ANALISIS AGROINPUT PADA PERUSAHAAN PETERNAKAN AYAM JANTAN (TIPE PETELUR) YANG DIBUDIDAYAKAN SEBAGAI AYAM PEDAGING
Abstract
Pembangunan peternakan merupakan salah satu aspek penting dalam pembangunan pertanian, terutama pada saat terjadinya krisis ekonomi dan moneter. Komoditas unggas mempunyai prospek pasar yang sangat menjanjikan. Hal ini karena karakteristik produk unggas dapat diterima oleh masyarkat, harga relatif murah dengan akses yang mudah diperoleh. Salah satu ternak unggas yang cukup potensial adalah ternak ayam jantan (tipe petelur) yang dibudidayakan sebagai sumber daging. Permasalahannya ternak ayam tersebut belum dikembangkan berorientasi agribisnis. Salah satu sub sistem dalam agribisnis yaitu subsistem agroinput. Tujuan penelitian ini yaitu untuk menganalisis pengembangan sub sistem agroinput (kandang, bibit dan pakan) usaha ternak ayam jantan (tipe petelur). Metode penelitian yang digunakan yaitu metode survei dengan pendekatan studi kasus terhadap perusahaan peternakan milik Bapak Reky di Desa Kayuuwi Kecamatan Kawangkoan. Analisis data yang digunakan yaitu analisis deskriptif yaitu mengkaji secara mendalam tentang pengembangan agroinput yang terdiri dari pemanfaatan kandang, bibit ayam dan pakan. Hasil penelitian menunjukkan lahan yang digunakan merupakan milik peternak untuk bangunan kandang ternak ayam, dengan konstruksi kandang dalam bentuk tradisional yang menggunakan sumberdaya lokal. Bangunan kandang dengan luas 144 m2 yang terbuat dari balok dan papan serta atap seng. Jumlah ternak ayam yang dimiliki satu periode 3000 ekor, dengan proses produksi dalam setahun 4 sampai 5 periode. Bibit (DOC) bersumber dari luar daerah yang dihasilkan oleh PT Comfeed Indonesia, dengan tingkat mortalitas 1 - 2 %. Harga bibit Rp 6500 per ekor. Pakan yang dikonsumsi yaitu berupa pakan pabrikan dengan jumlah konsumsi pakan sesuai dengan umur ayam, rata-rata 61,11 gram/hari. Harga pakan Rp 450.000/sak. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa input pakan yang dialokasikan untuk ternak ayam jantan (tipe petelur) yang dibudidayakan sebagai ayam pedaging merupakan komponen dengan biaya terbesar yaitu 74,79 persen.
References
Arifin dan A Biba. 2016. Pengantar Agribisnis. Penerbit Mujahit Press, Bandung.
Kurniawan, M.F.T., D. P. Darmawan, dan S. Astiti. 2013. Strategi Pengembangan Agribisnis Peternakan Ayam Petelur di Kabupaten Tabanan. Jurnal Manajemen Agribisnis 1 (2): 53-66.
Lestari, D, NVA Harini, dan JA Lase. 2021. Strategi dan Prospek Pengembangan Agribisnis Ayam Lokal Indonesia. Jurnal Peternakan 5 (1): 32-39.
Nurmi, A, MA Santi, N Harahap, dan MF Harahap. 2018. Persentase Karkas dan Mortalitas Broiler dan Ayam Kampung yang Diberi Limbah Ampas Pati Aren Tidak Difermentasi dan Difermentasi dalam Ransum. Jurnal Ilmiah Peternakan Terpadu 6(3): 134-139.
Nur’aini, RD 2020. Penerapan Metode Studi Kasus Yin dalam Penelitian Arsitektur dan Perilaku. Jurnal Inersia XVI (2): 92-104.
Sani, LOA, Nuraini, dan M Diwan. 2014. Potensi Agribisnis Usaha Ternak Ayam Broiler di Kota Kendari. Jitro 1 (1): 88-98.
Wibowo, B. 2016. Dinamika Kinerja Agribisnis Ayam Lokal di Indonesia. J Wartazoa 26(4) : 191-202.