POTENSI GULMA KIRINYUH (Chromolaena odorata) SEBAGAI AGEN PEREDUKSI GAS METAN TERNAK RUMINANSIA
Abstract
Pemanasan global merupakan kondisi dimana terjadi ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat peningkatan suhu rata-rata di atmosfer, laut, dan daratan. Pemanasan global terjadi akibat adanya efek gas rumah kaca seperti CO2 (karbondioksida), CH4 (metan), N2O (dinitrooksida), dan CFC (cloroflourocarbon). Peternakan merupakan salah satu sektor pertanian yang menghasilkan metan dari proses fermentasi pakan yang melibatkan bakteri metanogen memproduksi CH4 dari gas CO2 dan H2. Tujuan review artikel ini untuk mengkaji potensi gulma kirinyuh sebagai feed additive ternak dalam rangka menurunkan produsi gas metan. Gulma kirinyuh (Chromolaena odorata) merupakan tumbuhan liar yang keberadaanya sangat mudah dijumpai, pertumbuhannya cepat, namun belum termanfaatkan secara optimal. Daun kirinyuh mengandung beberapa senyawa utama seperti tanin, fenol, flavonoid, saponin dan steroid. Upaya dalam menurunkan emisi metan dan meningkatkan produktivitas ternak sangat diperlukan. Salah satu cara yang terbukti berhasil dilakukan yaitu dengan memanfaatkan senyawa bioaktif tanin dan saponin pada pakan ternak ruminansia. Senyawa ini terbukti mampu memperbaiki keragaman mikroba rumen dengan menurunkan jumlah metanogen dan protozoa. Kandungan tanin dan saponin dari kirinyuh (Chormolaena odorata) dapat berpotensi digunakan sebagai feed additive ternak ruminansia dalam menurunkan gas metan dan meningkatkan produktivitas ternak ruminansia. Feed additive ini dapat diberikan dalam bentuk serbuk ataupun ekstrak.
