PENGAMATAN VISUAL VULVA DAN PERUBAHAN BEHAVIOR SAPI ESTRUS PADA PEMELIHARAAN DI TINGKAT PETERNAK
Abstract
Ketepatan deteksi estrus pada sapi merupakan faktor penting dalam upaya peningkatan panen pedet, namun estrus sapi yang dipelihara di tingkat peternakan rakyat kadang tidak jelas. Diperlukan cara deteksi yang mudah tetapi tepat. Tujuh ekor induk sapi Peranakan Ongole (PO) diteliti untuk mengetahui penampakan vulva dan perubahan behavior saat induk sapi estrus di tingkat peternakan rakyat Kelompok Ternak Mergo Andhini Makmur, Sleman, Yogyakarta. Dilakukan pemeriksaan vaginal smear setiap tiga hari sebagai indikator sapi sedang estrus. Pengamatan secara visual terhadap penampakan vulva (keluar lendir, warna lebih kemerahan, bengkak, temperatur) dan behavior (agresivitas, melenguh, frekuensi dan lama makan, ruminasi, berdiri, berbaring, konsumsi pakan dan minum, urinasi, defekasi) dilakukan 24 jam setiap hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa saat estrus 100% induk sapi dari vulva mengeluarkan lendir, lebih merah 71,42%, bengkak 57,14%, temperatur rektal 38,13±0,320C. Dari behavior, frekuensi dan lama makan, frekuensi dan lama ruminasi lebih rendah (P<0,05) dibandingkan tidak estrus (11,00±2,94 vs 13,28±2,92 kali/hari, 3,87±0,78 vs 4,79±1,03 jam/hari, 12,57±2,07 vs 16,28±2,69 kali/hari, dan 4,73±1,16 vs 6,81±1,49 jam/hari). Disimpulkan bahwa deteksi estrus terlihat jelas dengan keluarnya lendir dari vulva, serta terjadi peningkatan kegelisahan yang ditunjukkan dengan lebih rendahnya frekuensi makan, lama makan, frekuensi ruminasi, dan lama ruminasi dibandingkan saat tidak estrus.