PROSPEK PENGEMBANGAN SAPI PERAH DI LUAR PULAU JAWA (KASUS DI PROVINSI SUMATERA BARAT)
Abstract
Populasi sapi perah sampai dengan saat ini masih bertumpu di P. Jawa yang mencapai 402.130 Ekor (98,62 Persen) dan diluar P. Jawa relatif rendah (1,38 persen). Prospek pengembangan saat ini sudah diarahkan pada wilayah luar Jawa akibat daya dukung pakan di P. Jawa sudah mengalami keterbatasan. Penelitian prospek pengembangan sapi perah diluar Jawa dilakukan di Provinsi Sumbar yakni di dataran rendah (Kabupaten Padang Pariaman) dan dataran tinggi (Kota Padang Panjang) untuk menggambarkan perbedaan agro-ekosistem, dengan melakukan survei terstruktur terhadap 33 peternak sapi perah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara umum pengembangan sapi perah masih merupakan binaan kelompok yang merupakan paternak baru yang awalnya sebagai peternak sapi potong yang dibangunkan kandang komunal dengan dikelola secara bersama. Kondisi agroekosistem lokasi sangat berbeda dimana di dataran rendah kebutuhan hijauan masih bertumpu pada rumput lapangan yang masih tersedia banyak, sebaliknya di dataran tinggi sudah melakukan pananaman pakan hijauan. Penampilan produksi susu masih rendah di dataran tendah yakni menapai rataan 10,02 lt/ekor/hr, sedangkan di dataran tinggi mencapai 15,86 lt/ekor/hari, karena pengaruh pakan khususnya konsentrat. Hasil perghitungan analisis ekonomi menunjukkan bahwa usahaternak sapi perah di dataran rendah cenderung masih belum memberikan keuntungan (perhitungan cost and return analysis) dan bahkan merugi Rp.1.518.272,-/pet/th, sebaliknya pada lokasi dataran tinggi sudah memberikan keutungan Rp. 17.156.666,- dan Rp.6.862.300,- pet/th. Hasil perhitungan analisis tipologi usaha (proporsi nilai usahaternak) hanya mncapai 9,89 persen dan dominan dari tanaman padi (42,84 persen) di lokasi dataran rendah, sedangkan di dataran tinggi mencapai 24,93 persen dan tertinggi adalah komoditas sayuran yang mencapai 30,26 persen. Faktor pemasaran susu masih menjadikan kendala terbatas diserap oleh café-café yang pada saat bulan puasa banyak susu yang tidak terserap karena café banyak yang tutup. Faktor pemasaran susu masih menjadikan masalah utama yang dihadapi pengembangan sapi perah din luar Jawa.