JUMLAH ANAKAN DAN DIAMETER BATANG (PENNISETUM PURPUREUM CV RED) AKIBAT SISTEM TANAM CAMPURAN
Abstract
Sistem pertanaman campuran rumput dan legum perlu dilakukan untuk penyediaan ketersediaan pakan sepanjang tahun. Gamal (Gliricidia sepium) merupakan legum berkualitas dan sudah banyak ditanam masyarakat. Kombinasi penanaman Gliricidia sepium dengan 2 varietas rumput Gajah diharapkan menghasilkan biomassa serta nutrien yang tinggi per satuan luas. Penelitian ini bertujuan mendapatkan kombinasi terbaik antara Gliricidia sepium dan 2 varietas rumput Gajah. Penelitian dilakukan secara experimental menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) 4 perlakuan yaitu rumput Gajah Merah (Pennisetum purpureum Cv Red) ditanam monokultur (M1), dan ditanam campuran dengan Gliricidia sepium (M2), rumput Pakchong (Pennisetum purpureum Cv Pakchong) ditanam monokultur (M3), dan ditanam campuran Gliricidia sepium (M4). Perlakuan diulang 12 kali pada tiap petak berukuran 3 x 3,2 m dengan total 460,8 m2 pada 48 unit percobaan. Analisis Variansi dilakukan dan diuji lanjut dengan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ). Hasil Penelitian rataan diameter batang tidak berbeda pada perlakuan M1, M2, M3 dan M4 masing-masing 22,03 mm, 21,56 mm, 19,95 mm dan 21,01 mm. Jumlah anakan berbeda nyata pada perlakuan M1, M2, M3 dan M4 masing-masing 5.34, 6.31, 1.30, dan 2.28 batang. Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan sistem pertanaman campuran menghasilkan anakan yang lebih tinggi dibanding sistem monokultur pada semua jenis rumput dengan diameter batang yang relatif sama.
References
Aritonang, S., S D Rumetor, dan O Yoku. 2020. Pertumbuhan Vegetatif Rumput Raja (Pennisetum Purpureophoides) Dengan Perlakuan Pupuk Anorganik Dan Organik. Jurnal Ilmu Peternakan Dan Veteriner Tropis (Journal of Tropical Animal and Veterinary Science) 10(1):29-87.
Dewi, DP R. 2018. Produksi Rumput (Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Defoliasi I Pertama Dengan Jenis Pupuk Yang Berbeda.” AVES: Jurnal Ilmu Peternakan 11(2):7-280.
Ernawati, A, L Abdullah, I G Permana, dan PDMH Karti. 2023. Morphological Responses, Biomass Production and Nutrient of Pennisetum Purpureum Cv. Pakchong under Different Planting Patterns and Harvesting Ages. Biodiversitas 24(6):39–47
Evizal, R, T Tohari, ID. Prijambada, J Widada, dan D Widianto. 2010. Penilaian Pohon Legum Pelindung Kopi Berdasarkan Keragaman Genetik, Produktivitas, Dan Aktivitas Bintil Akar. Pp. 228–34 in Seminar Nasional Keragaman Hayati Tanah – I (National Seminar on Below-ground Biodiversity – I). Lampung: Universitas Lampung.
Harianti, F, M Ridla, dan L Abdullah. 2023. Pertumbuhan Dan Produksi Hijauan Rumput Gajah Pakchong Panen Pertama Pada Pemberian Dosis Pupuk Dan Umur Potong Berbeda. Jurnal Ilmu Nutrisi Dan Teknologi Pakan 21(2):68–74.
Irawan, D., R. Wastiti, dan N. Hidayat. 2022. Pengaruh Jenis Dan Level Pupuk Anorganik Terhadap Pertumbuhan Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum). Prosiding Seminar 14–15.
Istikomah, N., Agustina, dan W Kunharjanti, 2017.Perbedaan Jarak Tanam Terhadap Produktivitas Defoliasi Pertama Rumput Mott (Pennisetum Purpureum Cv. Mott). Jurnal Aves, Desember 11(2).
Kaba, J S, S Zerbe, M Agnolucci, F Scandellari, A A. Abunyewa, M Giovannetti, dan M Tagliavini. 2019. Atmospheric Nitrogen Fixation by Gliricidia Trees (Gliricidia Sepium (Jacq.) Kunth Ex Walp.) Intercropped with Cocoa (Theobroma Cacao L.). Plant and Soil 435(1–2):323–36.
Lasamadi, Rahman D., S S Malalantang, Rustandi, dan S D Anis. 2017. Pertumbuhan Dan Perkembangan Rumput Gajah Dwarf (Pennisetum Purpureum Cv. Mott) Yang Diberi Pupuk Organik Hasil Fermentasi Em4. Zootec 32(5).
Ma’arief, A, Irjie, dan I Subagiyo. 2024. Pertumbuhan Dan Produksi Rumput Gajah Merah (Pennisetum Purpureum Cv Red) Pada Pemanenan 50, 60, 70 Hari. Universitas Brawijaya.
Moradi, H., M Noori, A Sobhkhizi, M Fahramand, dan K Rigi. 2014. Effect of Intercropping in Agronomy.J. Nov. Appl. Sci 3:315–20.
Naudin, C., H van der Werf, MH Jeuffroy, and G. Corre-Hellou. 2014. Life Cycle Assessment Applied to Pea-Wheat Intercrops: A New Method for Handling the Impacts of Co- Products. Journal of Cleaner Production 73(2):80–87.
Onjai-uea, N., S Paengkoum, N Taethaisong, S Thongpea, B Sinpru, J Surakhunthod, W Meethip, R A P Purba, dan P Paengkoum. 2023. Effect of Cultivar, Plant Spacing and Harvesting Age on Yield, Characteristics, Chemical Composition, and Anthocyanin Composition of Purple Napier Grass. Animals 13(1).
Prasetyo, P, H Harwanto, dan N Hidayat. 2023. Penggunaan Level Nitrogen Dari Jenis Pupuk Kimia Pada Jumlah Anakan Tiga Jenis Rumput Unggul. Angon 5(3):289–300.
Purwaningsih, S. 2009. Populasi Bakteri Rhizobium Di Tanah Pada Beberapa Tanaman Dari Pulau Buton, Kabupaten Muna, Propinsi Sulawesi Tenggara. J. Tanah Trop 14(1):65–70.
Qin, AZ, Huang GB, Chai Q, AZ Yu, dan Huang P. 2013. Grain Yield and Soil Respiratory Response to Intercropping Systems on Arid Lande. Field Crops Research 144:144.
Seseray, DY, EW Saragih, dan Y Katiop. 2012. Pertumbuhan Dan Produksi Rumput Gajah (Pennisetum Purpureum) Pada Interval Defoliasi Yang Berbeda. Jurnal Ilmu Peternakan 7(1):31–36.
Steel, RGD., Torrie J H 1993. Prinsip Dan Prosedur Statistika: Suatu Pendekatan Biometrik. Judul Asli : Principles and Procedures of Statistics. 2 Cetakan. edited by B. Sumantri. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Telleng, M., K G Wiryawan, P D M H Karti, I G Permana, dan L. Abdullah. 2016. Forage Production and Nutrient Composition of Different Sorghum Varieties Cultivated with Indigofera in Intercropping System. Media Peternakan 39(3):203–9.
Yoku, O, D Yohanis, Seseray Dan, M Krey. 2017. Pertumbuhan Dan Karakteristik Morfologi Rumput (Ischaemum Sp) Tanah Asal Amban Dan Kebar Dengan Level Dosis Pupuk Npk Yang Berbeda. Pastura 7(1):4–9.