrieved from http://jnp.fapet.unsoed.ac.id/index.php/psv/article/view/62
Section
Articles